Wednesday, August 5, 2015

Cerita-Sex-Dewasa : Amel, One Night Stand Anal


Amel


Amel berjalan melewati perlahan ke sebuah bar, melewati remangnya suasana tempat ini dia sadar jika saat ini yang dia butuhkan hanya satu..



MABUK!



Dia memilih sebuah bangku tanpa penghuni di ujung bar. Dia menatap botol berkilau yang menawarkan kenyamanan instan untuknya, amel tersenyum ketika sang bartender mendekat. Sambil memainkan rambutnya yang indah dengan jarinya yang lentik. Bartender itu tersenyum menatapnya, amel pun tersenyum kembali , mata cokelat indahnnya membalas kembali tatapan sang bartender .



“Malam kak, ada yang bisa saya bantu?“ tanya bartender.

“Ehh,kok kakak sih? Panggil aja aku amel yah..” jawab amel sambil menjulurkan tangannya.

“Oh,iya kak.. ehh, amel maksudnya hahaha, aku Parda. Mau pesan minuman mel?”



“Hmm , apa yaa.. Jack Daniels aja ya, on ice please..”



“Oke.. Jack Daniels on ice coming up..” jawab parda yang langsung menyiapkan minuman yang dipesan.



Amel mencoba untuk membuat dirinya senyaman mungkin di kursi bar , dan menghindari tatapan dari orang-orang di sekelilingnya. Dia membetulkan gaun hitam yang dikenakannya , menarik turun sedikit ujung rok nya untuk menutupi pahanya yang menjadi santapan liar para pria disana. Amel memiliki sosok yang ramping , tubuhnya yang seksi semampai mampu membius setiap pria yang melihatnya, dengan belahan yang memanjang kebawah memunculkan indahnya bentuk bongkahan payudara yang tercetak jelas.



“Here you go mel..” parda menyodorkan minuman yang tadi dipesan oleh amel



" Ah , thanks"



Amel merogoh tasnya dan mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan dan meletakkannya di bar. parda mengambilnya dan pergi untuk mengambil kembaliannya. Amel mengangkat gelas dan memandangi isi minuman didalamnya seakan sedikit bersulangdan bergumam.



"Sialan lo mel , brengsek.. lo emang pantes dapetin apa yang lo dapet!" gumam amel.



Diteguknya minuman itu dan merasakan kehangatan menyebar di dalam perutnya. Tetapi batinnya bergejolak kembali, rasa marahnya muncul lagi . Dia masih tidak percaya bahwa Anton, pacarnya yang sudah menemaninya selama dua tahun telah berselingkuh selama setahun terakhir. Dia tertipu atas kebohongan yang diciptakan olehnya, sampai dia menemukan beberapa bukti pagi itu.. sebuah hadiah dan foto mesra yang disembunyikan di lemari beserta nama gadis tersebut. Ketika ditanya tentang hal itu anton mengakui semuanya dan menjelaskan bahwa hubunga mereka sudah lama terjalin . Amel pun akhirnya memberikan ultimatum pada anton. Dia segera keluar dan kembali ke apartemennya , berharap anton akan meneleponnya. Namun telepon itu tidak pernah ada. Berbagai macam pikiran gila berkecamuk dalam pikiran amel. Mungkin saat ini anton sedang keluar dengan selingkuhannya itu, mungkin mereka saat ini sedang menertawakan orang bodoh yang bernama amel.



Amel meneguk dalam minumannya. Mengutuk kesal para bajingan itu.. dia meneguk kembali minumannya dari, kemudian dengan rasa malas bermain-main dengan es , berputar-putar dengan jarinya. Dia bisa merasakan air mata yang menggenang di matanya, dia menggigit bibirnya untuk menjaga mereka agar tidak jatuh ke pipinya. Amel terkejut ketika dia tesadar bahwa minumannya telah kosong. Dia ingin mabuk.. Dia harus mabuk.. Dia hanya tidak ingin merasakan sakit lagi .



“Mau pesen lagi mel?” Bartender itu kembali, tersenyum padanya. Namun sekarang dia melihat sedikit ketidak jelasan dari amel yang tidak dia perhatikan sebelumnya .



“IYA!! gue pesen satu lagi parda..” Jawab amel sedikit mabuk.



“Oke mel..” Bartender itu melangkah untuk menyiapkan minuman selanjutnya.



“Hai cantik, kalo emang di izinin biar gue yang bayar minuman itu ya” tiba tiba terdengar suara seorang pria dari sebelah amel.



Amel menolehkan kepalanya ke arah suara tersebut. Terlihat seorang pria tampan, dengan rambut pendek seperti botak mengenakan kaca mata, janggut tipis di dagunya. Tingginya mungkin sekitar 170-an. Sedikit agak tambun memang, tapi tampaknya lebih banyak otot daripada lemak . Dia mengangkat alisnya padanya, seolah meminta jawaban untuk tawarannya tadi.



“Ah, oke thanks” jawab amel.



terlintas senyum diwajah pria itu dan mengambil bangku di sampingnya .dikeluarkannya kartu kredit dalam dompetnya ketika bartender kembali dengan minuman amel dan memesan satu untuk dirinya sendiri.



“Gue Pandu, lo?”



“Oh, gue amel.. sorry”



“Nggak apa-apa mel. Maaf nih ya, tapi kayaknya muka lo lagi sedih banget ya? Kalo boleh tau kenapa.. mungkin gue bisa sedikit ngebantu buang masalah lo..”



Akibat pengaruh minuman yang sudah menguasainya amel pun bercerita semuanya pada pria yang baru dikenalnya itu seperti pekerjaannya, dimana dia tinggal, dan tentang masalah dia dengan Anton mantan pacarnya itu. pandu terus menatapnya, nalurinya sudah benar.. amel terlihat lucu dengan rambut bergelombang yang membingkai wajahnya, berpadu dengan mata terindah yang pernah dilihatnya. Amel memiliki seluruh tipe yang dia suka terhadap seorang wanita. Pandu membiarkan pikirannya bertanya-tanya tentang apa yang berada didalam gaun hitam yang ia kenakan, dan merasakan sesuatu yang sedikit berontak diantara pahanya.



“Gue sedikit kesel denger cerita lo sama mantan lo itu mel, kok bisa ya? emang sih kebanyakan cowok itu anjing.. gue tau itu, karna gue itu cowok” sahut pandu menanggapi cerita amel tadi.



“Oh jadi lo anjing dong ndu? hihihi”



“Bukan, gue babi.. seenggaknya gue beda lah sama cowok laen, hahaha”



“Hahaha bisa aja lo ndu..” amel tersenyum manis sekali.

“Ya tapi kalo gue sih lebih milih buat anggap kalo semua cowok itu baik.. hihihi” amel melanjutkan kata katanya.



“Kaya mantan pacar lo itu? aah, sudahlah lupain aja.. lo bener mel, dan gue sedikit kagum sama orang yang melihat kebaikan dalam diri orang lain dan bukan yang buruk. Sini, mari kita bersulang."



Mereka berdua mengangkat gelas mereka, dan kemudian pandu melanjutkan kata-katanya “ Bajingan itu pasti menyesal karna udah nyakitin bidadari kaya lo..”



“Hahaha, bisa aja lo ndu..” amel berseru sambil meneguk kembali minumannya.



Satu gelas, dua gelas, tiga gelas.. percakapan antara Amel dan Pandu mengalir dengan mudah dan bebas seakan mereka sudah saling mengenal sejak lama. Lelucon yang sedikit garing, namun dapat membuat mereka tertawa, dan itu tidak lama sebelum tangan pandu membelai bahunya dan mengusap lengannya. Sudah begitu lama sejak seorang pria telah mencoba untuk memenangkan hatinya , telah mencoba merayunya , dan ia menemukan semua itu dalam sosok pria didepannya ini.



Tidak lama kemudian, Pandu telah menarik Amel dari kursi bar, dan memangku nya diantara kedua pahanya . Dia bisa merasakan tangannya yang mengusap punggungnya, hal itu membuat amel sedikit merinding. pandu terus menekan lebih dekat dan lebih dekat dengan tubuhnya.amel merasakan tangan di lehernya, mengusap lembut ke wajahnya, kemudian sebuah bisikan terdengar ditelinganya .



“Mel, lo itu cantik, lucu, menyenangkan, begitu indah.. gue bisa memikirkan se-enggaknya seratus hal yang bisa gue lakuin ke lo.. Begitu indah , begitu sempurna..” bisik pandu ditelinganya.



“Ahh, panduuu…” Amel mendesah saat hembusan nafas bibirnya menelusuri dari telinga ke lehernya.



Sudah berbulan-bulan , atau satu tahun sudah , sejak Anton membisikkan kalimat yang menggoda seperti apa yang orang asing ini katakan. Rasanya begitu baik untuk ingin dan diinginkan. Dia mengulurkan tangannya dan membelai lengan pandu , merasakan otot di bawah kemejanya . Pandu tmengerti jika saat ini amel tidak dapat menjawab karna kegalauan hatinya, ia hanya bisa menghela napas dan menggerakkan tubuhnya lebih dekat dengannya. Bibirnya mengecup mesra tiap jengkal lehernya sampai ke dagunya dan kemudian ke bibirnya. Ketika bibir mereka menyatu, Amel merasa dunianya mulai berputar dan berbalik. Dia menempel lengannya keleher pandu dan kembali berciuman dengan penuh semangat, amel menerima pagutan lidah pandu saat ia meluncur di antara bibirnya. Amel merasakan tangannya pandu mulai meluncur dari punggunggnya ke bongkahan pantatnya dan entah bagaimana dia tidak peduli jika seluruh bar sedang mengawasi mereka . Dia merasa hidup kembali untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, dan dia tidak mau menyerah perasaan ini .



Pandu menghentikan ciumannya,dia membelai rambutnya dan mencium ujung hidung sampai ia membuka matanya. Tidak ada senyum diwajah pandu, ia menatap lembut wajah amel seolah mengharapkan semacam jawaban di sana. Dia menatapnya dengan pertanyaan di matanya.



“Amel.. gue mohon lo jangan marah dulu, tapi gue mau lo mel.. sekarang..”

“ Gue mau ngerasain indahnya tubuh lo di bawah gue, gue mau bikin lo menjerit nikmat, nikmat yang nggak pernah lo rasain sebelumnya.. gimana mel?” Dia menciumnya lagi.

“Mau pindah tempat?”



Amel mencoba untuk mendapatkan kembali ketenangannya, mencoba untuk membuat dunia berhenti berputar.. Dia fokus pada pertanyaan-pertanyaannya, dan ia tahu ia tidak bisa begitu saja meninggalkan bar ini tanpa dia.



“Iya..” Amel menjawab dengan bisikan ditelinga pandu.

“Sebenarnya , apartemen gue deket dari sini.. mau kesana?”



“Oke, let’s go to your place.. lo bawa mobil? Apa mau pake mobil gue?”



“Gue bawa mobil kok ndu..”



“Kalo gitu gue ngikutin lo aja ya dari belakang..”



“Ya , oh ya..”



Amel menghabiskan minumannya dan menyambar tasnya . Mereka berjalan bersama-sama melewati udara malam dengan saling berpelukan. amel berjalan ke mobilnya, pandu membukakan pintunya dan membantunya masuk ke dalam. Hatinya berpacu begitu cepat , dia tidak yakin apakah dia bisa bernapas.



“Lo yakin mau bawa mobil sendiri mel?” Tanya pandu sedikit khawatir.



" Iya , gue nggak apa apa kok, lo cukup ikutin gue aja ya..”



“Iya mel..” jawab pandu sambil menutup pintu dan menuju ke mobilnya yang diparkir tidak jauh dari situ.



Amel membawa mobil Honda Jazz merahnya keluar dari tempat parkir, ia melihat mobil Rubicon hitam dibelakangnya .disepanjang perjalanan perasaan amel bergejolak merasakan rasa yang sudah lama tidak dia rasakan.



“Perasaan apa ini? Kok gue bisa begini sama orang yang baru gue kenal” pikir amel.



Sesampainya di apartemen mereka menuju ke apartemen amel, saat didepan pintu amel sedikit meraba-raba lubang kuncinya, dia merasa tangannya di tubuhnya.. amel menggeliat, tapi ini sepertinya hanya untuk mendorongnya agar masuk lebih cepat. amel akhirnya berhasil membuka pintunya, pandu langsung mendorong amel melalui pintu , dengan sedikit gerakan pintu ditutup dengan kakinya. Tiba tiba mereka saling berpagutan penuh nafsu, saling mengeksplorasi , menggoda , menarik.. amel menggerakan tangannya untuk membuka kancing pada kemeja pandu sambil terkikik di bawah bibirnya. Ditariknya kemeja pandu yang telah terbuka melewati bahunya, memperlihatkan dadanya. Mengusapkan jarinya yang lentik diatas dada bidangnya pandu, amel tersenyum manis saat dia melihat pandu mendesah .



Amel menciumnya lagi sambil cepat membuka gaunnya hingga menyisakan hanya bra dan celana dalamnya. Pandu tertegun memandang pandangan indah didepannya ini lalu dengan cepat membuka sepatunya dan menendangnya kesamping . Tangannya mengelus rambut dan tubuh amel. Pandu mengecup keningnya perlahan lalu menurunkan kecupan di hidungnya sampai berakhir di bibirnya. Keduanya mulai terlibat kembali dalam pagutan liar mereka. Tangan pandu bergerak menekan bongkahan dada amel yang masih tertutup oleh bra , meremas sampaikeluar desahan dalam diri amel di bawah sentuhannya.



“Ahh,panduu.. sshh..”



Tangannya yang lain meluncur kepahanya , merasakan lembutnya kulit dari seorang bidadari yamg menggairahkan didepannya. Pandu tidak dapat menahan gairah yang sudah bergemuruh, segera dibuka celananya dan dibuangnya kesamping. Tercetak jelas bentuk penisnya yang sudah mengeras keluar dari boxer nya. Dia harus melihat apa yang berada didalam bra dan celana dalam wanita didepannya. Payudara penuh amel yang terbungkus dan menempel lembut pada bra nya seolah menantang pandu untuk terus menyentuhnya. Pandu kembali untuk mencium belahan dada amel yang masih terbungkus rapi, mengecupnya perlahan sambil mengusap lembut punggungnya, amel mendesah.. dipegangnya kepala pandu, dan ditariknya ke arahnya.



“hmmmmhhh…”



“Mel, lo itu wanita yang indah.. Tolong, jangan menyembunyikan keindahan lo dari gue ya..”



Amel tersenyum, ia melangkah mundur dengan gerakan menggoda. Pandu menatapnya dengan kekaguman. amel duduk di sofa dan perlahan membuka pahanya. Dia menarik pandu di antara kedua kakinya , dan ia bisa melihat di mana bentuk vaginanya tecetak jelas di celana dalam yang dikenakannya. Namun ketika pandu akan menyentuhnya, amel menarik tubuh pandu kesampingnya, dengan sedikit gerakan berputar amel merubah posisinya menjadi di antara selangkangan pandu. Ditariknya boxer pandu dengan cepat dan membuangnya kebelakang. Maka terpampanglah penis kokoh pandu yang sedari tadi sudah mengemis untuk beraksi.



“hmm, nice dick ndu.. i love it..”



Tangannya membelai lembut benda yang sudah keras itu, menggodanya ringan, dan kemudian memompa dengan keras sambil mengusap kedua biji penisnya. pandu tersentak saat ia merasa kan hangat di sekitar penisnya karena amel yang menjilat di sepanjang kemaluannya.



“Ssshh,ahh meellhh..”



Lidahnya berputar-putar di sekitar batang kemaluannya, menggoda pembuluh darah yang mulai berdenyut. Ketika pandu mulai terangsang kuat, amel menempatkan bibir seksinya di atas ujung penis pandu dan mulai bersemangat menghisap pre-cum yang keluar .Pandu mencengkram bahunya, mendesaknya untuk melanjutkan. Amel tersenyum menatapnya sebelum ia mengulum kembali penis itu di antara bibirnya, bermain-main dengan kepala penisnya. Tangan pandu mengelus rambut amel yang bergerak indah naik turun, amel makin cepat menggerakan bibirnya di penis pandu.



“Hmmhh.. mmmhhh..” desah amel disela hisapannya.



“Oughh, mellsss ahhh, mulut looh enakkkhh ahh..” pandu merasakan sesuatu akan keluar dari penisnya, namun dia ingin lebih dari ini, dilepaskannya dengan enggan kepala amel yang sedang asik memainkan penisnya danberkata.



“Sumpah enak banget mel, tapi kalo lo gitu terus gue bisa keluar..”



“Hihihi..” Amel tertawa , dan bercanda mencoba untuk meraih kemaluannya lagi. Pandu mengelak dan mendorongnya ke bawah di sofa. Dia membuka paha amel dan mendekatkan wajahnya ke pangkal pahanya. Pandu mengendus dan merasakan kelembutan kulitnya. amel mendesah dan kemudian mengerang kesenangan.



“Uhhh.. hmmm..”



Pandu merasakan amel mulai menggeliat. dengan lembut, nyaris menyentuh kulitnya, pandu mengusap bibir vaginanya dari luar celana dalamnya.Amel mulai mengerang , mendorong pinggulnya ke arahnya.

Pandu bergerak kearah atas tubuh amel meraih bra dan menarik kebawah. Payudaranya bagaikan meloncat keluar dari kurungan mereka, dengan cepat pandu merengkuh kedua payudara indah tersebut , meremas.. Putingnya telah keras akibat rangsangan yang tidak dapat terbendung. Pandu mengarahkan mulutnya mengecup gemas putting amel yang menantang itu. Mengulumnya, menyedot, dan membiakan lidahnya menari di putting amel, amel menikmati sensasi yang dirasakannya.



“Ohh iyaahh, hmmphh aahhh nduuu ahhh..”



“cup,slruupp,mmhh..”



Pandu terus menghisap puting kirinya dan mulai bergerak liar disana, sementara tangan yang lain bekerja menarik dan memutar putting payudara sebelahnya. Tangan amel bergaerak seirama dengan kenikmatan yang dideranya melewati tubuhnya pandu, bahunya, dipunggungnya, dirambutnya. Pandu terus mengisap payudaranya bergantian, ketika pandu akhirnya berhenti dan menatap putingnya amel yang telah basah .



“Toket lo emang luar biasa mel, waahh.. baru kali ini gue liat toket seindah ini..”



“Ohhmm nduu, gue ma- aahhhhh.. ohhhhh nduuuu ssshhh…”



Desahan amel terjadi karena pandu secara tiba tiba kembali mendekatkan wajahnya di tengah selangkangan amel dan menghisap kecil vaginanya, ia mengangkat kepalanya dan menarik nafas aliran udara di seluruh bahan yang tipis. Karena desakan kesenangan bergairah itu ia tahu ia tidak menahan diri lagi. Dengan lembut pandu menarik kesamping celana dalamnya amel sehingga menunjukkan bentuk vaginanya yang halus dan rapi, dibukanya bibir vaginanya hingga merekah indah sebelum akhirnya mendekat . dijilatnya vaginanya dengan lembut, lidahnya melesat di antara lipatan vaginanya sedangkan jari-jariny membuka lebar vaginanya agar mudah dijilat. Amel menggeliat liar dan bergerak kekanan dan kiri, pinggulnya berputar melawan dia.



“Auhhh aaahhh nduuuhh, ohhh aaahhh ssshhh mmhhh…” desah amel menikmati serangan pandu.



Pandu bergerak menuju klitorisnya dan menghisapnya diselingi dengan sapuan lembut lidahnya. Sensasi itu menembak gelombang kenikmatan yang tak terjelaskan melalui otak amel. Amel mulai mengejang terhadap lidah yang memberinya begitu banyak kesenangan , bahkan pinggulnya tidak bisa tinggal diam ketika pandu memasukan jari pertama kedalam vaginanya dan kemudian dua jari ke dalam vagina itu , amel berteriak histeris. Pandu tetap mengisap klitorisnya ke dalam mulutnya dan mulai mengocok keras jarinya pada vagina amel.



“Yess, ohh yess.. terusss ahh terussshh, jangan berhenti . Jangan berhenti sekarang! Ohhh , gue mau nyampe , gue aahhh mauuhh nyampeee!!” racau amel.



Pandu merasakan kepalanya tercengkram oleh kedua paha amel, pinggulnya mulai terangkat keatas. amel merasa ditubuhnya ada yang akan melesak keluar, dan kemudian gelombang kenikmatan menerobos melewati vaginanya. Dia menyentak , kejang-kejang , menangis , dan meremas kepala pandu antara pahanya.



“AAHHHH, UHHHMMM GUEE AAHH SSHHH OOUHH!!” teriak amel.



Pandu menelan semua cairan gairah dari vagina amel sambil terus memainkan lidahnya di klirotis amel.



“Ndu, please! Tar dulu ahhh.. sshhh!”



Namun pandu terus menjilati klitorisnya , dan secara tiba tiba menghentikan aktifitasnya.



“Nduu? Aahhh.. diaaaa maaaahh… hihihi” amel tertawa.

“Ndu please, gue mau kontol lo sekarang” desah amel.



Wajah pandu muncul di antara kedua pahanya dan ia tersenyum.



“Lo mau gue ngentot memek kecil yang imut ini? Yakin mau?” kata pandu menggodanya.



“Iya nduu.. oh my god, please fuck me.. fuck me now ndu..” amel memohon karena nafsunya yang tidak terbendung.



Pandu memegangi kaki amel yang terbuka lebar, vaginanya merah mengkilap akibat cairan yang keluar dari vaginanya. Amel meraih celana dalamnya ke satu sisi, mengekspos diri kepadanya. pandu meraih penisnya yang tebal dan panjang di tangannya, di tempelnya dibibir vaginanya, ditepuk tepuk sebentar lalu mendorongnya perlahan melewati vagina itu.



“AAHH, nduuu ohh gede bangett ahhh sshh..”



Amel mengerang pelan saat merasakan vaginanya mulai ditembus oleh penis pandu yang kokoh, wajahnya meringis saat pandu memasukkan penisnya lebih dalam.



“Mel.. sakit? Lo mau gue stop?” Tanya pandu yang melihat amel seperti meringis.



“Jangan nduuhh oouhhss teruss masukkiinn , gue mau kontol lo nduuh ouhsshh.. fuck me ndu, memek gue penuh bangetthhh.. ssshh ahhh.. Fuck me , please!!"



Pandu bergerak kembali perlahan memompa penisnya untuk masuk dalam vagina sempitnya amel.



“Iyahh ituuuhh Ouhhss , oh yes! Fuck me hard nduuu..”



“Ohh mell, memek looh sempiithh bangetthh aahhh..”



Dipompanya penisnya terus untuk masuk kedalam vainanya yang telah banjir shingga melancarkan penisnya untuk masuk lebih dalam.



“Ahhh…mellll….”



“Mmmhh.. uuhhh..”



Didiamkannya selama beberapa saat sambil menikmati sensasi kehangatan dan kelembutan pijatan memeknya disekitar penisnya.

Amel mulai terbiasa dengan besarnya penisnya pandu yang mengisi nikmat penuh vaginanya lalu dia mulai memutar pinggulnya. Dia mulai mengejangkan otot vaginanya. Pandu mengerang kenikmatan merasakan sensasi luar biasa ini dan kemudian secara perlahan mulai menggerakan pinggulnya naik turun memompa vagina amel, semakin lama semakin cepat.



“Ahh nduu, ooouuhhh aaahhhh ssshhh” amel meringis menahan sakit campur nikmat yang dia rasakan.



Pandu terus memompa vagina nikmat itu sambil melihat penisnya keluar masuk , pandu bisa merasakan penisnya seolah tersedot vacuum yang sangat dahsyat.. semakin cepat pompaan pandu di vaginanya, menimbulkan bunyi decak antar kulit terhadap kulit yang dibalut cairan, teriakan mereka keras mengisi ruangan itu.



“AAHH PANDUUHH… OOHHH AAAHHH YEESSS OOHHH MYYY GOOOODD AAHHH!!”



“MMHHH AAHHH OUUHHSS MEELLSS AHH ENAAKKHH AAHHH!!”



Amel menyukai cara pandu menyetubuhi dirinya. Kenikmatan yang dia rasakan begitu dalam seakan melesak keluar meletupkan hasrat dia selama ini..



“NDUUU GUEEHH MAAUU AHHHHHHHHHHHH!!!”



Vagina amel mengedut kencang menandakan orgasme dia yang kedua kalinya. Pandu menikmati sensai luar biasa pijatan vagina amel yang menegang menyelimuti penisnya.



“Ouuhh sshhh aahh, nduuu enaaakkkhh ohhh..”



“Hmmhh memek lo juga enaakkh bangeeth mellhh.. mantan lo itu bener bener tolol.. uhhh”



Karena perkataan pandu sebuah pikiran tiba-muncul di pikiran amel, sebuah dendam yang ia rasakan pada anton sebelumnya. Amel teringat kalau anton selalu ingin mencoba anal seks, tapi amel tidak pernah mengizinkannya karna dia terlalu takut sakit.



“Hmm, ini saatnya ton.. gue bakal kasih sesuatu yang ga pernah gue kasih ke lo..”pikir amel



Amel sekarang menatap wajah Pandu dan tersenyum.. Ya, dia tahu apa yang ingin dia lakukan. Dan untuk beberapa alasan, dia tidak lagi takut.



“Mmm.. ndu, lo belum keluar kan?” Tanya amel.



“Iya mel, gue lanjut lagi ya.. enak banget mel..” jawab pandu sambil mulaimemompa kembali tubuh amel perlahan.



“Ouhh.. sshh.. Ndu, I want you to fuck my ass..bring me to my tight hole.. ahh”



Pandu tidak bisa percaya apa yang ia dengar. Dia memperlambat gerakannya, dan menatap wajahnya.



“Lo yakin?”



“Ya ndu..Tapi.. ndu gue nggak pernah anal sex..”



“Jangan khawatir mel.. lo pasti suka.. i promise!” Pandu membungkuk dan mencium dengan lembut pada bibir sebelum memberinya senyum.



Perlahan pandu mencabut keluar penisnya dari vagina amel dan kemudian mencelupkan jari-jarinya ke dalam vagina. amel sudah cukup basah, sehingga sepertinya tidak perlu lagi pelumas,. Disentuhkannya jari jarinya diatas lubang pantatnya amel.



“Ganti posisi dulu mel, doggy style ya biar gampang keluar masuknya.. terus kalo nantinya agak saki lo mainin itil lo pake jari ya mel..”



“Iya.. pelan pelan ya..”



Amel berbalik dan berlutut di sofa, meraih lengan untuk pegangannya. Tiba-tiba hatinya berdebar-debar dan napasnya datang begitu cepat. Amel hampir melompat dari sofa saat dia merasa lidahnya pandu ada di lubang pantatnya, menjilati lubang yang akan segera dimasuki oleh pandu. Amel menunggu dengan sabar, mengantisipasi kesenangan yang dijanjikan .



Pandu membasahi pantat amel dengan lidahnya, dijilat terus sampai lubangnya benar benar basah. Dia menarik celana dalam amel jauh ke samping . Diarahkan penisnya kea rah lubang pantatnya lau menggesek gesekan kembali ke lubang vaginanya.



“Usap usap itil lo mel, biar lo lebih enak..” kata pandu yang sudah bersiapsiap.



Pandu merasakan jari jari amel sudah bermain di atas klitorisnya , dan mendengar desahannya. Maka dipindahkannya penisnya kea rah lubang pantatna. Pandu mulai mendorong kemaluannya melalui lubang mungil yang terbuka dan medengar suara amel yang terkejut.



“Ngeden mel.. sekarang..”



Amel mendorong keluar seperti yang diarahkan, dan tiba-tiba merasakan kepala penis yang melewati otot di sekitar pantatnya. Amel merasakan dirinya terhenyak dengan cara yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Erangan keluar dari mulut amel namun bukan dari rasa sakit tapi dari rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelummnya. Jari-jarinya secara otomatis bekerja lebih pada klitorisnya , dan dia bisa merasakan tubuhnya merespons.



Amel mengusap klitorisnya lebih keras, sensasi menyenangkan mengalir melalui tubuhnya . tubuhnya mulai bereaksi atas sensasi baru ini, dia mulai mendorong mengikuti iramanya , perlahan-lahan . Perlahan-lahan , ia membawanya ke pantatnya . Perasaan ini adalah baru baginya , tapi dia terkejut tidak ada rasa sakit . Begitu ia sepenuhnya di dalam dirinya , ia merasakan nikmat yang memungkinkan dirinya untuk terbiasa ini. Pandu bergerak perlahan, membiarkan dia merasa lebih dari dirinya , Amelpun mendesah. Klitorisnya mulai membengkak di bawah jari-jarinya dan ia tahu orgasme ketiganya tidak akan lama datang.



“Oh , Nduuhh.. ahh gue mau lo yang kenceng nduuu ahhh..”



Pandu tahu ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Pemandangan penisnya yang dimakamkan di pantat halus Traci adalah lebih dari yang pernah ia rasakan. Pandu meraih pinggulnya dan mulai bergerak lebih cepat terhadap dirinya . Segera dia memajukan pantatnya, kulit perutnya yang menampar melawan pantatnya, dan dia bisa merasakan bola-nya membentur vaginanya.



“MELL, AHH AYOOO MELLLHH BARENNGGGSS KELUARSNYAAH AAHHH.."



" NDUU AAHHH GUE JUG JUGAA KELUAARRHH AHHHHH..” Dia berteriak .



Segera setelah ia merasa otot-otot di pantatnya meremas penisnya , pandu merasa dirinya meledak dalam dirinya. Dia menabrak dirinya mentok ke pantatnya. Dia menahan dirinya dipantat amel, merasakan kemaluannya kosong dan mengalir sendiri ke tubuhnya. Dia menarik kemaluannya keluar dari pantatnya dan meremas sisa tetes terakhir dari sperma ke pipi pantatnya .



Pandu membungkuk ke amel, terengah-engah, menunggujantungnya untuk berhenti berdetak begitu keras. Mereka tetap seperti itu selama beberapa menit, sampai mereka berdua roboh ke sofa. Pandu menaruh lengannya di sekitar amel dan menariknya ke arahnya untuk ciuman panjang.. pandu kermudian memeluk amel kedalam dirinya, dan mereka membelai tubuh masing-masing .



Perlahan-lahan , alkohol mulai luntur , dan amel mulai sadar dampak dari apa yang telah ia lakukan . Bagaimana dia rasakan ? Apa yang akan terjadi selanjutnya ? Canggung selamat tinggal ? Dia menatap amel dan ia mencium keningnya.



"Sudah malem"kata amel singkat.



"Ya, oke" jawab pandu dengan berbisik .

"Mel, Jangan pernah lupa kalo lo itu cantik, gue nggak bisa mengatakan betapa senangnya gue hari ini.. “



"Well , terima kasih.. Lebih dari bagus. gue menyukainya, sekarang lo pulang ya.." Sahut amel.



“Loh? Gue pikir lo mau jadi.. ahh, sudahlah.." katanya sambil tersenyum.

” Jaga diri lo ya mel, harus baik untuk diri sendiri.."



“Ya ndu, makasih ya..”



Pandu menciumnya kemudian , panjang , lambat dan lembut . Ketika ia melepaskannya , ia dengan cepat mencium keningnya , berbalik , dan berjalan keluar pintu. sebaliknya amel mengunci pintu , dia mendengar mobilnya pandu pergi menjauh, kemudian melihat lampu belakangnya melaju pergi..



“Apa gue pernah bertemu dengannya lagi ? Kenapa dia ? Mungkin” batin amel..



Amel menggeliat dan menguap.. Dia memikirkan kembali kejadian tadi malam, dan senyum melengkung di sepanjang bibirnya.. Dia tahu dia akan sakit besok , tapi untuk saat ini , dia merasa indah dan hidup . Dia mulai untuk melihat sekitar kamar tidurnya , dan melihat lampu pesan di mesin penjawab teleponnya berkedip. dihentikannya lampu kedipnya dengan memencet tombol, ia menyalakannya, dan membeku saat mendengar suara Anton.



“Mel.. , maafin ketololan aku.. Maafin aku .. Untuk semua yang udah aku perbuat mel.. Maafkan aku mulai melihatt cewek lain. Maafin aku atas semua omong kosong yang udah aku omongin kekamu. Aku butuh kamu Amel , aku mau kamu dalam hidupku.. Please mel Apakah, aku mohon kamu maafin aku, setidaknya kita bisa membicarakannya.. Dengar mel, aku cinta banget sama kamu.. tolong hubungi aku mel.. please.. aku mencintai kamu sungguh.. Amel , please”

Pada akhir pesan, Amel tersenyum.. Saat ia mengangkat telepon dan memutar nomornya, ia tahu ia akan selalu memiliki kenangan rahasia manis malam ini untuk dia ulang kembali..


EmoticonEmoticon