Showing posts with label Cerita Dewasa Perawan. Show all posts
Showing posts with label Cerita Dewasa Perawan. Show all posts

Thursday, August 31, 2017

Cerita Seks Berulang Kali Suara Mendesah Nikmat

Cerita Seks Berulang Kali Suara Mendesah Nikmat


Cerita Dewasa ABG - Ketika itu disekolah ada kegiatan basket untuk mengikuti lomba basket yang diselenggarakn oleh produk permen yang terkenal dan sebgai pemain inti aku juga mentaati aturan yang diberikan oleh pelatih basketku, dan diharuskan untuk menginap sebagai salah satu latihan.Yah, terpaksa aku menginap juga di sekolah. Ternyata yang menginap tidak hanya tim basket putra tetapi juga tim basket putri. Dalam hati aku bersorak gembira karena di tim basket putri di sekolahku terdapat banyak cewek cantik.

Apalagi pakaian tim cewek memang sangat sexy. Memang mereka bisa main basket, cuma yang bisa bermain bagus hanya satu atau dua orang saja. Aku datang ke sekolah pukul 16:00 WIB. Setelah menaruh tasku di kelas, aku segera bergabung dengan teman-temanku.

Saat itu langit masih agak terang, sehingga aku masih bisa bermain di lapangan basket yang outdoor. Latihan berjalan seperti biasa. Pemanasan, latihan lay-up dan permainan. Seperti biasa, putra dan putri dicampur. Jadi di satu tim terdapat 3 cowok dan 2 cewek.

Aku main seperti biasa tidak terlalu ngotot. Saat itu tim lawan sedang menekan timku. Vinna sedang melakukan jump shoot, aku berusaha menghalanginya dengan melakukan blocking. Namun usahaku gagal, tanganku justru menyentuh bagian terlarangnya.

Aku benar-benar tidak bermaksud menyentuh dadanya. Memang dadanya tidak terlalu besar namun setelah menyentuhnya kurasakan payudaranya sangat kenyal. Lalu aku meminta maaf kepadanya. Vinna pun menerima maafku dengan wajah agak merah.

Setelah itu giliran timku melakukan serangan. Lagi-lagi aku berhadapan dengan Vinna. Aku berusaha menerobos defend dari Vinna. Namun tak sengaja aku menjatuhkan Vinna dan aku dikenai personal foul. Aku mencoba membantu Vinna berdiri.

Kulihat kakinya berdarah, lalu kutawarkan untuk mengantarkannya membesihkan luka itu. Vinna pun menerima ajakanku. Kami pun berjalan menuju ke ruang guru yang jaraknya memang agak jauh dengan lapangan basket. Vinna berjalan tertatih-tatih, maka kubantu ia bejalan. Saat itu sekolahku sudah kosong semua, hanya tinggal kami tim basket dan karyawan sekolah.

Sesampainya di ruang guru, aku segera mengambil peralatan P3K. Kubasahi luka di paha kiri Vinna dengan perlahan. Sesekali Vinna mendesah kesakitan. Setelah kucuci lukanya, kuberi obat merah dan kuperban kakinya.

Saat menangani lukanya, baru kusadari bahwa Vinna juga memiliki kaki yang menurutku sangat sexy. Kakinya sangat panjang dan mulus. Apalagi dia hanya mengenakan celana pendek. Kuarahkan pandanganku ke atas.

Dadanya tidak terlalu besar, namun cukuplah bagi cewek berusia 17 tahun. Oh ya.. Vinna berusia 17 tahun, rambutnya lurus panjang sebahu, kulitnya putih mulus, dia Asli Indo sepertiku. Tingginya 172 cm dan beratnya kira-kira 50 kg.

Tiba-tiba kudengar erangan Vinna yang membangunkanku dari lamunanku.

“Ada apa Vin?” kutanya dia dengan lembut.

“Kakiku rasanya sakit banget.” jawabnya.

“Di mana Vin?” tanyaku dengan agak panik.

“Di sekitar lukaku..”

Kupegang daerah di sekitar lukanya dan mulai memijatnya. Peniskulama-lama bangun apalagi mendengar desahan Vinna. Tampaknya ini hanya taktik Vinna untuk mendekatiku. Aku pun tak bisa berpikir jernih lagi. Segera saja kulumat bibir Vinna yang indah itu.

Vinna pun tak mencoba melepaskan diri. Ia sangat menikmati ciumanku. Perlahan, Vinna pun membalas ciumanku. Tanganku mulai merambah ke daerah dadanya. Kuraba dadanya dari luar bajunya yang basah oleh keringat. Vinna semakin terangsang.

Kucoba membuka bajunya, namun aku tidak ingin buru-buru. Kuhentikan seranganku. Vinna yang sudah terangsang agak kaget dengan sikapku. Namun aku menjelaskan bahwa aku tak ingin terburu-buru dan Vinna pun dapat memahami alasanku walaupun ia merasa sangat kecewa.

Kemudian aku membantunya kembali ke lapangan. Sebelum kembali ke lapangan aku mencium mulutnya sekali lagi. Kami pun berjanji untuk bertemu di ruang kelas IB setelah latihan selesai. Dalam hati aku berjanji bahwa aku harus merasakan kenikmatan tubuhnya. Sisa latihan malam itu pun kulakukan dengan separuh hati.

Setelah latihan, kami semua mandi dan beristirahat. Kesempatan bebas itulah yang kami gunakan untuk bertemu. Di ruang kelas itu kami saling mengobrol dengan bebas. Aku pun tahu bahwa Vinna belum pernah memiliki pacar sebelumnya dan kurasa dia menaruh hati padaku.

Perasaanku padanya biasa-biasa saja. Namun mendapat kesempatan ini aku pun tak ingin melewatkannya. Kami pun mengobrol dengan santai. Vinna pun bermanja-manja denganku. Kepalanya disandarkan ke bahuku dan aku pun membelai rambutnya yang wangi itu.

Entah siapa yang memulai, kami saling berpagutan satu sama lain. Bibirnya yang hangat telah menempel dengan bibirku. Lidah kami pun saling beradu.Kuarahkan ciumanku ke bawah. Kupagut lehernya dengan lembut sehingga Vinna mendesah.

Tanganku mulai aktif melancarkan serangan ke dada Vinna. Kurasakan payudara Vinna mulai mengeras. Kusingkap T-Shirt pink miliknya dan terlihatlah payudara Vinna terbungkus Triumph 32B. Ketika aku akan melancarkan seranganku, Vinna tiba-tiba melarang. Kali ini dia yang belum siap. Rupanya ia ingin melakukannya secara utuh denganku di suatu tempat yang pantas. Aku pun memahami maksudnya. Akhirnya kami hanya berciuman saja.

Keesokan harinya, kami kembali melakukan latihan basket. Namun Vinna hanya melakukan latihan ringan saja. Pukul 13:00 kami boleh pulang ke rumah masing-masing. Kutawarkan tumpangan kepada Vinna. Aku memang membawa mobil sendiri ke sekolah.

Kuantarkan ke rumahnya di sebuah jalan besar. Sesampainya di sana, aku diajaknya masuk ke rumahnya. Aku tahu bahwa Vinna tidak tinggal bersama orang tuanya. Orang tuanya terlalu sibuk mengurus bisnis mereka.

Vinna memang anak orang kaya. Pertama-tama aku minta ijin memakai kamar mandinya untuk mandi sejenak. Setelah selesai, aku menunggu di kamarnya. Kamarnya cukup luas. Suasananya pun cukup enak. Aku kini mengerti mengapa Vinna tak ingin melakukannya di kelas. Vinna juga sedang mandi rupanya. Memang cewek kalau mandi itu agak lama.

Tak lama, Vinna keluar dari kamar mandi dengan mengenakan T-Shirt Hello Kitty berwarna biru muda dengan celana pendek. Lalu kami pun berbincang-bincang. Aku pun memuji kecantikannya. Setelah agak lama berbincang, kami saling memandang dan kami pun mulai berciuman.Ciuman kali ini sangat kunikmati.

Kuraba dengan lembut payudara Vinna. Kemudian kubuka baju Vinna dan terlihatlah BH hitam membungkus payudara yang sangat indah. Aku termenung sejenak lalu mulai melepas pakaianku dan pakaiannya. Aku sudah telanjang sedangkan Vinna masih mengenakan pakaian dalam berwarna hitam. Kulanjutkan ciumanku di dada Vinna. Vinna melenguh perlahan menikmati perlakuanku.

Perlahan-lahan kuarahkan mulutku di antara dua belahan pahanya yang mulus. Lalu kusentuh permukaan celana dalamnya yang sexy dengan ujung lidahku. Badan Vinna seperti mengejang perlahan. Kuliarkan lidahku di celana dalamnya.

Vinna pun mendesah nikmat karena lidahku mengenai klistorisnya. Kulepas BH dan CD-nya hingga tampaklah sesosok tubuh yang sangat indah dan proporsional. Kembali aku mempermainkan buah dadanya. Buah dadanya sudah mulai menegang dan bentuknya pun menjadi sangat indah walaupun tidak besar.

Kugigit-gigit lembut putingnya yang menegang keras. Kuturunkan ciumanku ke arah rambut-rambut halus yang tertata rapi di bagian bawah tubuhnya. Kucium harum khas kemaluan Vinna. Kujulurkan lidahku masuk ke dalam belahan kemaluannya dan berusaha menemukan klistorisnya.

Ketika kutemukan daging kecil itu, Vinna mengeluarkan desahan-desahan yang sangat merangsang diriku. Aku semakin bergairah untuk merasakan sempitnya kemaluannya. Kemaluannya terus kulumat dengan lidahku. Tak lama kemudian, kurasakan kepalaku dijepit oleh kedua belah paha Vinna. Badan Vinna mulai mengejang, melonjak dan

Melengkungkan tubuhnya sesaat. Vinna telah mencapai orgasme pertamanya bersamaku. Kubiarkan ia menikmati gelombang orgasme pertamanya selama beberapa menit dengan terus memainkan lidahku dengan lembut di daerah sensitifnya. Kemudian Vinna terbaring lemas karena gelombang orgasme yang telah melandanya tadi. Ia sangat menikmati orgasme nya tadi.

Memahami kebutuhanku, Vinna kembali aktif. Vinna meraih batang kemaluanku dan menyentuhkan lidahnya ke kepala penisku. Kurasakan hisapannya masih malu-malu. Tapi terus kumotivasi dia dengan ucapan-ucapan kotor.

Dan usahaku berhasil. Lama-lama Vinna tidak lagi merasa canggung. Hisapannya mulai membuatku mendesah. Ukuran mulut Vinna pas sekali dengan lebar penisku. Jadi kenikmatan yang kudapat sangatlah nikmat.

Aku pun tak mau diam. Kuraih kedua paha Vinna dan kubenamkan kepalaku diantaranya. Sehingga kami membentuk sikap 69. Rangsangan-rangsangan yang telah menjalari tubuh kami berdua rupanya sudah semakin hebat dan tak dapat ditahan lagi. Vinna bergulir ke sampingku, memutar posisi tubuhnya sehingga kami dapat berciuman sejenak.

Aku bertanya, “Vin, aku masukkan ya?” Dengan lemah, Vinna pun menganggukkan kepala. Kubaringkan tubuhnya ke ranjang, kuangkat kedua belah tungkainya yang muluh ke bahuku. Kuarahkan kepala kemaluanku menuju ke arah kemaluannya.

Lalu kumasukkan kepalanya dahulu ke dalam milik Vinna. Rupanya kemaluan Vinna sangat sempit. Tidak dapat kumasuki. Vinna mendesah kesakitan sambil melonjak ketika aku mencoba menekannya. Sebenarnya aku senang mendapat vagina yang begitu sempit.

Namun aku sangat kesulitan memasukkannya. Aku sudah sangat bersusah payah melakukannya. Aku sangat berhati-hati dalam melakukannya, karena aku tak mau menyakiti Vinna. Aku merasa kasihan pada Vinna.

Vinna terpaksa harus menahan gejolak nafsu dalam dirinya karena hal ini. Wajahnya terlihat sangat menderita. Terpaksa kuambil jalan pintas. Kumasukkan sekali lagi kepala kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vinna dan kudorong sekuat tenaga, namun gagal. Justru aku kesakitan sendiri. Vinna pun menjerit kesakitan. Kucoba menenangkannya sebentar. Lalu kucoba lagi.

Setelah 5 menit akhirnya berhasil. Penisku ternyata dapat masuk seluruhnya ke dalam milik Vinna. Dapat dikatakan sangat pas. Kurasa milik Vinna sangat dalam, karena dari semua cewek yang pernah ML denganku, vaginanya tak ada yang dapat menampung milikku.

Paling-paling hanya 3/4-nya. Mungkin karena Vinna itu tinggi sehingga vaginanya juga dalam. Setelah masuk semua, kudiamkan beberapa saat agar Vinna terbiasa. Lalu penisku mulai kutekan-tekankan perlahan-lahan. Vinna masih mendesah kesakitan. Walau penisku dapat masuk semuanya tapi ini sangat terasa sempit.

Lama-lama kugerakkan agak cepat. Vinna sudah dapat mengikuti permainanku. Ia sudah dapat mendesah nikmat. Klistorisnya tergesek terus oleh milikku. Setelah agak lama, kuganti posisi. Aku berada terlentang di ranjang dan Vinna berada di atasku menghadap ke arahku.

Dengan posisi ini, Vinna dapat mengatur sendiri kecepatan penisku. Vinna menggerakkan sendiri pantatnya. Aku pun menaikkan pantatku saat Vinna menurunkan pantatnya. Tanganku pun berada di kedua bukit kembarnya. Sensasi ini sungguh luar biasa.

Vinna sangat menikmati permainan ini. Vinna mendesah lantang dan ia bergerak semakin seru setiap kali kejantananku menghantam ujung rahimnya. Gerakan kami berdua semakin cepat dan semakin melelahkan, sampai akhirnya Vinna mengejang dan membusurkan badannya kembali.

Gelombang orgasme kedua telah melandanya. Ia tampak masih berusaha meneruskan gerakan-gerakan naik turunnya untuk memperlama waktu orgasmenya yang kedua sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya yang lemas di atas tubuhku dan terdiam untuk beberapa saat. Tubuhnya bermandikan keringat. Aku menatap wajahnya yang menunjukan rasa bahagia.

Setelah memulihkan tenaga sesaat. Kembali aku melakukan permainan. Kali ini doggy style. Kubimbing ia pada posisi itu. Aku berdiri di belakangnya dan menusukkan penisku ke dalam miliknya. Kugerakkan penisku perlahan, namun lama-lama semakin cepat.

Vinna berulangkali mendesah sambil mengucapkan kata-kata kotor yang tak dapat kubayangkan mampu keluar dari mulut gadis cantik seperti dia. Sampai akhirnya aku merasakan spermaku sudah mengumpul di penisku. Kukatakan padanya aku hampir orgasme.

Dia pun hampir orgasme. Kupercepat laju penisku di dalam vaginanya. Kubuat agar Vinna keluar terlebih dahulu. Vinna pun meraih orgasmenya yang ketiga. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya untuk menambah sensasi baginya, walau aku harus mati-matian menahan laju spermaku agar tidak muntah di dalam.

Kemudian, kucabut penisku dan kumasukkan dalam mulutnya. Spermaku ternyata tidak mau keluar. Vinna pun berinisiatif mengulum penisku. Tak lama kemudian, spermaku muncrat di dalam mulutnya. Spermaku keluar banyak sekali.

Vinna kaget, namun ia segera menelannya. Kami diam sesaat. “Vin, kamu masih kuat untuk main lagi?” tanyaku nakal. “Tentu donk..” jawabnya mesra. Vinna memang memiliki stamina yang kuat. Walaupun tubuhnya telah basah oleh peluh keringat, ia masih belum capai.

Baca Juga : Kisah Seks Teman Kost Kakakku

Setelah penisku kembali tegang, aku duduk dan Vinna duduk di atasku. Kumasukkan kembali penisku ke dalam vaginanya. Kali ini sudah tidak sesulit tadi walaupun masih agak rapat. Kugoyangkan pantatnya untuk meraih kenikmatan.

Kugesek-gesek klistorisnya dengan penisku. Vinna kembali bergairah menyambutnya. Lalu kucoba menusukkan penisku keras-keras. Rasanya sungguh luar biasa. Vinna sangat menyukai tusukan itu. Ketika spermaku sudah mengumpul lagi, aku berganti posisi.

Vinna kutidurkan terlentang lalu aku tengkurap di atasnya. Kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat. Namun Vinna kurang menyukai posisi ini. Kuanjurkan dia untuk tengkurap di atas ranjang dan aku di atasnya. Seperti kura-kura saling menumpang.

Kumasukkan penisku ke dalam liang kenikmatannya. Vinna kembali merasakan rasa puas. Kugerakkan penisku dengan cepat. Vinna akhirnya keluar juga untuk yang keempat kalinya. Aku pun mengeluarkan spermaku lagi di kedua belah dadanya.

Kami pun tertidur selama beberapa jam. Ketika aku bangun, jam sudah menunjukkan pukul 19:30. Aku pun mencoba bangkit dari ranjang. Vinna pun terbangun. Saat itulah Vinna mengungkapkan perasaannya padaku.

Kuterima cintanya dengan tulus. Kami pun berpacaran. Setelah 5 bulan berpacaran, kami pun putus dengan baik-baik. Tapi aku tetap menyukainya Vin, di mana pun kamu, kalau kau membaca cerita ini. Ingatlah selalu kepadaku.
Read More

Kisah Mesum Ngewe Dengan Cewek SMU Saat Liburan

Kisah Mesum Ngewe Dengan Cewek SMU Saat Liburan


Kisah Mesum - Kali ini adalah pengalaman sex saya dengan ABG yang masih SMU bernama Linda. Setelah saya mengirimkan cerita saya tersebut, saya mendapat email dari Linda yang katanya tertarik dengan pengalaman sex saya dan kebetulan dia sedang di Lombok dalam rangka liburan bersama keluarganya.

Kami janjian lewat email bertemu pada bulan Oktober di sebuah rental internet. Tentu saja pembaca, saya yang menentukan lokasinya di rental internet tersebut, karena hari itu saya masih harus membalas beberapa email yang ingin berkenalan denganku dan mencari tahu tentang pariwisata di Lombok.

Pada hari Kamis, saya sudah stand by di rental tersebut, berdebar-debar juga rasanya saya menunggu Linda, seperti apa rupanya ya. “Selamat pagi, Om namanya Andi khan?” “Ya, betul.. Ini Linda ya!” tanya saya kembali padanya. Di hadapan saya sekarang adalah seorang cewek ABG yang cantik.

Saya perkirakan umurnya baru 16 tahun, tinggi 160 cm, berat 47 kg dan berkulit putih mulus khas cina dengan rambut lurus sebahu, memakai baju hem ketat warna krem, celana jins hitam tiga perempat yang pas. Duduk di samping saya tampak mengintip CD-nya yang berwarna putih. Kontol saya langsung tegak bagaikan Monas melihat cewek cantik ini. “Gimana khabarnya?” tanyaku membuka percakapan sambil mempersilakannya duduk.

“Baik Om, senang rasanya liburan ke Lombok” “Oh ya? Udah kemana aja Linda?” “Ke pantai Senggigi, terus Suranadi dan tempat gerabah itu” “Terus Linda sekarang sama siapa?” “Sama Papa, Mama dan sepupu, Linda tinggal di suatu Hotel”

“Wah, asyik dong..” “So pasti, tapi lebih asyik kalo diantar sama tour guide seperti Om” “Itu sich gampang Lin, yang penting ada komisinya lho” canda saya. “Tenang Om, dijamin nggak nyesel dech nganterin Linda” Linda orangnya supel dengan senyumnya yang manis mirip artis mandarin dan aroma tubuhnya yang sangat wangi.

‘Adik’ saya sudah nggak bisa diam nich. “Ceritanya Om Andi tuch asli khan?” “Tentu saja asli lho, dari pengalaman sex pribadi” “Enak dong”“Enak apanya Lin?” pancing saya mulai memepetkan tempat duduk. Ini baru kesempatan namanya.

Asik khan pembaca, bisa berduaan sama abg yang tentu saja masih seger-segernya.. “Gituannya lho..” jawabnya tersipu malu. “Emangnya Linda pernah gituan sama pacar?” “Ya.. Hampir pernah” “Hampir pernah gimana, nggak usah malu dech, ceritain dong”

“Siapa tahu Om bisa bantu” ujarku sambil tangan kiri saya merangkul pundaknya. Wah, Linda tampaknya nggak marah nich saya pegang pundaknya, berarti ada lampu hijau dong. “Janji ya Om, nggak bilang siapa-siapa” “Janji dech” saya menunjukkan tanda victory padanya.

“Gini Om, Tony pacar saya itu kalo udah nafsu cepat keluarnya, padahal Linda belum apa-apa” “Maksudnya..” tanyaku pura-pura blo’on padahal tahu maksudnya. “Iya, pas kontolnya Tony nempel di anunya Linda, udah keluar duluan” “Oh gitu, itu istilah kedokterannya ejakulasi dini” “Terus ngatasinya gimana dong Om”

“Ya, Linda harus bisa foreplay dulu, maksudnya pemanasan gitu” “Ya udah Om, tapi Tony maunya terburu-buru end lagian mainnya kasar sich” “Linda mau Om bantuin?” tanya saya yang sudah tidak lagi melihat isi layar monitor sejak tadi. “Maksud Om..?” “Ya.. Gimana caranya foreplay”

“Hus.. Om ini ngaco, Linda khan pacarnya orang” “Bukannya ngaco, Linda ya tetap pacarnya Tony, Om khan cuma memberikan petunjuk” jawab saya sungguh-sungguh membujuknya agar mau foreplay, habis potongan tubuhnya itu, alamak montok abis, mungkin rajin fitnes ya atau aerobic.

“Tapi.. Ada orang lho di sini Om, Linda khan malu” “Nggak ada orang di sini kok, sini Om pangku” rayuku sambil menarik pinggangnya untuk duduk di pangkuan saya menghadap monitor komputer. “Om.. Jangan..” celetuknya ragu dan canggung.

“Udah.. Atasnya doang kok, gimana?” tanya saya sambil membuka dua kancing atas hemnya hingga kelihatan BH merahnya, tangan kanan saya langsung masuk meremas payudaranya. “Ja.. Ngan.. Om.. Geli..” “Gimana rasanya pengalaman sex ini Lin..” “En.. Ak.. Sst.. Mmh” Linda kelihatannya sudah agak terangsang dengan permainan tangan saya, ditambah lagi ciuman saya yang mendarat secara tiba-tiba pada lehernya.

Tangan kiri saya juga mulai aktif meremas payudaranya yang sebelah. Ciuman pada lehernya saya ubah jadi menjilat, jadi kedua tangan meremas dan kadang-kadang memelintir kedua putingnya itu yang makin lama makin mengeras. “Mmh.. Mmh..” gumam Linda.

Beberapa menit kemudian.. “Udah.. Om.. Sst.. Udah..” tahan Linda sambil melepaskan saya dan merapikan bajunya. “Ada apa Lin, contoh foreplay belum abis lho” goda saya tersenyum. “Mmh.. Iya sich Om, cuman nggak leluasa di sini” “Maunya Linda dimana?”

“Tempat yang sepi orangnya gitu” Saya lihat tempat rental internet itu sudah mulai ramai kedatangan pengunjung, mungkin Linda agak terganggu juga konsentrasinya. “Gimana kalo di hotel aja Lin, di sana lebih tenang” usulku. “Iya dech.. Tapi jangan di Senggigi ya Om”, jawabnya sambil tangannya mengandeng saya mesra.

“Oke, nanti OM cariin yang agak jauh dari Senggigi” Dan kami pun check in di salah satu hotel yang agak jauh dari Senggigi, karena saya tahu Linda tidak mau ketahuan keluarganya, katanya dia bilang sama keluarganya mau ke rental internet selama 3 jam. Karena itu kami pergunakan pengalaman sex ini sebaik-baiknya.

“Wah, di sini baru tenang nich” kata Linda sambil memperhatikan hotel yang lumayan tenang karena tempatnya agak jauh dari Senggigi dan kota. “Nah, sekarang gimana? Mau nerusin pengalaman sex foreplay?” “Mmh.. Gimana ya” Linda agak ragu kelihatannya.

Wah, anak ini harus dirangsang lagi supaya mau foreplay, soalnya si ‘buyung’ sudah tegak seperti pentungan pak satpam. Kemudian saya membuka kaos atas saya dan celana panjang jins hingga tinggal CD, sengaja saya membuka baju menghadap ke Linda. “Wow.. Apaan tuch Om, kok kembung” kata Linda sambil menunjuk ke kontol saya.

“Linda mau lihat punya Om ya” Kutanggalkan semua celana dalam saya hingga saya bugil dan kelihatan kontol yang tegak itu. “Wow.. Kontol Om bengkok dikit ya..” terheran-heran Linda melihat bentuk kontol saya. “Ini baru asli lho Lin, tanpa pembesaran” ujarku sambil mendekatinya.

Kemudian tangan saya aktif membuka hem kremnya dan celana jins hitam tiga perempatnya. Sekarang tampak jelas BH merahnya dan CD putihnya yang cantik, pemandangan yang indah. Saya gendong Linda dan menaruhnya dengan lembut di sofa itu, kemudian saya mencium dan menjilat bibirnya serta tangan saya meremas payudara dan mencopot pengait BH-nya. “Om.. isep.. sst.. susu.. nya.. Linda..” rengeknya meminta saya menghentikan ciuman dan beralih ke payudaranya, ciuman dan hisapan saya giatkan, kemudian puting itu saya gigit perlahan.

“Terr.. us.. Om.. sst.. sst..” rintihnya sambil memindahkan kepala saya pada payudaranya. Tangan kiriku mengusap payudara sebelah kiri dan tangan kanan saya masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus, kemudian saya masukkan jari keluar-masuk dengan lancar.

“Ouh.. Mmh.. Enak.. Om.. Nah.. Gitu..” Saya turun lagi mencium perutnya yang putih bersih, turun lagi mencium CD-nya yang mulai basah. “Buka.. Aja.. Om.. Cepet.. Sst” celotehnya yang sudah bernafsu sekali sambil membuka CD-nya. Sekarang terlihat jelas sekali vaginanya yang masih kencang dan saya jilat dengan pelan dan semakin ke dalam lidah saya menari-nari.

“Sst.. Terr.. Us.. Om.. Mmh..” rintihnya tak karuan sambil menjepit kepala saya. Beberapa menit saya permainkan vaginanya dan paha bagian dalam Linda yang sudah sangat basah sekali. “Om.. Mmhmm.. Ganti.. Om.. Sstss” “Gantian gimana Lin..” goda saya sambil telentang.

“Gantian Linda isep kontolnya Om, tapi jangan keluar dulu ya” “Beres, nanti Om pakai kondom kok” “Mmh..” Linda tidak menjawab, soalnya sudah mulai menghisap kontol saya, pertama-tama cuma masuk setengah tapi lama-kelamaan masuklah semua kontol saya. “Terr.. Us.. Lin.. Jilat..” perintah saya sambil memegang kepalanya dan mendorong pelan supaya kontol saya masuk semua ke mulutnya.

Beberapa menit kami melakukan oral sex, Linda ternyata menikmati pengalaman sex itu. “U.. Dah.. Lin.. Om.. Nggak tahan.. Nich” “Iya Om, Linda juga pengin ngerasain senggama gaya kuda ama kontolnya Om yang bengkok itu hi.. hi..” celotehnya tertawa sambil mengambil posisi menungging.

“Sabar ya Lin, Om pasang kondom dulu” Kemudian setelah saya pasang kondom, saya masukkan ke vaginanya, tenyata meleset. “Aduh.. Om.. Pelan.. Dong” rintihnya kesakitan. Memang vagina Linda masih sempit kelihatannya dan posisi tersebut agak susah sich. “Lin tolong bantuin pegangin kontol Om”

“Sini Linda bantuin masukin tapi pelan ya” Linda kemudian memegang kontol saya dan mengarahkan ke vaginanya dan saya dorong pelan, pelan tapi pasti dan bless.. masuk seluruhnya dengan dorongan saya yang terakhir agak keras. “Aduh Om sakit” “Nggak apa-apa kok Lin, udah masuk kok” “Sst.. Om.. Gini rasanya ya.. Sst..” “Gi.. Mana.. Lin..”



“E.. Nak.. Sst.. Agak cepetan Om.. Sst” “Nahh.. Sst.. Gitu..” Genjotan demi genjotan saya giatkan sambil tangan kiri memegang perutnya dan tangan kanan memegang payudaranya. Plok.. Plok.. Plok.. Demikian kira-kira bunyinya. Kira-kira beberapa menit saya ngentot dengan Linda dengan posisi doggy style. Dan semakin lama semakin cepat.

“Ce.. Pat.. Sst.. Sst.. Om.. Aah.. Linda mau keluar nich” rintihnya tertahan. “Sa.. ma.. an.. Lin.. keluarnya.. sst.. yess..” jawab saya sambil mempercepat sodokan kontol saya. “Sst.. Lin.. Da.. Sst.. Kel.. Uar.. Om.. Argh..” jerit Linda. Tiba-tiba tubuh Linda mengejang dan saya pun juga, akhirnya crot.. crot.. crot.. Keluar cairan putih dalam kondom saya, bersamaan dengan muncratnya cairan di vagina Linda. Tubuh kami pun lemas menikmati sensasi yang luar biasa itu.

“Trim’s ya Lin, rasanya gimana?” tanya saya sambil mengecup pipinya. “Enak sekali Om, baru kali ini Linda puas” “Gimana ML ama Om Andi Lin?” tanya saya sambil mencium pipinya. “Puas rasanya ke Lombok, dapat plusnya lagi” katanya sambil ke kamar mandi dan beberapa menit sehabis mandi kemudian Linda sudah merapikan bajunya.

“Sampe besok ya, sehari lagi Linda pulang lho” “Okey, kapan melakukan pengalaman sex ini?” “Terserah Om dech, tapi jangan terlalu malam ya, nanti Papa curiga lho” “Gimana kalo jam 19.20 Om jemput?” “Okey dech, seperti biasa ya” Maksudnya seperti biasa adalah, Linda kujemput pakai mobil sewaan di Senggigi, tapi agak jauhan. Karena jika ketahuan bapaknya khan bisa berabe.

Pukul 19.30 Linda sudah berada dalam mobil bersama saya, dengan memakai rok jins span warna biru dipadu dengan kaos ketat warna putih selaras dengan warna kulitnya. Aduh mak, makin cantik aja nich ABG, pikirku. “Kita kemana Om?” “Bandara Selaparang” “Ngapain ke sana?” tanyanya heran. “Udah nggak usah banyak tanya, nanti juga tahu” “Linda ama Papa cuma dikasih ijin satu jam lho Om”

“Maka itu, Om mau kasih hadiah buat Linda” “Wah, terima kasih Om” jawabnya sambil mencium pipi saya mesra. Saya pilih bandara itu agar bisa romantis dan bisa lebih pribadi, tahu khan pembaca maksud saya, he.. he.. he… Setelah sampai di bandara, saya parkir mobil di tempat yang agak sepi, kebetulan juga kacanya hitam pekat.

Saya ajak Linda pindah ke tempat duduk belakang mobil Kijang itu agar lebih leluasa kalau mepet-mepetan. “Mana hadiahnya Om?” tanya Linda tidak sabaran, karena tidak tahu apa hadiahnya. “Om cuma mau kasih hadiah seperti kemaren” selidik saya menunggu tanggapannya.

“Maksud Om?” “Iya, seperti yang Om ajarkan kemarin, nah itu hadiahnya, tapi Linda mau nggak?” “Idih, si Om maunya..” jawab Linda sambil tersipu. Bagi saya itu sudah cukup merupakan tanda setuju dari Linda hingga tanpa menunggu jawaban dari Linda, saya langsung mencium bibirnya dan tangan saya sudah mendarat pada pahanya.

Saya elus-elus pahanya yang putih dan masih terbalut oleh jins biru yang sangat seksi hingga memperlihatkan lekuk-lekuk bodinya. Linda juga kelihatannya ingin menghabiskan malam terakhirnya bersama saya. dengan tergesa-gesa membuka celana saya sampai separuh dan melahap kontol saya yang sudah kencang dari tadi.

“Teru.. Ss.. Lin..” perintah saya sambil membuka kaos dan BH putihnya yang berenda itu. “Mmh.. Mmbmnb..” celotehnya tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontol saya yang maju mundur dihisapnya dengan irama yang cepat.

“Ud.. Ahh.. Lin.. Om.. Mau.. Kel.. Uar.. Arghh..” Tiba-tiba Linda melepaskan kulumannya, dan berganti posisi dengan saya yang berjongkok dan Linda yang duduk sambil membuka rok spannya. Pemandangan yang sangat indah pembaca, Linda memakai CD kuning yang bergambar hati atau cinta.

“Ayo Om, jangan diliatin aja” “Ya..” jawab saya sambil mencium vaginanya yang masih terbungkus CD kuningnya, jilatan demi jilatan membuatnya geli hingga pinggulnya ke kiri ke kanan tak beraturan. “Uda.. Hh.. Om.. Buka aja.. Sst.. mmh..” katanya menyuruh saya membuka celana dalamnya.

Dengan dibantu Linda, saya membuka celana dalam beserta rok spannya hingga ia tinggal mengenakan BH saja. Vaginanya yang di tumbuhi bulu halus itu mengeluarkan aroma harum khas wanita, beberapa saat saya cium dan jilat pada bagian dalam vaginanya. “Sst.. Arggh.. En.. Akk.. Om.. Nah gitu.. Sst” “Jil.. At.. Om.. Bagian yang itu.. Ya.. Sst..” pintanya pada saya yang membuatnya sangat terangsang.

Sambil menjilat seluruh bagian vaginanya, tangan kanan saya masuk ke dalam BH-nya dan meremas payudaranya dengan lembut dan kadang-kadang memelintir putingnya yang sudah keras sekali. “Ayo.. Om.. Sst.. Linda.. Nggak.. tahan.. Nih..” rintihnya memohon pada saya. Saya sudah mengerti maksudnya, Linda sudah sangat terangsang sekali ingin melepaskan hasratnya dengan segera.

Baca Juga : Cerita Seks Dengan Sahabat Yang Sedang Galau

Kemudian saya berganti posisi dengan Linda saya pangku berhadapan dengan saya sambil membuka penutup payudaranya itu. Maka kami berdua sudah bugil di dalam mobil itu, untung saja keadaan bandara waktu itu belum terlalu ramai karena kedatangan pesawat masih lama. “Pel.. Lan ya Om” kata Linda sambil menggesek-gesekkan bibir vaginanya sebagai pemanasan dulu.

“Gimana Lin..?” “Udah Om, sekarang aja” ajak Linda sambil memegang kontolku mengarahkannya pada lubang kemaluannya. saya juga sambil menyodoknya pelan, kemudian pada akhirnya bless.. masuklah semua kontol saya. “Arg.. Sst.. Mmh..” rintih Linda karena masuknya kontol saya yang kemudian maju mundur dengan lembut.

Kontol saya serasa diremas-remas dalam lubang kemaluan Linda yang masih sangat kencang sekali, denyut-denyut yang menimbulkan rasa nikmat bagi saya dan tentunya juga Linda yang menggerakkan pinggulnya ke kiri ke kanan meraih kenikmatannya sendiri.

“Om.. Sst.. kemot su.. sunya Linda.. Sst.. Mmh..” “Mmh.. Mmh..” Sambil menyodok vaginanya, saya menjilat, kadang mengulum kedua payudaranya bergantian. Posisi itu menimbulkan bunyi yang saya tirukan kira-kira ceplok.. ceplok.. Beradunya kontolku dalam vaginanya disertai rintihan dan jeritan kecil dari Linda membuat saya ingin segera memuntahkan lahar putih yang sudah dari tadi saya tahan.

“Ce.. Peet.. Sst.. Om.. Linda.. Mau kelu.. Ar.. Sstss.. aahh..” celotehnya meminta saya menyodoknya lebih cepat dan gerakan pinggulnya semakin cepat. “Ya.. Lin.. Ayo..” jawab saya dengan sodokan yang tak kalah cepatnya dengan pinggulnya dan pada akhirnya muncratlah lahar itu secara bersamaan crot.. crot.. crot.. “Argh.. Ahh..” jerit kecil Linda menyertai muncratnya lahar itu. “Ahh..” kami berdua duduk dengan lemas dan puas dalam mobil.

“Trim’s ya Lin” jawab saya sambil mencium keningnya. “Sama-sama Om” jawab Linda sambil memeluk saya dengan erat. Pengalaman sex malam itu kami habiskan dengan makan malam dan sebelum pulang ke hotel, Linda meminta sekali lagi ‘pelajaran’ pada saya di pinggir pantai Senggigi yang berpasir putih dan dalam cahaya bulan yang bersinar terang tapi tidak di dalam mobil.

Sampai-sampai saya kewalahan menuruti berbagai pengalaman sex dan macam gaya yang ingin dicobanya. END
Read More

Tuesday, August 29, 2017

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan


Cerita Dewasa ABG - Nama saya Anisa, umur saya 17 tahun, masa yang indah saat memakai seragam putih abu-abu, hampir setiap hari tawa canda saat jalan bersama teman-teman usai jam sekolah begitu menyenangkan. Intan lebih dari sekedar teman akrab, kami telah bersama semenjak di sekolah dasar. Saat libur sekolah, kadang dia menghabiskan seminggu dengan di rumah saya dan kadang kala saya yang tidur di rumahnya. Dia mempunyai kakak cowok yang ganteng namanya Reza, dia adalah mahasiswa semester 2, jujur saya tertarik dengannya tapi tak pernah saya ungkapkan pada Intan apalagi dengannya.

Pada umur 17, getar-getar perasaan ada, terutama saat mengamati cowok-cowok, rasa ingin mendekati dan didekati, rasa ingin menyentuh dan disentuh mengelitik dada. Diantara teman sebaya, di satu sisi kami masih gadis kecil yang bisa bermain Barbie, tapi di sisi lain pubertas kami terus tumbuh, payudara mulai terbentuk dan menyembul mendesak T-shirt kami, kami tahu itu menjadi perhatian cowok-cowok bahkan pria dewasa yang suka daun muda. Ada sensasi erotis saat menyentuh lubang kewanitaan saya yang mulai ditumbuhi bulu bulu halus, hal ini tidak terjadi dua tiga tahun yang lalu.

Liburan kenaikan kelas sebelas, saya ikut liburan bersama keluarga Intan di Villa kaki gunung pinggir telaga milik mereka, ini kali ketiga saya kesana. Kamar saya dekat kamar orang tua Intan. Malam kedua disaat semua sudah tidur, Saya lirik jam dinding menunjuk jam 12 malam saat saya mendengar suara yang pernah saya dengar dari video 3gp yang saya simpan di HP saya, datang dari kamar orang tua Intan. Saya segera mengerti itu pasti adegan orang dewasa. Penasaran saya timbul, ingin menyaksikan secara langsung tidak hanya sekedar melalui layar kecil HP.

Saya lirik sahabat saya pulas dalam mimpinya, dengan dada berdebar saya berjingkat keluar kamar, detak itu semakin keras saat saya beranikan diri mengintip celah pintu yang tak tertutup sempurna. Itu kali pertama saya melihat dua orang dewasa bergumul telanjang, terengah-engah saling memberi kenikmatan pada pasangannya. Tante Nia berteriak tertahan tubuhnya mengelinjang kemudian om Harry terengah-engah rebah diatasnya, mungkin moment itu yang disebut orgasme.

Dikamar mandi nafas saya masih terengah-engah membayangkan kejadian yang baru pertama kali saya lihat, saya raba kemaluan saya yang sudah basah dan klitorisnya mengeras. Saya menenangkan diri saya dan segera kembali ke kamar, tapi mata enggan terpejam, adegan itu terus membayang di pelupuk mata saya. Tanpa saya sadari tangan saya mulai mengekplorasi kewanitaan saya yang terus dan semakin basah. Klitoris saya yang keras dan tegang berkedut saat jari saya bermain main diatasnya, sensasi erotis itu meninggi dan terus meninggi dan akhirnya pecah meluber membasahi celana dalam pink milik saya. Itu kali pertama saya bermasturbasi.

Jam 2 dini hari saya terlelap setelah berganti celana dalam. Saya mendengar samar Intan membangunkan saya, maa tsaya masih enggan terbuka.

“Ya udah kami mau ke kota dulu nyari perlengkapan dan kebutuhan, mungkin sore baru balik” katanya berpamitan.

Saya teruskan tidur saya sampai jam 8 pagi saat hangatnya matahari menerobos jendela kamar saya. Saya melangkah keluar, keadaan begitu sepi. Setengah jam setelah sarapan suasana tetap sepi, saya menyimpulkan Om, Tante, Intan dan Kak Reza pergi ke kota yang jaraknya sekitar 40 km dari villa ini.

Lebih dari setengah jam, saya nyaman membasuh tubuh saya dengan segarnya air gunung. Saya lilitkan handuk menutupi dada dan pangkal paha saya, saya cuek saja toh tidak ada orang di villa. Betapa terkejutnya saya saat membuka pintu kamar mandi, saya lihat kak Reza asyik menyeruput teh panas. Sontak matanya menyapu dari ujung rambut sampai ujung kaki saat melihat tubuh mulus saya hanya berbalut handuk mini. Wajah saya memerah malu, sambil berlari menuju kamar. Rupanya Kak Reza yang saya pikir ikut ke kota ternyata jogging keliling telaga.

Saya berusaha bersikap biasa menutupi malu saya karena peristiwa tadi. Kak Reza mengajak saya jalan jalan di sekitar telaga. Dia cowok yang sangat menarik, begitu memikat dengan joke-joke ringannya. Dia bersikap romantis yang membuat saya semakin nyaman didekatnya, dia menggandeng saya dan tak jarang merangkul saya, saya semakin bahagia bersamanya. Kak Reza memasak makanan kaleng untuk makan siang kami, Suasana semakin hangat saat kami menonton film romantis dari DVD usai makan.

Saya bersikap manja saat dia memeluk saya. Hasrat penasaran akan sentuhan dan dekapan pria terpenuhi bersama kakak sahabat baik saya. Kecupan lembut mendarat hangat dikening saya, saya terkejut tapi tak kuasa menolaknya malah memejamkan mata. Kecupan itu turun menjalar menyentuh bibir saya, “ya tuhan begitu luar biasa sensasinya” kata saya dalam hati. Saya tak mau sensasi itu cepat hilang, bibir kami saling beradu, saling memagut. Gejolak libido gadis remaja ini pelan pelan meninggi. Rabaan sentuhan dan remasan menyerang syaraf-syaraf sensitif saya. Saya tak mengerti bagaimana kejadiannya, kami berdua sudah diatas ranjang tanpa sehelai benang pun.

Baca Juga : Cerita Dewasa ABG Montok Rasa Perawan

Mungkin pengaruh Video 3gp di hp saya atau juga karena semalam saya mengintip orang tua Intan bercinta, Anisa perawan 17 tahun dengan sukarela mengulum batang kejantanan Reza. Saya pun membiarkan saat kakak sahabat karib saya mengulum ranum puting saya, pun tidak ragu membuka paha saat lidahnya menjilat klitoris saya. Entah setan atau malaikat yang mempengaruhi saya, yang ada saya hanya menghanyutkan nafsu saya dalam sungai cinta yang Kak Reza berikan.

“Aku ingin memilimu seutuhnya sayang” bisiknya.

“Semua yang aku miliki adalah punyamu sayang” balas saya romantis.

Kak Reza menggesek-gesekkan batang kejantanannya pada klitoris saya, turun keatas lubang vagina, mata saya terpejam pasrah. Saya rasakan ujung penis menyentuh selaput dara saya, pelan dia tarik keluar lagi, didorong pelan ditarik lagi. Dengan sedikit dorongan keras, penis Kak Reza merobek hymen saya. Beruntung lubang vagina saya benar-benar sudah basah sehingga sakitnya hanya sebentar, rasa perih itu cepat berganti dengan kenikmatan yang tiada tara. Dua hasrat muda menyatu, di tengah suasana sepi vila pinggir telaga. Entah berapa kali saya orgasme.

“Sayang, aku nggak mau hamil” bisik saya.

Kak Reza mengerti saat mencapai puncak dia cepat-cepat mencabut dan menumpahkannya diatas perut saya. Kami berpelukan terengah-engah, percikan darah menempel di pangkal paha saya dan sprei kamar Kak Reza. Saya menyesal mungkin juga tidak, yang pasti tidak ada air mata menetes saat itu.

Kami mandi bersama dan melakukan senggama lagi di kamar mandi. Lelah sekali seluruh badan saya, kami saling menghangatkan di kamar saya. Waktu hampir jam 4 sore saat terdengar suara mobil masuk halaman villa, Kak Reza bergegas meloncat ke kamarnya setelah mengecup kening saya. Kami mencoba bersikap biasa sepanjang petang dan malam.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, saat sebuah pesan masuk ke hp saya dari Kak Reza, saya berjingkat menuju kamar Reza setelah saya pastikan Intan lelap tertidur. Cukup 2 ronde saja kami bercinta. Begitu seterusnya sampai liburan berakhir, saya dan Kak Reza kini sepasang kekasih, saya berharap selamanya kami menjadi kekasih sampai di ikat oleh janji suci pernikahan. Semoga kami tetap menjadi kekasih walau semua itu hanya tuhan yang tahu.
Read More

Sunday, August 27, 2017

Cerita Nyata Cewekku Menjadi Ketagihan Bermain Seks Denganku

Cerita Nyata Cewekku Menjadi Ketagihan Bermain Seks Denganku


Cerita Nyata - Namaku Andhika, aku seorang siswa di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina.

Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya montok sudah seperti anak kelas 3 SMU. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.

Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.

Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata,

“Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

“Boleh tidak aku cium bibir kamu?”

Dengan nada malu dia menjawab,

“Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
“Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.

Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam. Agen Domino

Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

“Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.

“Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang.

Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan.

Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.

Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.

“Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.
“Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.

Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.

Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”. Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku.

Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya,

“Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,” sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.” Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

“Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
“Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
“Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.

Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.

“Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
“Udah tunggu aja!” jawabku.

Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.

“Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
“Ah, tidak kok, entar juga enak.”

Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

“Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

“Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya.

Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

Baca Juga : Cerita Nyata Kenangan Indah Saat Masih Muda

“Gimana rasanya?” tanyaku.
“Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran sana. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya.

Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk sekolah yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan seks dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan terong di toilet sekolah karena sudah ketagihan seks.

Untung aku melihatnya yang sedang ketagihan seks sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.
Read More

Saturday, August 26, 2017

Cerita Mesum Anak Kost Yang Masih Perawan

Cerita Mesum Anak Kost Yang Masih Perawan


Cerita Dewasa Perawan - Pertama kali saya mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi yang berada di kota saya. Wajahnya cantik, manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasib lagi mujur, tak lama berselang dia pindah kost ke rumah saya jadi mudah bagi saya untuk lebih jauh mengenalnya. Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga saya tambah berani untuk menyatakan perasaan saya, lagi-lagi saya beruntung dia menerima pernyataan saya, bahagianya saya.

Suatu hari saya ada acara keluar kota, iseng saya mengajaknya pergi, ternyata dia menyambut ajakan saya. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra, kadang tangan saya iseng pura-pura tak sengaja menyentuh pahanya. Mulanya dia menepis tangan saya, tapi lama kelamaan dia membiarkan tangan saya yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal. Saya memberanikan diri mengelus-elus pahanya sampai kepangkal pahanya. Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tangan saya.

Saya tarik tangan saya dari rok hitamya lalu bertanya boleh nggak saya menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,saya coba merayunya bahwa saya ingin mengelus walau hanya sebentar. Akhirnya dia mengangguk pelan. Langsung saja tangan saya menyusup kebalik bajunya dan mengusap, mengelus bahkan saat sayaremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.

Saya permainkan puting susunya dengan dua jari, dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir saya tarik reslting celana saya dan saya keluarkan penis saya yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja, saya pegang tangannya dan saya tarik kearah penis saya. Saat tangannya menyentuh penis saya yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya, mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali saya tarik tangannya tuk memegang penis saya, akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penis saya perlahan.

“Ren, punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku“ katanya.

“Hmm, susumu juga kenyal sekali“ kata saya sambil menikmati elusan tangannya pada penis saya.

Tak lama kemudian kami sampai di kota tujuan, langsung saya cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi untuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam harinya kami ngobrol di beranda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv. Kami duduk berdampingan. Sesekali tangan saya bergerilya ditubuhnya, ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tangan saya bisa bebas meremas-remas susunya dan mempermainkan putingnya.

“Aakh, Rendi jangan terlalu keras“ katanya kala saya remas dengan rasa gemas.

“Maaf, habis susumu kenyal banget“ kata saya.

“Iya, tapi sakit“ katanya.

“Iya pelan deh, kita pindah ke dalam yuk“ kata saya berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya di dalam saya peluk dia dari belakang, saya ciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu, dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tangan saya bergerilya pada tubuhnya.

“Akh, Reennn… shhhhhhhh…“ katanya mendesah.

Tangan saya mulai membuka kancing bajunya satu-persatu dan saya lepas bajunya, hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam. Saya kulum bibirnya, dia membalasnya dengan penuh gairah. Tangannya mengusap-usap penis saya sambil sesekali meremasnya sehingga saya merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh… teruskan sayang“ kata saya.

“Ikh besar sekali, panjang lagi“ katanya.

“Ssssst…” kata saya sambil mengulum puting susunya yang makin menegang.

Tangan saya kemudian menurunkan cdnya. Saya usap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu-bulu hitam halus itu. Dia menggelinjang kegelian dan saya lanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya terasa hangat.

“Akh… terus Ren, pelan-pelan…“ katanya sambil meremas penis saya.

Kemudian saya menurunkan kuluman saya pada susunya, lalu ke pusarnya, dia mengangkat pinggangnya keenakan. Saya teruskan ciuman saya pada memeknya dan dia menegang saat lidah saya yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidah saya dengan menggoyangkan pinggulnya, dan bibirnya tak henti-henti mendesah.

“Sekarang giliranmu sayang“ kata saya padanya sambil menyodorkan penis saya ke mulutnya.

Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluan saya yang sejak tadi menegang, saat dia mulai mengulum penis saya, terbang rasanya menahan rasa nikmat. Setelah itu saya telentangkan kekasihku yang putih itu, susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu-bulu hitam halus.

Perlahan-lahan saya menaikinya, saya gosok-gosokkan penis saya pada belahan memeknya. Dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokan penis saya. Kemudian saya tekan sedikit demi sedikit penis saya pada memeknya. Pinggulnya naik seakan menyuruh agar penis saya segera dimasukkan pada memeknya.

“Ayo, akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggang saya,.

“Iya sayang… aku masukin ya“ kata saya sambil menekan penis saya agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan, sempit sekali.

“Aduh… sakit Ren… aaakhh…” katanya.





“Sebentar juga hilang“ kata saya.

Penis saya keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat. Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Perawan ABG Yang Masih SMA

“Terus Ren… lebih cepat aachh… ouuchh… nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani.

Mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penis saya yang panjang. Penis saya pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

“Aaach… terus goyangin pinggulmu sayang“ kata saya padanya, dan dia menuruti perkataan saya menggoyangkan pinggulnya.

Tak lama dia mengerang sambil memeluk saya erat, rupanya dia telah mencapai orgasme. Dia berbaring lemas dibawah saya, sedangkan penis saya masih menancap pada memeknya yang terasa basah.

Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya, melihat itu saya segera berbisik padanya bahwa saya akan bertanggung jawab atas semua ini. Barulah dia berubah riang kembali dan saya mulai aktifitas kembali menaik turunkan penis saya dan dia merespon gerakan saya dengan bersemangat. Malam itu kami melakukannya sebanyak 4 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.
Read More

Friday, August 25, 2017

Cerita Hot Indahnya Tubuh Adik Iparku

Cerita Hot Indahnya Tubuh Adik Iparku


Cerita Hot - Aku masih ingat kejadian pada waktu itu tepatnya 20 juli 2013. Aku mengantarkan adik iparku (panggil saja namanya Indah) untuk mengikuti test di sebuah perusahaan di kota Surabaya. Rumah kami lumayan jauh dengan perusahaan tempat Indah mendaftar. Aku masih tinggal bersama dengan mertuaku.

Saat Indah memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, dengan setia aku menunggu dia di lobi perusahaan tersebut. Hampir dua jam aku menunggunya, akhirnya Indah keluar dari ruangan test dan kemudian menghampiriku di lobi. Aku bertanya padanya,

“Gimana Indah kamu bias menjawab semua pertanyaannya?”

“Oh bias mas…” jawabnya.

“Ya udah kalau gitu kita pulanga yuk” ajakku.

“Tapi sebelumnya kita cari makan siang dulu aku laper sekali” kata Indah.

“Oke” jawabku.

Setelah selesai makan kami berniat melanjutakan perjalanan pulang. Di tengah perjalanan Indah mengeluh kalau badannya agak lemas dan mengeluarkan keringat dingin.

“Kamu kenapa Dah, kog kelihatannya pucat sekali?” tanyaku penasaran.

“Kayaknya aku masuk angin deh mas” jawabnya. Mendengar jawaban itu aku jadi bingung harus berbuat apa.

“Kita beli obat dulu ya, kamu biasanya minum obat apa?” tanyaku bingung.

“Biasanya sih aku dikerokin mas kalau udah kayak gini” jawabnya sambil mengelus-elus leher belakangnya. Mendengar jawabnya lagi aku semakin tambah bingung.

“Ya udah kita cari losmen dulu aja buat ngerokin kamu” kataku dan Indah pun mengangguk tanda setuju.

Lantas laju mobilku sedikit kuperlambat untuk mencari losmen yang dekat dengan posisi kami. Tak lama kemudian akhirnya kami menemukan losmen yang kami cari. Losmen sederhana yang kupilih. Setelah memesan kamar, kami berdua masuk. Indah pun segera membaringkan badannya di kasur.

“Ini mas minyak kayu putihnya” katanya tanpa basa basi. Indah selalu sedia minyak kayu putih di dalam tasnya.

Setelah mendapat beberapa kerokan di pundaknya kemudian Indah bangkit untuk melepas BHnya.

“Kubuka aja BHnya ya mas, agar lebih leluasa yang ngerokin” katanya sambil meraih kait BH untuk di buka.

Dan begitu BH terlepas mataku jadi terbelalak melihat toket Indah yang menggelantung begitu besarnya dengan puting berwarna kemerahan. Maklum Indah masih perawan jadi toketnya masih terlihat kencang dan besar.

Tanpa malu-malu aku melanjutkan mengeroki punggungya setelah Indah kembali tengkurap. Beberapa menit kemudian, seluruh punggungnya telah penuh dengan kerokan.

“Sudah selesai nih punggunya” kataku. Tapi tiba-tiba Indah membalikkan badannya, posisi dia sekarang terlentang di hadapanku.

“Tolong dadanya dikerik sekalian ya mas” katanya meminta.

Mendengar kata-kata itu aku jadi kaget bercampur senang bukan main. Toket yang ranum padat berisi itu sekarang benar-benar didepan mataku. Dengan sedikit gemetaran aku memulai mengerik dadanya. Kadang-kadang tanganku tak sengaja menyentuh putingnya.

“Maaf Indah gak sengaja” kataku.

“Gakpapa mas….” jawabnya santai.

Pikiran nakalku mulai timbul di tengah-tengah aku hampir selesai mengerok bagian dadanya. Aku mencoba untuk meremas toket dan memilin putingnya. Aku benar-benar tak menyangka kalau Indah hanya diam saja saat tanganku menggerayangi toketnya. Dia terlihat menikmati setiap remasan yang kulakukan pada toketnya.

“Oooohh maasss…jilat putingku mas…” desah Indah.

Tanpa menunggu perintah lagi aku lantas menjilati dan mengulum putingnya, tanganku pun tak mau diam, mulai bergerilya mengelus-elus memeknya. Awalnya Indah menyingkirkan tanganku saat mencoba untuk mengocok klitorisnya.

“Jangan mas…” katanya. Tapi aku tak mempedulikan ucapannya. Tanganku terus saja berusaha untuk mengocok klitorisnya. Saat tanganku menyentuh lubang memeknya ternyata lubang memek itu sudah sangat basah dibanjiri oleh lendir yang keluar dari dalam memeknya. Aku lantas menyuruhnya untuk melepas rok dan CD yang masih melekat pada tubuhnya. Sementara aku sendiri melepas baju yang aku pakai saat itu.

Kini kami berdua sudah sama-sama telanjang bulat. Tubuh Indah terlihat sangat mulus sekali, bulunya terlihat masih jarang maklum dia baru berumur 19 tahun baru tamat SMA.

Kumulai dengan membuka kedua pahanya lebar-lebar, kemudian kujilati memeknya dan memainkan klitorisnya dengan lidahku. Indah mengerang keenakan.

“Ssssttthhh…aahhhh enak maaasss…”

Setelah puas bermain dengan memek dan klitoris Indah, kemudian aku bangkit dan mengarahkan kontolku tepat di depan mulut Indah yang masih berbaring. Kuelus-eluskan kepala kontolku di bibirnya, Indah berusaha untuk menolaknya dan berkata,

“Jangan mas, jijik aahhh…Indah gak mau”

“Coba jilat sedikit aja, enak kog” kataku merayu. Dengan ragu Indah menjulurkan lidahnya mencoba untuk menjilat kepala kontolku. Aku merasa geli.

“Ayo sayang kulum kontolku, hati ini aku milikmu” kataku sambil kuelus pipinya.

Indah kembali mencoba menjilati kontolku dari ujung kepala sampai ke pangkal kontolku. Lama kelamaan Jilatan Indah semakin liar. Buah zakarku pun tak luput dari jilatannya.

“Sedot dong Indah…aaahhh…” pintaku. Indah menuruti permintaanku, dia menyedot kepala kontolku. Aku sudah tak tahan lagi kemudian aku menindih badan Indah dan mengarahkan kontolku ke lubang memeknya.

“Indah, kontolku kumasukan ke memekmu sekarang ya, aku sudah gak tahan lagi” kataku sambil mengelus-elus bibir memeknya dengan kepala kontolku.

“Jangan mas, aku masih perawan kita bermain-main gini saja” katanya memelas. Tapi aku yang sudah terlanjur bernafsu tak menghiraukan perkataanya. Aku berusaha untuk memasukan kontolku ke dalam memeknya.

“Hentikan mas…” rengenya lagi. Aku tak peduli aku terus saja mencoba mendorong kontolku agar bias masuk ke dalam lubang memeknya. Memang agak sulit sih karena dia benar-benar masih perawan. Dan tak lama kemduian akhirnya, “ Bleeesss…sleeeeppp…” Indah menjerit menahan sakit.

“Sssthhh…aduuhh…sakit mas” rengeknya sambil menangis.

“Tahan sedikit nanti kamu akan merasakan nikmatnya bercinta” kataku sambil menyodokan kontolku pelan-pelan ke dalam lubang mememknya.

Kugerakan kontolku maju mundur secara pelan. Setelah tak mendengar tangisan Indah lagi sodokanku agak kupercepat.

“Ooooo…maaasss…aahhhh…” desah Indah.

“Gak sakit lagi to…enak kan sayang…” kataku padanya. Rupanya Indah sudah merasakan nikmat, mulutnya mendesah dan mengerang.

Genjotan kontolku pun semakin cepat, Semakin cepat aku mengenjot memeknya semakin sering Indah mendesah dan iktu membuatku semakin bernafsu. Tak lama kemudian aku merasakan ada yang keluar dari dalam memeknya, rupanya Indah telah mencapai klimaksnya.

Mengetahui itu aku semakin bergairah menggenjot memeknya dan akhirnya,

“Indah, aku mau keluaarrr…” kataku sambil mencabut kontolku (takut hamil) dari dalam memeknya kemudian kukocoknya kontolku di depan bibirnya. Dan kusuruh Indah untuk menjilati kepela kontolku.

“Crooot…crooot….crooot…” Seluruh spermaku tumpah ke muka dan sebagian ada yang masuk ke dalam mulut Indah.

“Maafkan aku ya, udah melakukan kesalahan yang besar” kataku pada Indah.

Baca Juga : Kisah Mesum Nikmatnya Memek Adik Tiriku

“Gakpapa mas semua sudah terjadi kog” katanya sambil membersihkan sisa spermaku yang muncrat di mukanya.

Kami berdua lantas berbaring, kuciumi Indah dengan penuh kasih sayang.

“Makasih ya Indah” kataku sambil kucium keningnya.

Kemudian kami berdua mandi dan berpakaian kembali untuk melanjutkan perjalanan pulang. Diperjalanan kami berdua saling bermanja-manjaan.

Setelah kejadian aku dan Indah sering melakukan hubungan sex kalau di rumah sedang tak ada orang, atau kalau tidak kami sering bertemu disebuah hotel atau losmen yang telah kami janjikan sebelumnya.
Read More

Wednesday, August 23, 2017

Cerita Mesum Ngeseks Dengan Memek Sempit

Cerita Mesum Ngeseks Dengan Memek Sempit


Cerita Mesum - Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.

Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.

Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.

Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.

“Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.

Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.

Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.

Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.

“Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.

Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.

Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.

Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.

“Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.

Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.

Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.

Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.

Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.

“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.

Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.

Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.

Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.

Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.

“Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.

Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.

Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.

Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.

Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.

“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.

Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.

Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.

Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.

Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.

Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.

Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.

“Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby.

Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!

“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!”

Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.

Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.

Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.

“Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.

Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.

Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.

Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.

“Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!”

Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

“Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.

‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Theo.

“Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.

“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!

Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,

di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!

Baca Juga : Cerita Dewasa Perawan ABG Yang Masih SMA

“Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi Debby.”
“Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.

Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby.
Read More

Cerita Dewasa Sedarah Gairahnya Sepupu Istriku

Cerita Dewasa Sedarah Gairahnya Sepupu Istriku


Cerita Dewasa Selingkuh - Baru pulang dari luar kota tadi malam Saya agak malas untuk siap-siap ke kantor, nanti agak siang saja Saya masuknya. Istri saya sudah berangkat, anak semata wayang saya sudah ke sekolah. Selesai sarapan yang disiapkan oleh Yuni Saya belum juga mandi tapi menikmati 3 hari koran yang belum sempat saya baca selama keluar kota di sofa ruang tamu. Santai… Hari menjelang siang.

Yuni baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Yuni. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Saya tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya saya rasakan agak aneh saja. Kembali Saya membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Yuni selesai bersih-bersih rumah lalu mandi.

Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anak saya. Sekilas Saya sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koran saya. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.

Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia membuat suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Saya sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali 'tertangkap' sedang memandang ke arah saya tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Saya coba meneliti adakah yang aneh pada diri saya ? Kebiasaan di rumah Saya selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Yuni juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh? Ah, memang Saya peduli! Saya terus saja membaca.

Sampai tak lama kemudian, saat sedang asyiknya Saya membaca tanpa saya sadari Yuni sudah berdiri di depan saya. Koran saya letakkan, belum sempat Saya membuka mulut untuk bertanya, tiba-tiba Yuni menghambur ke arah saya, duduk di pangkuan saya dan memeluk tubuh saya. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dada saya terlihat sedikit berguncang. Yuni menangis. Ada angin apa nih?

"Maafkan aku Kang..." katanya di sela-sela isakan tangisnya.

Yuni memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu istri saya, sama-sama dari Kuningan, asal istri saya. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut istri saya ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan istri saya.

Setelah bicara dengan saya, istri saya setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Yuni bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, istri dan anak saya tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu kerabat dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.

"Kenapa Yun?"

"Maafkan aku Kang..."

"Kamu salah apa?"

Dia tak menjawab, masih terisak. Saya coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.

"Kamu pengen pulang?"

Yuni menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena istri saya kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anak saya pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.

"Atau kamu gak betah di sini?"

"Bukan Kang bukan… Saya senang tinggal sama Teteh..." yang dia sebut teteh adalah istri saya.

"Jadi kenapa?"

Hening sejenak, lalu

"Sayanya Kang, aku yang tak beres..."

"Tak beres apanya? Ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah aku anggap adikku sendiri"

"Bukan masalah itu Kang... Akang sekeluarga disini baik-baik semua... aku betah..."

"Lalu ?"

Yuni masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Saya mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut istri saya. Memang Yuni banyak kemiripan dengan istri saya. Wajah mirip, hanya istri saya langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Yuni sedikit lebih besar. Jangan berpikiran macam-macam. Dari 'tampak luar' saja sudah terlihat, tak harus 'memeriksa' ke dalam. Memangnya Saya sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu istri saya. Dada? Ah... gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dada saya sekarang. Baru sekarang juga Saya menyadari bahwa bongkahan itu menempel di tubuh saya nyaris tak ada penghalang. Tak ada 'kain keras' di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaran saya, tangan saya yang sedang membelai rambut Yuni 'mampir' sebentar ke punggungnya. Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Yuni tak mengenakan bra! Saya lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari 'keadaan' begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendek saya.

Lalu, saya biarkan pikiran saya mengelana, saya bayangkan bentuk bongkahan yang menekan dada saya, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun 'dipakai', dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawah saya semakin mengencang. Tiba-tiba Yuni mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dada saya. Ditatapnya mata saya sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuh saya bagian bawah dan kemudian menatap saya lagi. Saya yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celana saya.

"Kang..." bisiknya serak.

Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelamin saya. Mendadak mulut saya dipagutnya. Saya masih shock atas tindakannya ini sehingga bibir saya pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibir saya malah merespon lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Saya jadi membayangkan bahwa yang sedang saya ciumi ini adalah istri saya sehingga ciuman kami makin seru.

Saya sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaran saya mendarat kembali ke bumi, rasio mengalahkan emosi. Saya dorong kepala Yuni menjauh, ciuman terlepas.

"Yun...?"

Saya lihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.

"Kang... maafkan aku... tapi aku butuh banget... butuh Kang... udah lama banget menahan..."

"Kamu sadar Yun?"

"Iya Kang, sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu Kang..."

"Kenapa aku?" tanya saya lagi.

"Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara… Udah lama aku coba menahannya tapi aku gak mampu Kang... tolong Akang mengerti..."

Tanpa menunggu reaksi saya Yuni kembali menciumi saya. Kami berpagutan lagi. Saya mulai menikmati. Kesadaran saya berangsur menghilang.

Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kanan saya mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayangan saya tadi. Yuni melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasan saya. Bahkan erangannya mirip rintihan istri saya. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkan saya, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke muka saya. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidung saya. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Saya ciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.

Juga gerakan wajar jika tangan saya kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Saya dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Yuni. Saya tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Yuni makin menggila.

"Ayo Kang. Sekarang… Aku mohon..."

Rangsangan saya sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Saya bopong Yuni menuju kamar saya, saya rebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Yuni melepas dasternya melalui kepalanya.

Tubuh coklat langsing sekal itu kini telanjang bulat tergolek di kasur saya. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?

"Ayo Kang..."

Secepat kilat Saya memelorotkan celana pendek saya sekaligus dalemannya. Saya naik ke tempat tidur dan mengarahkan penis saya ke selangkangannya. Kebiasaan saya kalau awal penetrasi lebih suka posisi misionaris, sebab Saya bisa melihat ekspresi wajah lawan main saya ketika penis saya mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Saya rebahkan tubuh saya menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Saya menekan. Muka Yuni berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja...

"Aaaww... pelan-pelan Kang, aku udah lama banget engga ..."

Memang, kepala penis saya serasa membentur tembok walaupun Saya yakin dia telah lembab.

"Oh... maaf Yun..."

Lalu dengan sabarnya Saya perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka 'pintu' yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batang saya tertelan oleh vaginanya. Mulailah Saya 'memompa', masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batang saya dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Yuni begitu eratnya menjepit batang saya, persis seperti milik istri saya pada awal-awal kami menikah. Saya jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan istri saya beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Yuni pun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata: nikmat!

Lalu Yuni? Sulit saya gambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Saya bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Saya sudah mengeluarkan dua kali 'tabungan' ke tubuh istri saya setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.

Hingga beberapa saat kemudian...

Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuh saya dan tubuhnya saya rasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Saya lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Yuni terkapar.

"Terima kasih Kang... terima kasih..." katanya sambil menciumi wajah saya.

"Gimana Yun..."

"Enak banget..."

Tubuh saya masih telungkup menindih tubuhnya, batang saya yang masih tegang masih 'tersimpan' di dalam tubuhnya. Saya masih tak bergerak walaupun Saya belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Yuni untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Saya tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau 'diganggu' bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya. Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.

Baca Juga : Cerita Mesum Terlarang Aku Dan Mamaku

Tapi ketegangan penis saya mulai mengendur karena masa pause begini. Saya harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batang saya. Lalu Saya mulai gerakan dengan memundurkan penis saya sedikit dan menusuk lagi.

"Aaaahhh... Kang..." erangnya.

Saya terus saja memompa.
Mulutnya mulai berkicau.
Makin cepat.
Gerakannya makin gila.
Saya melambung.
Melayang.
Beberapa detik kemudian…
Saya sampai.
Saya tumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.
Ya. Saya ejakulasi didalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Yuni keburu menjepit erat pinggul saya, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.

Beberapa saat berlalu, baru Saya menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.

"Yun... Aku keluar didalam..."

"Engga apa-apa Kang... jangan khawatir"

"Maksudmu?"

"Aku masih menyimpan spiral di dalam..."

Saya lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini.
Read More

Saturday, August 19, 2017

Kisah Seks Kakakku Mengajariku Artinya Kenikmatan

Kisah Seks Kakakku Mengajariku Artinya Kenikmatan


Kisah Seks - Nama saya Reynand, tapi saya biasa dipanggil Rey, saya masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Sore itu sepulang sekolah saya mendapati rumahku dalam keadaan sepi, pintu depan tidak terkunci namun ada sepeda motor yang terparkir di halaman, sepertinya itu motor Kak Toni. pacarnya Mbak Indah, kakak saya satu-satunya yang cantik dan bertubuh agak chubby.

Saya masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu, buat apa juga itu kan rumah saya. Sebelum sampai ke kamar saya yang tepat bersebelahan dengan kamar Mbak Indah, saya mendengar suara rintihan dan jeritan dari kamar Mbak Indah, saya beranikan diri untuk mengintip dari lubang kunci, terlihatlah Kakak perempuan saya itu sedang bergumul dengan pacarnya di ranjang. Tubuh Mbak Indah emang agak chubby, namun kulit putihnya tampak jelas dan mulus, payudaranya tergolong besar untuk wanita seusianya. Mbak Indah berusia 23 tahun dan masih kuliah.

Berulang kali mereka berganti posisi, dari missionary, doggie, hingga women top, saya seperti melihat film bokep saat itu karena saya belum pernah ML. Boro-boro ML, pacar saja saya tidak punya. Selang beberapa lama Kak Toni melenguh keras, dicabutnya penisnya dan ditumpahkan tepat di tengah payudara kakak perempuan saya. Saya langsung ngeloyor ke kamarsaya, dan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ketika Mbak Indah bertanya kapan saya pulang, saya jawab saja baru saja.

Malamnya, kedua orang tua kami pergi ke hajatan saudara di luar kota, tinggallah kami berdua di rumah. Jam 8 malam, saya dan Mbak Indah nonton TV bareng di ruang tamu.

"Kak Toni gak main kesini mbak?" tanya saya
"Enggak Rey, dia lagi ada rapat karang taruna di kampungnya" Jawab kakak saya itu.

Tiba-tiba dia mematikan televisi dan duduk mendekati saya,

"Tadi sore kamu ngintip aku sama Kak Toni ya Rey?" tanya Mbak Indah dengan menatap mata saya.

Saya hanya diam, bingung mau ngomong apa, lalu akhirnya saya mengakuinya.

"Jangan bilang papa mama ya Rey kalo aku gituan sama Toni" bilangnya sambil mengerlingkan mata.

Saya cuma mengangguk saja, ada rasa takut dan kasihan sama kakak saya satu-satunya itu.

"Kalau kamu mau ML sama pacarmu dikamarmu juga gak apa kalo siang Rey, santai aja kita saling jaga aja"

"Aku gak punya pacar mbak, sama mbak aja gimana?" gurau saya sambil tertawa.

"Emang kamu mau sama mbakmu ini Rey? kalau mau ya ayok!" tantang Mbak Indah.

"Ah gak mbak, aku belum pernah gituan, ntar malah gak asik dong" kata saya agak terbata-bata.

"Saya ajarin deh Rey" Langsung dia meremas kemaluan saya, dan mulai meraba-raba tubuhsaya.

"Ah mbak... aku takut" saya mendesah lalu menyingkirkan tangannya yang merayapi tubuh saya.

"Gak usah takut Rey, serahkan pada mbak ya sayang" kata Mbak Indah sambil langsung melucuti celana dan celana dalam saya.

Tanpa babibu dikulumnya penis saya yang sudah mulai tegang itu.

"Hmmmm slurrrpp, kamu beneran masih perjaka Rey?" tanyanya disela mengoral penis saya yang udah keras dan tegang.

"Uchhhh, i...iya mbak, hangat banget mulut mbak Indah, ah…" desah saya keenakan.

Mbak Indah terus mempermainkan lidahnya dari biji zakar saya sampai ujung lubang kencing saya, air liurnya membasahi penis saya. Itulah saat pertama saya merasakan nikmatnya oral.

Lima menit kemudian, setelah mbak Indah mengunci semua pintu, dilucutinya pakaiannya hingga telanjang bulat di depan saya. Saya berbaring di sofa, dan dia mulai mengangkangi wajah saya, diarahkannya memeknya yang mulus tepat ke bibir saya, kali pertama saya mengelak.

"Mbak, aku gak bisa" kata saya.

"Ayolah Rey, rasakan memek mbakmu ini, enak kok, coba deh...ah"

Saya pun menciumi memek kakak saya itu, baunya khas banget, entah kenapa tiap bibir saya menempel pada lubang memek itu saya semakin berhasrat. Lidah saya pun mulai berani menjelajah tiap sisi vagina Mbak Indah, dia hanya mendesah menikmatinya sambil sesekali memainkan putingnya yang mancung itu. sekitar 10 menit berlalu, Mbak Indah sepertinya udah gak tahan lagi.

“Rey, kamu adikku yang he.... hebat ahhhhh”

"Croottttt... croooot…" menyemburlah cairan bening dari memeknya mbak Indah.
Dia lunglai dan ambruk diatas saya,

"Ah ah... enak banget Rey, Toni aja gak bisa bikin aku sampai nyembur kek gitu sayang" bisiknya di telinga saya.

"Sekarang giliranmu Rey, berani kan? sini aku kulum dulu biar licin enak masuknya" tambahnya dan langsung melumat penissaya lagi namun hanya sekedar meludahinya.

Kini posisi mbak Indah duduk telentang di sofa, dan saya berdiri tepat didepannya.

"Masukin tititmu ke memek mbak ya Rey sayang, jangan ragu" katanya menatap saya penuh harap.

“Ahhhh... ohhhh…” blessss… penis saya masuk dan saya dorong terus.

Itulah detik-detik saya pertama merasakan yang namanya ngentot. Memek mbak Indah serasa menjepit penis saya, dan ketika saya gerakkan maju mundur dinding-dinding memeknya serasa menggigit penis saya.

"Aihhhh ah.... enak banget mbak" ucap saya dengan terus maju mundur dengan cepat....

"He eh dik Rey, tititmu nikmaaaat ahhhh terus ya sayang..."

Tak lama kemudian saya merasakan ujung penis saya mulai berdenyut-denyut, dan...

"Aaahhhhh aku gak kuuuuat mbak...."

"Croooooooot... crottttt... crotttttt… " saya tembakkan pejuh saya dalam memek kakak perempuan saya yang manis dan agak chubby itu.

Baca Juga : Kisah Seks Kakakku Menjadi Pelampiasan Birahiku

"Kamu keluarin dalem ya?” Plaaaak! saya ditampar mbak Indah, namun seketika saya dipeluknya.

"Maaf mbak, aku gak tau harus gimana, rasanya tiba-tiba aja" saya gagu dan mbak Indah mengecup bibir saya

"Gak apa sayang, bulan besok aku udah dilamar sama Toni, ntar kalo misal sperma yang kamu semprotin dalam memekku jadi, udah ada yang jadi bapaknya" kata Mbak Indah sambil mengusap punggung saya yang basah oleh keringat birahi.

Sejak saat itu kami sering ML kalau ada kesempatan, hingga 3 bulan kemudian mbak Indah dipinang kak Toni, dan mereka masih tinggal serumah dengan saya, saya sering menyelinap ke kamarnya di saat kak Toni keluar kota. Meskipun Mbak Indah sedang hamil, tapi dia selalu hebat diatas ranjang.
Read More