Showing posts with label Pemerkosaan. Show all posts
Showing posts with label Pemerkosaan. Show all posts

Saturday, September 2, 2017

Anjing Gila

Anjing Gila

Ida, sebut saja demikian berjalan terhuyung-huyung di sekitaran taman Monas. Jilbab hitamnya dan kerudung putih panjangnya berkibar-kibar dibelai angin di siang yang terik itu. Sesekali dengan nakal sang angin meniupnya dengan keras hingga menampakkan siluet-siluet tubuhnya. Ida berniat mencari keteduhan di tengah-tengah hingar-bingar aksi Al Quds Day hari ahad siang itu. Dua hari lalu dalam keadaan hamil 8 bulan sendirian ia menaiki kereta dari Solo menuju Depok untuk mendaftar S-2, selama di Depok ia tinggal di asrama yang dulu ia tinggali semasa kuliah di UI dan atas info dari adik kelasnya ia mengikuti aksi ahad ini di Silang Monas sekalian balik ke Solo dengan kereta api.

Ia terduduk selonjor di bawah rindang pepohonan di pojokan taman terpisah lumayan jauh dari hiruk pikuk peserta aksi. Ida menyenderkan punggungnya dan meneguk air minum pelepas dahaga. Usianya baru saja beranjak 28 tahun dan ini adalah kehamilannya yang kedua. Sepoi angin membelai tubuhnya, kantung matanya meredup, Ida terjerang rasa kantuk. Singkat kata, Ida tertidur pulas.

Ia siuman ketika merasakan ada jemari yang meraba dada dan selangkangannya. Ida terperanjat ada empat pemuda tanggung yang mengerubungi dan menjamahi tubuhnya. Dengan leluasa mereka meraba paha,selangkangan, dan dadanya yang berukuran 36b. Ida ingin berontak namun ia tersadar ternyata keempat pemuda tersebut telah mengikat kedua tangannya ke batang pohon. Aksi pemuda tersebut makin kurang ajar, beberapa orang bahkan dengan berani menciumi bibir dan pipinya, dua orang lainnya menarik celana panjang sekaligus celana dalam Ida serta menyibak bawahan jilbabnya. Kini terpampanglah kaki Ida yang putih mulus yang hanya terlindung kaos kaki sebetis, paha hingga pangkalnya tersibak dan terkuaklah memek Ida yang selubungi bulu-bulu pendek kasar yang lebat menghitam. Langsung saja dengan buas mereka gerayangi paha dan seluruh daerah selangkangannya. Disaat yang sama dua orang lain tangannya dengan kurang ajar menjelajahi dada Ida. Tangan kedua pemuda lain bahkan masuk ke dalam jubah Ida dan menggerayangi kedua teteknya langsung dibalik pembungkusnya, salah seorang dari mereka rupanya tidak tahan dan langsung menarik BH Ida. BH abu-abu berenda itu akhirnya tergolek di rerumputan. Keduanya langsung mengeluarkan tetek Ida dari sarangnya dan langsung melumatnya dengan buas. Ida ingin berteriak sekeras-kerasnya namun secara tiba-tiba mulutnya disongsong sebatang penis. Salah seorang dari pemuda tersebut memaksa Ida melakukan blowjob. Belum selesai urusan penis yang memenuhi rongga mulutnya, Ida merasakan memeknya dipermainkan oleh jari jemari dan tak berapa lama disodok oleh penis salah satu pemuda tersebut. Ida berurai air mata menahan penistaan pada dirinya sore itu. Ia ingin berteriak sekecang-kencangnya namun mulutnya terkunci oleh penis salah seorang pemuda tersebut. Dua orang lainnya dengan asik mempermainkan kedua teteknya dan yang satunya mengangkangkan kakinya menggagahi dan menggenjotnya. Keempat pemuda tersebut menggangbang Ida dengan buas.

Penis yang membekap mulut Ida maju mundur dan membuatnya tersedak-sedak. Jujur selama ini ia tidak pernah melakukan oral sex dengan suaminya dan kini –oral sex- pertamanya terasa menyiksa. Dan kini penis tersebut terasa berkedut-kedut dan tidak berapa lama memuntahkan isinya, pemuda itu langsung memencet hidungnya dg keras memaksa Ida menelan cairan maninya. Ida nyaris muntah ketika cairan kental hangat dengan paksa menjalari tenggorokannya, matanya terpejam dan berurai air mata. Apalagi ia merasakan rasa panas di lubang senggamanya, pemuda satunya ternyata baru saja memuntahkan cairan kenikmatan di memek Ida. Setelah puas menumpahkan seluruh cairan kelakiannya kedua pemuda tersebut langsung mencabut penisnya, namun mereka tidak memberikan waktu jeda kepada Ida karena pemuda ketiga dan keempat kembali mengulangi apa yang dilakukan kedua temannya sebelumnya. Mereka berdua langsung menggenjot Ida, sedangkan dua pemuda sebelumnya menikmati sajian susu segar langsung dari tetek wanita hamil tersebut. Setengah jam kemudian kelihatannya mereka mencapai klimaks. Pemuda yang menggenjot memek Ida klimaks terlebih dahulu dan langsung menumpahkan seluruh maninya ke dalam lubang senggamanya. Pemuda yang satunya juga akan klimaks, ia lalu mencabut penisnya dan sambil tertawa menyemprotkan air maninya ke wajah Ida. Gilanya keempatnya lalu beramai-ramai mengencingi Ida dan meninggalkannya begitu saja sambil tertawa-tawa.

Gelap petang mulai merambati taman, Ida terisak-isak duduk terikat pada sebatang pohon. Wajahnya berurai air mata dan mani yang mongering. Pakaiannya basah oleh keringat dan air seni. Rupanya tangisan Ida terdengar oleh dua orang Satpol PP, Dodo dan Ucok yang langsung menuju sumber suara. Melihat dua orang petugas Ida langsung sumringah, dengan nada memelas ia menyampaikan bahwa dirinya baru saja diperkosa dan minta dilepaskan ikatannya. Kedua Satpol PP tersebut terlihat terkesan namun anehnya Ucok malah memungut cdnya dan langsung menyumpalkannya ke mulut Ida. “lu duluan atau gua bro??”, Tanya Ucok pada rekannya “udah lu aja duluan, gw garap terakhir aja..”, timpal Dodo. Ucok langsung mencopot celana, kolor dan celdamnya, ia mendekati Ida yang meronta-ronta tidak ingin mengalami perkosaan lagi. Ucok duduk dihadapan Ida dan tanpa basa-basi tangannya langsung menyusup ke selangkangan Ida serta langsung menggerayangi memek Ida yang dihiasi bulu hitam lebat. Jemarinya juga memainkan klitoris yang membuat sang empunya semakin meronta. Tak lama kemudian Ucok mencolokkan jari tengah dan telunjuknya ke lubang senggama Ida dan mengocoknya dengan keras. Ida semakin meronta hingga terkencing-kencing akibat kocokan Ucok. “muke gile nih emak-emak, gw kocok malah mancur”, komennya sembari memegangi kaki Ida untuk dikangkangkan dan bles..bles..Ucok menindih Ida dan menggenjotnya. Ida meronta-ronta namun hanya menambah kenikmatan Ucok. Geliat wanita hamil tersebut justru membuat birahi Ucok semakin menggelegak. Ia selonjorkan kakinya dan himpitkan tubuh Ida. Di pangkuannya ia genjot Ida sekuat tenaga. Ida ingin meronta namun tenaganya semakin tandas, maka ia pasrahkan saja tubuhnya diperlakukan sesuka hati oleh pria bejat tersebut asal diri dan anak yang dikandungnya selamat. Ida pasrah termasuk ketika tangan Ucok menyingkap kerudungnya kemudian dengan penuh birahi menggerayangi buah dadanya. Ucok terus menggenjot Ida sambil berpegangan pada tetek bulat wanita tersebut sedang tidak jauh darinya Dodo duduk bersila sambil merekam adegan persenggamahan tersebut melalui smartphonenya. Hampir 20 menit Ucok menggagahi Ida, butir keringat membasahi tubuh, begitu pula tubuh sang korban. Genjotannya semakin lama semakin cepat dan akhirnya Ucok mencapai klimaks, ia tumpahkan seluruh kenikmatannya ke memek Ida yang hanya bisa terduduk lusu dan kuyu.

“mantep juga memek orang bunting, tarikannya manteb meski tadi udah kepake”, komen Ucok “cepetan mumpung keburu kanginan tuh..!!”. “biar istirahat dulu”, sambung Dodo yang kemudian dengan tenangnya nancepin rokoknya yang tinggal separuh ke memek Ida. “biar anget dan bangun gak kuyu kayak gitu” katanya yang juga sembari nancepin penjepit buaya ke puting kiri dan kanan tetek Ida. Penjepit tersebut tersambung dengan kabel dan kabelnya dihubungkan ke sebuah benda yang menyerupai baterai sehingga memunculkan listrik statis yang membuat Ida beringsut-ingsut. “ada aja pekerjaan lu?”, timpal Ucok menyaksikasikan kelakuan Dodo “ini baru pertunjukan pertama, udah lu rekam aja buat hiburan pas lembur”, jawab Dodo. Ida semakin beringsut-ingsut menahan panas di selangkangan serta nyeri pada kedua putingnya, rasa nyeri seperti yang ia alami dulu ketika telat memberi ASI pada anak pertamanya. Dodo mendekati Ida kemudian mencabut rokok yang membuat memek wanita tersebut berasap, kemudian ia mengeluarkan sebuah botol berisi lem kayu dan menyapukan lem tersebut ke sekeliling memek Ida. Dodo kemudian mengeluarkan lakban dan menempelkannya tepat di tengah selangkangan dan brrreeeetttt...sekali tarikan rontoklah semua bulu memek Ida yang membuat sasng empunya hanya bisa menahan sakit hingga menitikkan air mata. Memek Ida sekarang botak memerah.

10 menit sudah Dodo menggenjot Ida di bawah gelap Taman Monas. Dodo duduk selonjor maju mundur hanya memakai kaos kutang, dipangkuannya tubuh Ida bergoyang-goyang menahan sodokan penis Dodo di memeknya. Atasan jubahnya diturunkan Dodo hingga ke bawah dada dan dibalik kerudungnya Dodo melumat dengan ganas kedua teteknya. Hampir 20 menit namun belum ada tanda-tanda sodokan Dodo melemah, bahkan genjotannya semakin gencar sambil kedua tangannya menggerayangi tetek Ida. 30 menit akhirnya terlewati, keduanya sudah bermandi keringat. Dodo semakin mempercepat genjotannya dan dalam sekali momen ia tumpahkan seluruh bukti kejantanannya ke lubang senggama Ida. Untuk kesekian kalinya memeknya dibasahi oleh mani laki-laki lain selain suaminya. Kedua Satpol PP biadab tersebut langsung berkemas dan meninggalkan Ida begitu saja yang sekarang terduduk lemas terikat pada sebatang pohon. Bahkan dengan teganya mereka tidak melepaskan celdam yang menyumpal mulut Ida.

Ida tertidur dibuai angin malam, kelelahan akibat dipaksa melayani 6 pria sejak sore tadi. Tengah malam merambati Monas, Ida siuman setelah mendengar bunyi gemerasak semak-semak di depannya dan ia terkejut setengah mati karena melompat di depannya seekor anjing besar berwarna hitam. Anjing tersebut nampak jinak namun tetap membuat Ida ketakutan, apalagi anjing itu mendekati dirinya. Tiba-tiba anjing tersebut menyorongkan moncongnya ke wajah Ida yang terpejam ketakutan dan dengan sekali gigit melepaskan celdam yang menyumpal mulutnya. Ida lega mulutnya terbebas dari sumpalan namun tetap saja ketakutan karena anjing besar tersebut tidak mau pergi bahkan duduk di depan Ida sambil menjulurkan lidah. “hus..hus..huss..”, Ida mencoba mengusir anjing tersebut namun anjing itu malah berdiri mendekati Ida dan langsung menjilatinya. Ida merasa geli ketika lidah anjing itu menyapu kedua teteknya. Anjing itu bahkan dengan lahapnya mengulum kedua tetek Ida dan membuat ia menggelinjang. Birahi Ida semakin meninggi ketika moncong anjing tersebut menelusup ke sela selangkangannya dan mulai memainkan memeknya. Duduk selonjor dan terikat di pohon, Ida merem melek mendesah-desah menahan kenikmatan yang diakibatkan oleh anjing tersebut. Ia seakan lupa baru saja diperkosa oleh 6 orang pria dan kini seekor anjing tengah mencumbuhi dirinya. Birahi Ida tengah meletup-letup membuatnya lupa daratan sehingga merelakan tubuhnya digagahi seekor anjing, rela memeknya dilesaki penis anjing. Penis tersebut seukuran penis manusia namun berbentuk lancip, bertekstur kasar, dan terasa agak panas. Ida mengangkangkan kakinya selebar ia mampu, memberi jalan bagi si anjing melesakkan penisnya ke memeknya. Pinggul anjing tersebut naik turun menggagahi memek Ida, moncongnya melumat kedua tetek Ida bergantian. “ha..ha..ha..ha...”, Ida mendesah-desah menikmati bergumulan aneh tersebut. Anjing itu terus menggenjot Ida, kekuatannya yang lebih dari manusia membuat pergumulan tersebut terasa lama dan Ida dibuat mabuk kepayang hingga beberapa kali merasakan orgasme.

“aaakkhh...”, Ida memekik sekaligus tanda orgasmenya yang kesekian ketika anjing tersebut mengubah posisinya. Kini ia membelakangi Ida dan penisnya terasa mengungkit memeknya sehingga membuat Ida semakin menggelinjang keenakan. “hah..hah..hah..hah..”, Ida mendesah cepat, keringat membasahi seluruh pakaiannya hingga di balik kerudungnya yang basah samar-samar tercetak kedua teteknya yang bergoyang-goyang. “aaakkkkhh..”, Ida kembali memekik bersamaan dengan lolongan anjing hitam tersebut ketika penis anjing tersebut memuntahkan cairan kejantanan ke dalam memeknya. Ida tertegun baru saja menikmati pergumulan dengan binatang najis bernama anjing. Ia tidak habis pikir mengapa begitu menikmati pergumulan tersebut melebihi pergumulannya dengan sang suami. Apakah karena ia baru saja melalui perkosaan yang berat? Atau secara tidak langsung ia mengakui anjing tersebut lebih jantan dibandingkan suaminya dan 6 pria yang baru saja menggagahinya? Ida tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa ia baru saja terbebas dari ikatan tali yang mengikat dirinya. Rupanya ketika ia melamun anjing tersebut menggigit lepas tali yang mengikat tangannya.

“jangan..jangan..”, pinta Ida ketika anjing tersebut menarik ujung jubahnya hingga ia jatuh telentang. Anjing tersebut tidak peduli dan terus menggigit jubah Ida hingga terlepas dari tubuh wanita tersebut. Kini Ida telanjang bulat hanya kerudung yang menutupi kepalanya serta deker dan kaos kaki yang membungkus tangan dan kaki satu-satunya pakaian yang tersisa menutupi tubuhnya. Huk..huk..anjing tersebut menggonggongi Ida seakan memerintahkan sesuatu. Entah dirasuki apa Ida seakan mengerti maksud anjing tersebut dan langsung mengambil posisi merangkak dan menghadapkan bokongnya ke anjing tersebut. “uah..uah..uah..”, erang Ida ketika moncong anjing tersebut kembali mengobok-obok liang senggamanya dan membuat birahi Ida kembali naik. Tak lama kemudian anjing tersebut kembali menancapkan penisnya ke memek Ida dan menggenjotnya kembali. “hah..hah..hah..oh yesss..” racau Ida keenakan saat anjing tersebut menggenjotnya dari belakang. Rasa letih dan lelah seakan lenyap dari tubuhnya dan ia begitu menikmati genjotan demi genjotan anjing liar tersebut. Anjing tersebut melolong panjang setelah 20 menit menggagahi tubuh Ida. Ia menumpahkan seluruh cairan kejantanannya ke memek wanita hamil tersebut yang kini terkulai lemas di bawah tubuhnya.

...

Dini hari baru menyapa ibu kota, namun aktivitas manusia seakan terus berdenyut di kota ini. Di pojokan sebuah taman di pusat ibu kota bergeletakan di rerumputannya yang basah oleh embun sebuah jubah panjang, kerudung, celana panjang dan pakaian dalam wanita. Tidak jauh dari tempat tersebut terdengar gemeresak semak belukar, di baliknya seorang wanita muda yang tengah mengandung di usia tua telentang bersimbah keringat, matanya terpejam sedangkan mulutnya meracau menggumamkan desah kenikmatan, kakinya mengangkang lebar dan dengan penuh birahi tangannya mendekap tubuh seekor anjing besar hitam yang tengah menggagahinya.
Read More

Wednesday, August 5, 2015

Cerita-Sex-Dewasa : Pemerkosaan Cici

Cerita menyakitkan ini kualami satu setengah bulan yang lalu, yang menimpaku dan kakak perempuanku yang berusia 23 tahun, ia memiliki wajah yang manis dengan rambut panjang sebahu,
tubuhnya tidak terlalu tinggi (157 cm) tetapi sangat proporsional dengan kulit putih mulus, yang mungkin disebabkan faktor keturunan karena kami memang keturunan Chinese. Ia tinggal di kota yang berbeda denganku, pada suatu hari dia datang ke kota tempatku kuliah untuk berlibur setelah kelulusannya, ia berencana berlibur selama satu bulan dan tinggal di rumah kontrakanku.

Pada suatu hari aku mengantarnya berbelanja ke mall hingga malam, kemudian setelah makan malam, iseng-iseng kami menonton film di bioskop. Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam lebih saat bioskop bubar, saat kami berjalan pulang ke rumah kontrakanku, kami melewati jalan yang sepi, aku sudah memiliki rasa khawatir saat melihat di ujung gang tampak banyak sekelompok pemuda, ada yang bermain gitar, menyanyi, dan main kartu.

Aku dan ciciku berjalan cepat melewati mereka, salah seorang dari mereka mulai iseng bersiul, "Halo, berdua.. mau maen kartu bareng nggak?" aku menggeleng dengan sopan sambil terus berjalan, tiba-tiba di depan kami telah menghadang seorang pemuda bertubuh besar dan tegap, berkulit gelap dan tampak sangar, "Loe nggak kasih salam sama gue, heh?"

Aku lalu mencoba mengajak berbicara secara baik-baik sambil berharap ada orang yang lewat, tetapi tanpa kusangka pemuda itu meninju rahangku sehingga aku terjatuh, aku berusaha bangkit dan mencari kayu untuk membela diri, namun di saat yang bersamaan tendangan beruntun bersarang di kepala dan badanku, kudengar jeritan ciciku, sebelum dunia serasa gelap gulita.

Aku terbangun dengan kepala pening dan mengingat-ngingat apa yang terjadi, tanganku rasanya nyeri sekali, sesaat kemudian aku sadar ternyata tanganku terikat ke atas pada papan yang melintang dengan tali tambang yang kuat, aku tergantung di situ cukup tinggi, aku melihat ke bawah, dan melihat kakiku yang juga terikat tidak mencapai lantai, aku tersentak kaget menyadari tergantung dalam keadaan telanjang bulat, tanpa busana sama sekali.

Lalu kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu. Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah. Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar, "Ooohh... amppunnnn... akkhh... ooohhh... jangann... jangannn... oh.. sakit.."

Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip ciciku, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu ciciku? Aku tidak pernah melihat ciciku telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh ciciku. Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang ciciku! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam ciciku tampak berserakan di lantai. Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat ciciku yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluan pelan-pelan menegang keras.

Pria yang sedang memperkosa ciciku terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan ciciku. Tampak ciciku berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki ciciku sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas, kemudian tangannya menyentakkan BH ciciku dengan kasar dan tampaklah bukit kembar ciciku terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala ciciku yang menengadah ke bawah. Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara ciciku itu.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa ciciku, salah satu melihat padaku dan berkata, "Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!" semua mata pemuda itu tertuju padaku, "Eh... liat tuh! dia ngaceng juga... mau ngentot pacarnya... tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha...!"

Pemuda bugil yang sedang memperkosa ciciku, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku, "Hei bangsat! Itu pacar kamu kan!" Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, "Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?" Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara kandung.

"Oh.. kakak kamu toh... Hm.. kepengen nggak kamu ngentot kakak sendiri? Di liat dari kontol elo sih.. elo pingin.. hahaha..." Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang. Doel rupanya telah selesai memperkosa ciciku, ia lalu menuntun ciciku yang tampak sudah lemah ke tempat kami, "Ini nih... gue mau liat kakak adik ngentotan!" katanya tertawa, kemudian ciciku ditampar dengan kuat, hingga ciciku menangis, "Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua potong peler adik elo dan pentil susu elo!" Doel lalu melepaskan ikatan tangan ciciku dan mendorong ciciku ke arahku, dengan terpaksa ciciku mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang, "Ayo makan tuh peler! cepat!" Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa ciciku mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm.

"Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!" Dengan ketakutan ciciku mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, ciciku tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

"Wah, adik elo payah banget! sudah kontolnya kecil, cepat keluar lagi!" pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut ciciku, "Elo harus liat gimana caranya!" kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku. Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan ciciku di atas meja, sehingga payudara ciciku menempel di atas meja dan ciciku dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa ciciku secara bergantian, sehingga ciciku menjerit-jerit dan melolong histeris, batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan ciciku yang semakin lama semakin lemas. Ciciku disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya anjing tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi ciciku di atas kursi.

Sambil memperkosa ciciku, mereka sesekali mengejekku. "Hei.. elo tau nggak kakak elo ini sebenarnya keenakan dientot sama kita-kita, buktinya memek dia basah banget nih! " kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai ciciku. Tangan ciciku kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara ciciku di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan. Dengan posisi duduk, buah dada ciciku tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi. Lelaki yang memperkosa ciciku itu meremas-remas kedua belah payudara ciciku dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara ciciku terbentuk indah di hadapannya. Pemuda itu terus memperkosa ciciku dengan brutal sehingga tubuh ciciku tergoyang-goyang. Ciciku hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak.

Sambil terus memompa ciciku, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran, "Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!" ejeknya lagi padaku. Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa ciciku, secara refleks ciciku melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu, "Hahaha... elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dientot tuh!" Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh ciciku, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus ciciku sementara buah dada ciciku yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu. Rupanya ciciku mendengar perkataan itu, wajah ciciku tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada ciciku. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga ciciku menjerit-jerit kesakitan, "Dasar cewek munafik...! keenakan aja sok menderita! Gua bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!" Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa ciciku, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali ciciku ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga ciciku sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya. Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh ciciku hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan ciciku. Secara refleks diluar kemauan ciciku sendiri.

Tubuh ciciku kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki ciciku melipat erat seolah-olah takut lepas. Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa ciciku, hingga selang beberapa saat tampak tubuh ciciku berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas ciciku tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang, "Ohhh... Akkkhhh... Ooohhh...!" pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat ciciku merintih panjang, "Ohhh... " seluruh tubuh ciciku menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa ciciku sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh ciciku tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa ciciku yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata, "Hehe.. elo liat kakak elo ini... dia demen ngentotan juga kok... hahahaha...!"

Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh ciciku, masing-masing pemuda itu memperkosa ciciku dengan posisi yang bervariasi. Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada ciciku. Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil John itu memperkosa, ciciku tampak sangat menderita karena batang kemaluan John benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat ciciku telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

Entah berapa lama ciciku diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan ciciku lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan ciciku, tiba-tiba kurasakan batang kemaluanku terasa hangat dan dikocok-kocok, aku membuka mataku dan tampaklah seorang pemuda sedang melakukan oral seks padaku. Aku memandang jijik dan berontak tanpa hasil, tapi mau tak mau batang kemaluanku menegang juga dirangsang seperti itu. Cukup lama pria itu melumat kemaluanku hingga akhirnya aku mengalami ejakulasi, spermaku ditelan seluruhnya oleh pria itu.

Lalu ikatanku dilepas, aku dipaksa menungging di atas meja tepat bersebelahan dengan ciciku yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak ciciku sedang disodomi, lalu tiba-tiba kurasakan tangan-tangan kasar berusaha membuka lubang pantatku, dan serasa benda yang besar berusaha mendobrak masuk, aku menjerit kesakitan saat benda itu mulai terbenam ke dalam anusku, pinggulku dipegang oleh tangan yang kokoh, dan mulailah aku diperkosa juga. kemaluanku yang telah loyo terlempar-lempar ke berbagai arah oleh dorongan pria di belakangku, di sebelahku ciciku juga tengah diperkosa, payudara ciciku yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, sesekali pria di belakangku meraih batang kemaluanku, meremas dan menarik batang kemaluanku dengan kuat, pria di belakang ciciku tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada ciciku dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi. Aku dan ciciku hanya dapat menjerit dan menangis menahan penderitaan itu.

Akhirnya aku dibiarkan jatuh ke lantai setelah disodomi dua pemuda, lalu mereka kembali beramai-ramai memompa ciciku, total pria yang memperkosa ciciku itu paling sedikit ada 15 orang. Aku terkapar tak berdaya di lantai menahan rasa sakit pada anusku, sambil melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana ciciku diperkosa habis-habisan.

Kini ciciku diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir ciciku melebarkan kaki ciciku sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan ciciku. Sementara salah satu pria memaksa ciciku mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut ciciku yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa ciciku berganti posisi, ia menduduki tubuh ciciku lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar ciciku. Tangannya mendempetkan buah dada ciciku hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher ciciku, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu ciciku.

Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan ciciku, tapi masih saja kudengar rintihan ciciku yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor. "Ayo Brul... entot cewek ini sampai mampus! Bombardir memeknya sampai ambrol... ayo tarik toketnya... cabut jembutnya!" Tiba-tiba aku merasa tubuhku ditendang dengan keras hingga terlentang, kulihat dua pemuda gay yang tadi memperkosaku mengelilingiku, "Hm... ayo kita kerjain adiknya, hahaha..." pemuda itu berkata sambil meludahi wajahku, lalu aku dipaksa mengulum batang kemaluan salah satu pemuda itu, dengan rasa mual terpaksa kukulum juga batang kemaluan itu. Ingin rasanya kugigit batang kemaluan bajingan itu tapi aku takut mereka tidak segan-segan membunuh kami. Sementara aku merasakan batang kemaluanku dikocok-kocok oleh mulut pria yang satunya lagi, mereka mulai ingin menyodomiku lagi saat tiba-tiba pimpinan mereka John mendekat, "Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini... elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha..." lalu tubuh ciciku yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh ciciku yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik, "Tabah ya.. Ci..." walaupun aku sendiri sangat ketakutan, ciciku hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.

"Hei! kalian tunggu apa? ayo ngentotan! kita pingin liat nih... yang cewek di atas!" seru John sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, ciciku lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk ciciku dan buah dada ciciku yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku. Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan ciciku yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

"Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memek kamu, adik elo harus masih ngaceng kontolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak kontolnya buat makanan ayam!"
Ciciku lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik ciciku memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi. Ciciku juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Ciciku menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya. Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan ciciku perlahan mulai mengecil.

Selang dua menit, John berkata keras, "Eh.. Non, angkat memek elo! Kita mau liat kontol adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk kontol yang sudah loyo!".
Ciciku menggeleng sambil menangis, "Nggakk... dia masih tegang, benar... sumpah..." ciciku berusaha melindungiku.
"Angkat memek elo gua bilang!" bentak John menggelegar.
Ciciku tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, "Jangan... saya tidak bohong... ini masih tegang..." Si John dengan kasar lalu mendorong tubuh ciciku hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas, "Hahaha.. dasar banci! Kamu masih suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak elo... ayo kocok dan cuci memek dia sama tangan elo!"

Aku dipaksa merangkak mendekati ciciku, ciciku diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan ciciku dan mengocoknya, "Hei.. goblok.. kalo cuma satu jari mana puas kakak elo!" Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan ciciku, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan ciciku itu dengan kuat dan cepat, sehingga ciciku merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan. Memandang ciciku yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung. "Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya... ayo sekarang dua-duanya ngentotan yang panas!" Aku lalu memeluk ciciku sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik, "Maaf ya Ci..." ciciku hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan.

"Heh! Ini bukan acara ngentot gaya kura-kura! elo berdua... ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!" Dengan ketakutan akhirnya aku dan ciciku menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada ciciku. Sementara tangan ciciku melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak kandungku sendiri.

Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai, "Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!" Terpaksa kami menurutinya, "Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh... saya remas-remas ya?" kataku sambil mengulum puting susu ciciku dan meremas-remasnya. "Goblok! elo maen sinetron ya? ngentotan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol... dan yang cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue goreng!"

Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang John yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. "Oh... gue entot elo, susu elo enak.. mantap... gue entot seharian ya, Ci?" Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara ciciku juga menimpali tanpa berpikir, "Ahh... anu elo... panjang... masukkin yang dalam... lebih cepat... ohh..." Mereka semua tertawa-tawa, John rupanya telah sangat terangsang melihat ciciku, ia mendekat dan menjambak rambut ciciku dan menarik ciciku ke dalam pelukannya, "Elo liat baik-baik goblok, gimana caranya ngentot cewek!" katanya padaku.

Tubuh ciciku lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong ciciku dengan mengangkat pantat ciciku, terpaksa ciciku memeluk leher John yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas John memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan ciciku. John yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa ciciku yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan ciciku sehingga tubuh ciciku terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun. Tak berapa lama tubuh ciciku kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang ciciku kembali mengalami orgasme hebat. John tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Ciciku semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan John semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri. Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh ciciku jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher John lepas, John membiarkan tubuh ciciku jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul ciciku yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga ciciku terjuntai tak berdaya. Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas.

John melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga ciciku ikut terseret kemana ia melangkah. Setelah puas mengocok ciciku dengan posisi itu, John lalu mengangkat pinggul ciciku naik hingga ke dada. Tubuh ciciku kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan John membentur-bentur punggung mulus ciciku. John yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul ciciku hingga kemaluan ciciku terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan ciciku dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh ciciku sehingga kini wajah ciciku ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras. John kembali melumat kemaluan ciciku dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus ciciku yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya John berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah ciciku hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan.

Setelah itu kembali ciciku digilir oleh teman-teman John yang lain, tidak perduli ciciku telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air. Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu ciciku sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara John memaksa ciciku mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi ciciku dengan cara seperti itu dan memerintahkan ciciku menelan semua air kencingnya.

Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat. Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini. Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-bajingan itu. Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya, karena kejadian yang akan menimpa ciciku kemudian jauh lebih brutal lagi.

Jam telah menunjukkan pukul 10 pagi kurang 3 menit, aku terikat erat dalam keadaan babak belur dan telanjang bulat di sebuah kursi, saat itu aku sedang berada di sebuah gudang yang besar, di sekelilingku segerombolan pemuda berandalan tampak sedang berkumpul, kuhitung jumlah mereka semua ada 38 orang, rata-rata berusia sekitar 25 tahun dan tampak seperti pengangguran, beberapa di antaranya bahkan masih mengenakan seragam SMA.

Sudah semalaman aku terikat di kursi ini, masih membekas kejadian tadi malam saat seseorang mengetuk pintu rumah kontrakanku, aku membukanya dan alangkah terkejutnya karena tamu tak diundang itu adalah John, pria besar yang bersama-sama kawanannya memperkosa ciciku dua minggu yang lalu, tentu saja kedatangannya tidak bermaksud baik, aku langsung hendak menutup pintu tapi John langsung meninjuku, aku tak berdaya menghadapinya, dan babak belur dihajar olehnya, ia lalu mengobrak-abrik rumah untuk mencari ciciku, untunglah ciciku kebetulan sedang menginap di rumah teman, kemudian aku diseret keluar dimana sebuah mobil telah menunggu, mobil tersebut langsung meluncur menuju gudang ini, di sini aku ditelanjangi hingga bugil dan dihajar oleh mereka, tidak ada saksi mata yang melihat, sebelum meninggalkan rumah, John menuliskan besar-besar alamat gudang ini dan sebuah surat yang ditujukan untuk ciciku:
"Datang ke alamat ini pada pukul 10 pagi! atau adik elo bakal gua kirim ke elo dalam keadaan tercincang-cincang! Jangan lapor polisi, adik elo nggak bakal selamat kalo polisi tau! Datang dengan taksi ke daerah ini, ada sebuah gudang tua berwarna coklat, masuk ke dalam dan elo dan adik elo bakalan masih tetap hidup! Elo musti pakai kutang dan celana dalam doang saat masuk gudang itu, jangan lupa satu tali kutang elo diturunin! lepaskan baju elo di luar dan masukkan ke dalam tong sampah! Kalo tidak tanggung sendiri akibatnya...!"

Aku meneguk ludah, berharap ciciku tidak akan datang, dan melapor pada polisi, dan harapanku itu tampaknya terkabul karena hingga jam 10 lewat 10 menit tidak ada tanda-tanda kedatangan ciciku. Biarpun aku takut menghadapi mereka, tapi aku berharap mereka tidak akan membunuhku karena tidak ada gunanya bagi mereka.

Tiba-tiba aku terkejut mendengar suara pintu gudang mendecit karena dibuka oleh seseorang, semua mata tertuju pada pintu itu, aku berharap itu adalah polisi, tetapi yang kulihat sungguh membuatku kaget, ciciku masuk sendirian dengan tubuh gemetar karena ketakutan, ciciku hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink sehingga lekuk tubuhnya yang indah dan putih mulus terlihat jelas, apalagi tampak tali BH sebelah kanan ciciku telah diturunkan sesuai dengan perintah John, ciciku tersentak kaget melihat begitu banyak gerombolan berandalan itu, ia menjerit dan dari sudut matanya mengalir air mata saat melihatku yang terikat bugil dan babak belur, ciciku berdiri mematung dan menggigit bibirnya dengan tabah, sementara semua berandalan itu menatap tubuh ciciku yang indah sambil meneguk ludah, John yang pertama membuka suara, "Hahaha... kita ketemu lagi, dan pesta kita pasti lebih meriah sekarang! kalo elo nurutin kita, elo bakalan ikut enjoy! sekarang tutup pintu itu dan mendekat kemari, kita semua mau liat body kamu yang seksi itu!"

Ciciku menutup pintu, lalu mendekat dengan takut-takut dan tubuh yang semakin gemetaran, para berandalan itu mengelilinginya sambil bersuit-suit melihat tubuh ciciku sambil berkomentar, "Benar juga John, cewek ini pasti lezat buangeet! Hahaha.."
"Wah.. ternyata dia benar-benar sayang saudara ya? hahaha..." gumam teman-teman John.
"Bukan gitu... dia ke sini memang pingin diperkosa, tuh buktinya dia datang cuma pakai kutang sama celdam! udah gitu BH-nya juga sudah mau terlepas tuh, toketnya nggak sabar pingin dipijit rupanya! Haha... " timpal John sambil tertawa.
"Sekarang elo harus pemanasan, ayo lompat-lompat di tempat dan jangan berhenti sampai gua suruh!" John membentak ciciku dan mengeluarkan sebilah belati.
"Ini nggak bakalan gua pakai kecuali elo nggak nurut!"

Ciciku mulai menangis tersedu-sedu, tapi ia menuruti perintah John dan mulai melompat-lompat kecil di tempat, sehingga buah dadanya yang padat dan masih tertutup BH tampak terhentak-hentak. "Lompat lebih tinggi supaya tetek elo itu lebih sexy goyangnya!" kata John sambil tertawa, ciciku menurutinya dan buah dadanya terguncang-guncang semakin kuat, sehingga posisi BH-nya semakin turun dan puting susu kanannya samar-samar mulai terlihat. "Wah... susunya minta keluar tuh!" gumam para berandalan itu.

John lalu mendekat, tangannya memegang tali kutang ciciku yang masih melompat-lompat, dengan sekali renggut BH itu terlepas dari tubuh ciciku, ciciku terjatuh ke lantai papan karena tubuhnya tertarik, ia tersungkur dalam keadaan telanjang dada, buah dadanya tampak tergantung indah, padat berisi dan sangat ranum. John dengan tidak sabar merenggut celana dalam ciciku, sehingga ciciku jatuh terduduk dalam keadaan telanjang bulat, John memerintahkan ciciku berdiri, lalu John meremas-remas bongkahan pantat ciciku yang kenyal, tampak garis vertikal kemaluan ciciku yang sedikit membukit, kemaluan ciciku tampak mulus tanpa rambut sehelai pun, rupanya setelah diperkosa dua minggu lalu, ciciku lalu mencukur rambut kemaluannya.

"Wahh.. memeknya botak hahaha.. bagus.. sebelum ke sini dia sudah siap-siap bersihin memeknya!" kawanan itu tertawa dan mengejek ciciku. John lalu berkata pada kawanan gerombolan itu, "Ingat, entar kita garap gantian, satu-satu sesuai nomor yang tadi elo dapat! Yang dapat nomor terakhir nggak usah nyesal, gua yakin cewek ini masih kuat biar dientot sampai besok pagi! Sekarang gue duluan! gua mau nikmati cewek ini di udara terbuka! Elo tunggu saja di sini, kalo keluar semua nanti ada yang lihat!"

John lalu menggandeng ciciku keluar, di luar gudang ini memang sepi dan hanya sesekali ada mobil lewat. John membawa keluar ciciku sambil tertawa-tawa sementara yang lain menunggu. Setelah beberapa menit menunggu, tiba-tiba dari luar terdengar jeritan ciciku, "Akkhhh... Ohhh! Akkkhhh..!" aku merasa John mulai memperkosa ciciku dengan ganas seperti yang dilakukannya tempo hari. Jeritan itu terus terdengar sayup-sayup dan semakin lama semakin lemah, hingga akhirnya hilang. Aku menunggu dengan berdebar-debar sementara kawanan bajingan di dalam gudang tampak ikut menunggu dengan tidak sabar, dan hanya dapat meneguk ludah sambil membayangkan dapat segera menyetubuhi ciciku.

Setelah 30 menit, John muncul dengan bertelanjang bulat, sambil mengangkat ciciku yang memeluk leher John agar tidak jatuh ke belakang karena John hanya memegangi pantat ciciku dengan kuat, posisi yang sama ini juga dilakukan John saat memperkosa ciciku dua minggu lalu, tampak kemaluan John masih menyodok-nyodok dengan brutal liang kemaluan ciciku sambil berjalan, menyebabkan tubuh ciciku terguncang dan ciciku merintih-rintih dengan suara parau. Di hadapanku dan gerombolan bajingan itu, John terus memompa ciciku, tiba-tiba tampak tubuh ciciku bergetar hebat dan tubuhnya menggelinjang, kaki ciciku terangkat dan tampak otot paha dan betisnya mengencang tegang sambil dari mulut ciciku terdengar suara, "Ohhh..." yang panjang, ciciku mengalami orgasme yang hebat di pelukan John, si John terbahak-bahak saat tubuh ciciku tampak lemas setelah orgasme, John mengejekku, "Dulu elo liat kakak elo ini sampai pingsan gue entot, gue berani tarohan kakak elo ini nggak lebih kuat dibanding dulu!" John terus mengocok dengan brutal, dan benar saja, pelukan ciciku pada leher John terlepas dan kembali kejadian dua minggu lalu terulang, tubuh ciciku terjuntai jatuh, namun John masih terus menyodok kuat batang kemaluannya ke dalam liang senggama ciciku, dengan kejam ia terus mengsenggamai ciciku yang telah jatuh pingsan.

Akhirnya John orgasme, dan menumpahkan banyak sperma ke atas wajah dan payudara ciciku, sehingga wajah ciciku mandi sperma. Ia tertawa puas, "Hahaha... enak buanget ini cewek...!" Kemudian anak buah John mengambil 4 buah gelas berukuran cukup besar, mereka rupanya ingin mengumpulkan sperma mereka ke dalam gelas-gelas tersebut, entah untuk tujuan apa. Perkosaan itu terus berlanjut dengan brutal, kini tangan ciciku diikat di atas sebuah palang yang dapat diatur tingginya, lelaki yang mendapat giliran memperkosa ciciku mengatur tinggi palang sehingga posisi liang kemaluan ciciku tepat berada di depan kemaluannya, karena tubuh lelaki itu yang cukup tinggi, maka kaki ciciku tidak menyentuh lantai dan terpaksa tergantung dengan tangan terikat ke atas, ciciku tersadar dan menangis menahan perih pada tangannya, sementara lelaki itu mengangkat paha kanan ciciku dan mulai memasukkan batang kemaluannya yang besar dan panjang ke dalam liang kemaluan ciciku, dan mulailah ia mengocok ciciku tanpa ampun sambil tangan kanannya memegangi paha ciciku agar tetap terangkat, tangan kirinya dengan buas meremas dan memijat kedua buah dada ciciku bergantian, puting susu ciciku sesekali dicubit dengan keras, ciciku hanya dapat merintih-rintih dengan lemah, setelah puas dengan posisi itu.

Kini ciciku diikat pada kakinya dan digantung dengan kepala di bawah. Dalam keadaan tubuh ciciku yang terbalik itu, lelaki itu lalu memaksa ciciku menghisap-hisap batang kemaluannya sementara ia memperkosa liang kemaluan ciciku menggunakan jari-jarinya, tidak puas dengan hanya memasukkan jarinya, ia juga mengocok liang kemaluan ciciku menggunakan botol kecap berukuran kecil, setelah itu ia mengikat tangan ciciku di belakang punggung, ciciku dibaringkan di kasur yang telah disiapkan di lantai, lalu dengan buas tubuh telanjang bulat ciciku itu diperkosa habis-habisan oleh lelaki itu hingga orgasme dan menyemprotkan spermanya ke buah dada ciciku, lalu ia juga mengumpulkan spermanya ke dalam gelas-gelas yang kosong tadi.

Tak terasa sudah 14 orang yang memperkosa ciciku dengan buas, sudah tiga gelas yang penuh dengan sperma, ciciku telah pingsan berkali-kali, namun selalu disadarkan lagi dan kembali diperkosa dengan luar biasa brutal. Aku merinding membayangkan masih ada 24 pria lagi yang menunggu giliran, ketika tiba-tiba pintu gudang terbuka dan masuk bergerombolan 6 pemuda berandalan lain, ternyata mereka juga ingin mendapat bagian memperkosa ciciku, John membagikan mereka nomor urut pada sebuah kertas, sehingga total pria yang akan menyetubuhi ciciku berjumlah 44 orang!

Giliran berikutnya tiga lelaki sekaligus maju, ciciku yang bertelanjang bulat di kasur dikerumuni oleh tiga lelaki yang masing-masing batang kemaluannya yang besar dan panjang telah berdenyut-denyut melihat tubuh sempurna ciciku, lelaki pertama langsung menancapkan batang kemaluannya ke kemaluan ciciku dan memompa keluar masuk dengan brutal, lelaki kedua memompa mulut ciciku dengan batang kemaluannya, sementara lelaki ketiga dengan rakus menyedot-nyedot kedua buah dada ciciku yang ranum bergantian kiri dan kanan, seperti anak kecil yang sedang menyusu, sambil tangannya tak henti-hentinya meremas-remas dan memuntir payudara ciciku. Mereka lalu saling berganti posisi, mengalami perkosaan seperti ini, dimana kemaluan dan mulutnya dipompa serta harus menyusui tiga lelaki, tak dapat dihindari kembali tubuh telanjang bulat ciciku mengejang-ngejang tanda orgasme sementara dari mulut ciciku yang penuh dengan batang kemaluan mengeluarkan suara lirih, "Ohhh..."

Setelah ketiga orang itu puas, berikutnya dua orang pria bertubuh besar maju bersamaan, ciciku yang lemas diangkat pada ketiaknya oleh seorang pria hingga payudara ciciku tepat berada di depan mulutnya, karena tingginya tubuh pria itu, kaki ciciku terangkat dari lantai, dengan posisi itu pria tersebut menetek pada buah dada ciciku dengan ganas, pria satunya tak mau ketinggalan, kedua bongkah pantat ciciku yang kenyal dan bundar diremas-remas sementara mulut dan lidahnya mengaduk-aduk anus ciciku, sesekali tangannya mengusap-ngusap paha dan punggung ciciku, bahkan beberapa kali dengan kasar ia menjambak rambut ciciku sehingga kepala ciciku menengadah sambil buah dadanya tetap dihisap dan disedot dengan buas, bahkan sesekali pentil susunya ditarik kuat dengan gigi.

Setelah puas dengan posisi itu, lalu tubuh telanjang bulat ciciku diapit oleh dua tubuh mereka di atas kasur, lelaki yang di bawah memompa liang anus ciciku, sementara yang di atas memperkosa liang kemaluan ciciku tanpa belas kasihan, ciciku megap-megap saat wajahnya harus menempel pada dada pria yang besar dan berbulu itu, pemandangan mengenaskan itu juga di shoot oleh salah seorang pemuda yang membawa kamera, "Hehe.. elo jangan macam-macam, entar film yang kamu bintangin ini gua edarkan ke seluruh dunia, pasti jadi box office! haha.." tawa John diikuti teman-temannya. Kedua pria yang memompa ciciku kemudian berejakulasi hampir bersamaan, mereka kemudian menampung sperma mereka ke dalam gelas.

Pemerkosa selanjutnya mengikat tangan ciciku ke belakang punggung walaupun ciciku sudah tidak berdaya, lelaki ini adalah Anto, yang ikut memperkosa ciciku dua minggu lalu, ciciku kemudian didudukkan pada sebuah kursi, sementara Anto berdiri di belakang ciciku sambil tangannya bermain-main di atas buah dada ciciku dan meremas-remasnya dengan buas. Kemudian pria itu berjongkok di depan ciciku dan menjilati bibir kemaluan ciciku dengan rakus, ia juga memasukkan dua jarinya ke liang kewanitaan ciciku dan mengocok-ngocok kemaluan ciciku itu tanpa ampun. Kegiatannya membuat kemaluan ciciku menjadi sangat basah, barulah kemudian batang kemaluan Anto memompa ciciku dengan lancar, tampak batang kemaluan itu basah berkilat oleh cairan kewanitaan ciciku. Ciciku terengah-engah seolah kehabisan nafas, lalu Anto menindih ciciku di atas kasur, ia menyodok-nyodokkan batang kemaluannya dengan buas hingga mengguncang-guncang tubuh ciciku yang telanjang bulat, sesekali ia menghentikan aktifitasnya, namun secara refleks tubuh ciciku yang terangsang hebat menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun agar kemaluannya terus dikocok oleh kemaluan Anto sambil mendesah dan terengah-engah, akhirnya Anto orgasme, ia mencabut batang kemaluannya dan menyemburkan spermanya di dalam mulut ciciku yang terpaksa harus menelan seluruh cairan kental itu.

Berikutnya seorang pria besar dengan batang kemaluan yang luar biasa besar dan panjang, sekitar 27 cm menggantikan posisi Anto, dikarenakan batang kemaluannya yang sungguh besar dan panjang, ia mengalami kesulitan memasukkan seluruhnya ke dalam liang kemaluan ciciku, maka ia hanya memompa hingga setengah batang kemaluannya saja yang masuk, namun gerakannya sangat cepat dan deras, batang kemaluan kuda itu membuat liang kemaluan ciciku yang sempit harus terbuka lebar, namun dikarenakan liang kemaluan ciciku telah sangat becek, batang kemaluan itu dapat masuk dan memompa dengan ganas.

Merasakan benda raksasa itu keluar masuk ke liang kemaluannya, ciciku mengejang-ngejang dan seluruh tubuhnya menggelinjang, suaranya parau saat merintih panjang, "Akkhhh..." setelah orgasme dengan hebat, tubuh telanjang bulat ciciku terkapar lemas lunglai sementara kedua belah pahanya masih sesekali bergetar merasakan sisa-sisa kenikmatan. Namun pria dengan kemaluan raksasa itu baru mulai, dengan kejam ia memaksakan batang kemaluannya masuk amblas seluruhnya ke dalam liang rahim ciciku, "Arrggghhh!" ciciku terbelalak dan melengking kuat merasakan sakit yang luar biasa, batang kemaluan pria itu adalah benda terbesar dan terpanjang yang pernah masuk ke liang kemaluannya, namun pria itu tidak mengenal kasihan dan dengan brutal terus memompa batang kejantanannya keluar masuk, testisnya yang besar juga menampar-nampar selangkangan ciciku, ciciku menangis sekuatnya dan menjerit-jerit dengan sisa tenaganya, tubuhnya terus terguncang hebat setiap kali batang kemaluan raksasa itu memasuki liang kemaluannya, "Hehe.. enakkan, heh? elo harus bersyukur karena kontol gue ini belum nembus sampai mulut elo! hahaha.." pria itu terus memperkosa sambil mengejek, tangannya yang besar meremas gumpalan buah dada ciciku, tak berapa lama ciciku terkulai pingsan tak sanggup menahan pemerkosa yang sungguh brutal itu. Saat ejakulasi pria itu menyemburkan sperma yang sangat banyak membasahi wajah, buah dada hingga perut ciciku, ia lalu mengelap spermanya ke wajah dan seluruh permukaan tubuh ciciku yang terlentang tak berdaya.

Berikutnya giliran dua orang pria, mereka membawa dua buah ember besar berisi air, lalu disiramkan seember air ke sekujur tubuh ciciku yang pingsan, ciciku tersadar sambil megap-megap, kemudian mereka memaksa ciciku menungging dengan bertumpu pada sebuah meja, ember berisi air itupun diletakkan di atas meja tersebut, kemudian mulailah salah satu pria itu memompa ciciku dari belakang sambil meremas-remas bongkahan pantat ciciku yang kenyal, pria satunya menyiksa ciciku dengan membenamkan kepala ciciku ke ember berisi air berkali-kali sehingga ciciku nyaris kehabisan nafas, setelah puas menyiksa ciciku dengan cara itu, ia kembali menyiram tubuh telanjang bulat ciciku dengan sisa air yang tersisa, "Supaya mulus lagi, nggak lengket-lengket sama peju elu orang!" katanya sambil tertawa.

Ciciku terus dipompa dengan ganas hingga buah dadanya yang tergantung indah bergoyang-goyang, pria yang menyiksa ciciku menjambak rambut ciciku agar wajah ciciku menengadah, dengan demikian buah dada ciciku yang terlempar-lempar terlihat jelas, kawanan bajingan itu memberi semangat temannya agar memompa lebih keras karena mereka menikmati goyangan payudara ciciku tersebut, sambil menjambak rambut ciciku dengan tangan kiri, tangan kanan pria itu tak tinggal diam, ia meremas-remas dan sesekali membetot-betot buah dada montok ciciku itu bagaikan memeras susu sapi, sehingga ciciku mengerang kesakitan, kemudian pria itu duduk di atas meja dan memasukkan batang kemaluannya yang besar dan panjang ke mulut ciciku, sambil menggerak-gerakkan kepala ciciku maju mundur sehingga batang kemaluannya mengocok-ngocok mulut mungil ciciku yang dipaksa menganga mulutnya selebar-lebarnya hingga pria itu berejakulasi di dalam mulut ciciku.

Kemudian ciciku dibaringkan tengkurap di atas kasur, dengan kejam pria yang tadi menyiram ciciku memperkosa anus ciciku, sementara pria satunya memaksa ciciku mengulum batang kemaluannya, hingga akhirnya mereka berdua ejakulasi dan menyemprotkannya ke wajah, punggung, dan pantat ciciku, sebagian mereka tumpahkan di dalam gelas.

Pria berikutnya juga memperkosa ciciku dengan kejam, ia menutup kepala ciciku dengan kantung plastik transparan lalu menyodok ciciku dari belakang dengan brutal, tampak ciciku tersedak-sedak kehabisan nafas, untunglah sebelum ciciku lebih menderita pria itu telah ejakulasi, ia menyemprotkan spermanya di lantai kemudian menarik lepas plastik yang menutupi kepala ciciku, ciciku lalu dipaksa menjilati dan menelan sperma di lantai hingga bersih.

Empat gelas yang berisi sperma itu telah penuh, ciciku dipaksa meminum satu gelas sampai habis, gelas kedua digunakan untuk keramas dengan menumpahkannya ke atas rambut ciciku, kemudian paha ciciku dipaksa membuka selebar-lebarnya hingga tampak liang kemaluan ciciku yang seperti gua kecil, perlahan-lahan sperma pada gelas ketiga ditumpahkan ke dalam liang rahim ciciku hingga habis, hal ini dilakukan perlahan sambil mengocok-ngocok liang senggama ciciku agar sperma tersebut masuk seluruhnya, sperma pada gelas terakhir dioleskan ke setiap senti dari tubuh ciciku yang telanjang bulat hingga merata, mereka lalu melepaskanku dan menyuruhku untuk menciumi seluruh tubuh ciciku, kulakukan itu dengan perasaan campur aduk. Tubuh ciciku lengket-lengket oleh sperma hingga tidak ada lagi bagian tubuhnya yang dapat diusap dengan mulus, biarpun demikian batang kemaluanku menegang dengan keras, lalu mereka menyuruhku untuk memperkosa ciciku dan menumpahkan spermaku ke dalam liang senggama ciciku.

Ciciku terus diperkosa nonstop hingga digarap oleh peserta terakhir, ia tak dapat bangun lagi saat pria terakhir selesai memompanya dengan ganas, kekejaman mereka yang terakhir adalah menggantung kami berdua dengan tangan terikat ke atas, lalu kemaluan ciciku disumpal dengan lilin besar, mereka tertawa-tawa melihat lilin yang menyumbat kemaluan ciciku itu, "Sekarang elo berdua punya titit! hahaha.. malah yang punya cewek lebih panjang!"

Kemudian dalam keadaan tergantung dan lilin yang masih menyumbat kemaluan ciciku, kami dicambuk dengan sabuk kulit, mereka memecut seluruh tubuhku, sedangkan ciciku hanya dipecut di bagian punggung dan pantat, "Susu elo sayang kalo dicambuk, kan besok-besok kita masih mau netek!" kata mereka pada ciciku sambil tertawa-tawa.

Setelah itu mereka melepaskan kami, dan sebelum memasukkan kami ke dalam bagasi mobil, mereka kembali mengencingi kami beramai-ramai. Dengan mobil itu kami dibawa kembali ke rumah kontrakan, saat itu hari telah menjelang subuh dan sedang hujan lebat, mereka menurunkan kami dalam jarak 100 meter dari rumah dan menyuruh kami berjalan ke rumah dalam keadaan telanjang bulat, terpaksa aku menggendong ciciku yang sudah sangat lemah dan telanjang bulat ditengah-tengah hujan, diiringi tawa mengejek mereka dari belakang, sebelum mereka pergi, sayup-sayup masih kudengar teriakan mereka kepadaku, "Ini belum selesai kawan! lain kali kakak elo itu bakal ngerasain yang jauh lebih eennaakk lagi! Suruh dia nyiapin memeknya buat nampung lebih banyak kontol! haha.. hahaha..." dan mobil itu melaju menjauh, aku berharap kali ini adalah terakhir kali kami berurusan dengan mereka. Namun entah mengapa aku memiliki perasaan buruk, bahwa mereka terus membayangi kami, khususnya ciciku, dan akan kembali suatu waktu.
Read More

Cerita-Sex-Dewasa : Hukuman Bagi Guru Muda

Cerita Dewasa -Hukuman Bagi Guru Muda Perkenalkan namaku Tommy, aku sekarang sedang sekolah ternama di Ibukota negara ini. Orang tuaku adalah orang terkaya di negeri ini. Bahkan sekolah tempat aku belajar dimiliki oleh orang tuaku, yang kemudian diberikan pada aku. Sehingga aku adalah pemilik sekolah ini.Sekolah ini mempunyai banyak sekali murid-murid, terutama dari orang-orang kaya. Orang tua mereka sangat senang mengingingkan anak mereka untuk sekolah di sini. Mereka ingin agar anak mereka kenal dengan aku, dengan harapan posisi mereka atau usaha mereka dapat terus berkembang, dengan bantuan aku.

Banyak sekali teman-teman aku, yang sangat baik dengan aku, mereka ingin agar jabatan orang tua mereka dapat naik pangkat, atau usaha orang tua mereka dapat

berkembang terus. Banyak sekali siswi-siswi yang sengaja yang mendekatiku agar keluarga mereka dapat ditingkatkan perekonomiannya. Banyak siswi yang sengaja mengajakku tidur, tentu saja aku hanya memilih yang cantik-cantik saja. Dan setiap kali mereka tidur dengan aku, keesokkan harinya orang tuanya naik jabatan.


Tahun Ajaran Baru

Hari ini adalah adalah hari pertama sekolah, kini aku sudah kelas 3 IPA. Banyak sekali siswi-siswi baru, yang baru masuk kelas 1. Aku mengincar mereka siapa tahu ada yang cantik dan seksi.


Aku melihat ada siswi cantik yang bernama Heni, langsung saja aku coba mendekatinya.


"Heni.. dipanggil oleh Tommy", temanku Ken berkata pada Heni.


"Oh Tommy pemilik sekolah ini yah", Heni menjawab dengan senang.

Tentu saja ia senang karena itulah tujuan dia sekolah disini.


Pada jam istirahat, aku memanggil Heni ke sebuah ruangan kosong. Disana aku merayu Heni, dan mencoba berkenalan dengan dia. Dan akhirnya aku mencoba mencium dia.


"Tommy..", balas Heni sambil menciumku juga.


Aku mencoba memasukkan tanganku kedalam baju dia. Astaga susunya kenyal sekali, rasanya tanganku seperti memegang karet saja, kenyal sekali. Aku meremas - remas susunya.


"Ahh..", desah Heni.


Tiba-tiba pintu terbuka, aku menengok dan melihat guru baru.

"Hei apa yang kalian lakukan, cepat kembali ke kelas", teriak guru tersebut.

Astaga baru kali ini ada yang memarahi aku, guru tersebut tidak mengetahui posisiku di sekolah ini, bahwa aku sebagai raja di sekolah ini. Dengan rasa dongkol aku kembali ke kelas.


Aku memberitahu Ken temanku agar menghukum guru tersebut. Kemudian Ken menghubungi Kepala Sekolah agar mereka bertemu. Kemudian Kepala Sekolah, Ken dan guru tersebut yang bernama Cindy bertemu. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu Tommy di sekolah, dan guru tersebut harus dihukum. Jika tidak mau dihukum, maka keluarga Cindy akan dihancurkan perekonomiannya, mereka akan menjadi gelandangan. Cindy yang baru berumur 18 tahun dan sedang kuliah Kedokteran dan menjadi guru honorer di sekolah ini dengan terpaksa menyetujuinya.


Hukuman Hari PertamaHari ini adalah hukuman untuk guru cantik bernama Cindy. Pada jam pertama ini, aku belajar biologi diajar oleh Cindy. Ketika ia masuk, Ken memberitahu bahwa ia harus mengajar tanpa pakaian. Tadinya ia tidak mau dan ingin keluar dari sekolah ini, tapi karena diancam keluarganya akan menjadi gelandangan ini mau menuruti. Dengan berurai air mata, ia melepas blazer dan roknya. Terlihat bahwa tubuhnya dengan tinggi 166 cm dan berat 47 kg, mempunyai kulit yang putih sekali.


"Bu Cindy, lepas BH dan Celana dalamnya", teriak Ken.


Dengan ragu-ragu ia melepas BH yang berukuran 34B dan celananya, terlihat ia memiliki susu yang tidak terlalu besar tetapi putih sekali dan rambut kemaluan yang hitam tapi tidak terlalu lebat.


Dengan malu-malu ia mengajar kami selama 2 jam pelajaran dengan bugil. Tentu saja perhatian anak-anak cowok tidak pada pelajarannya, tetapi mengaggumi tubuh bugilnya. Cindy mengajar dengan kacau balau, sambil menerangkan ia mencoba menutupi tubuhnya, tentu saja tidak bisa, karena ia harus mencatat di papan tulis dan harus menerangkan. Beberapa anak laki-laki mencubit tubuhnya, ketika melewati mereka. Cindy hanya bisa menerangkan sambil terisak-isak.


Rasanya dua jam pelajaran berlangsung cepat sekali, berikutnya pelajaran matematika yang membosankan oleh Pak Ginanjar. Aku membisikan Ken, hukuman selanjutnya.


"Bu Cindy, dua jam pelajaran ini, harus mengulum punya Tommy", kata Tommy kepada Cindy.


Ketika Pak Ginajar mulai menerangkan, dengan ragu-ragu Cindy jongkok dihadapanku. Kemudian ia membuka reseleting celanaku, dan mulai mengeluarkan penisku. Ia kemudian memegang kemaluanku, rasanya hangat sekali tangan Cindy. Ia mulai mengulum penisku yang panjangnya 17 cm. Ia memaju mundurkan mulutnya, rasanya enak sekali, sambil mendengarkan pelajaran matematika, sambil diurut penisku oleh mulut guru muda yang cantik ini. Sampai suatu kali rasanya ingin mengeluarkan sesuatu. Aku menarik rambut Cindy, agar kepalanya bergerak lebih cepat.


"Ah..", desahku sambil mengeluarkan air mani kedalam mulutnya sebanyak mungkin.


"Oupch..", terdengar suara Cindy yang kehabisan nafas, harus menelan air maniku sambil menangis.


Hukuman Hari Kedua

Hari ini aku memberi tahu Ken hukuman Cindy.

"Bu Cindy, hari ini harus masuk lagi ke kelas 3, sambil menerangkan tentang hubungan seks, sambil diperagakan dengan Tommy", kata Ken kepada Cindy.


"Apa..", teriak Cindy.

"Bu, ingat keluarga Ibu", ancam Ken.


Akhirnya Cindy menyetujuinya. Pada jam pelajaran kelima, Cindy masuk ke kelas 3.

Anak laki-laki berteriak, "Buka.. buka.. buka..".

Dengan gemetar Cindy kembali membuka seluruh pakaiannya.


"Anak-anak, Ibu sekarang mau menerangkan tentang hubungan seks" kata Cindy sambil gemetar.

"Tommy tolong kesini" kata Cindy.

Aku lalu maju kedepan, lalu Cindy membuka celanaku.

"Pertama-tama dilakukan pemanasan dulu", kata Cindi sambil meletakan tanganku pada susunya. Langsung aku meremas-remas dengan keras, enak sekali pikirku. Tampak Cindy kegelian. Lalu Cindy meremas penisku.


Setelah beberapa lama, aku mulai tak sabar, lalu dengan cepat aku mencoba memasukkan penisku ke vagina Cindy. Cindy berusaha menghindar sambil menangis. Aku menyuruh anak-anak cewek agar memegangi tubuh Cindy, sambil dipegang oleh 4 orang anak cewek, aku memamasukkan penisku kedalam vaginanya. Astaga rasanya sempit sekali, aku merasa ia masih perawan. Lalu dengan cepat aku mengocok penisku didalam vaginanya.


"Bu ayo.. teruskan menerangkannya", kataku pada Cindy.

"Beginilah caranya bersenggama anak-anak", Cindy menerangkan sambil menangis.

Aku terus mengocok penisku di dalam vagina cindy. Dari posisi berdiri kami melakukannya, tidak puas dengan posisi ini aku mencabut penisku dari vaginanya, lalu mencoba posisi doggi style. Aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya, sementara itu tanganku meremas-remas susunya dari belakang. Rasanya empuk sekali, sementara itu penisku digoyangkan terus.


Tiba-tiba Cindy mengejang, dengan meremas penisku dengan kuat, ternyata ia mengalami orgasme. Teman-temanku pada tertawa melihatnya. Tak lama kemudian aku juga mengeluarkan air maniku di dalam vaginanya dengan kuat. Terlihat wajah Cindy yang kaget dan ketakutan menerima sperma di dalam vaginanya. Semua teman-teman bersorak melihatnya.


Hukuman Hari Ketiga

"Bu Cindy hari ini harus mengumpulkan dua liter sperma dari seluruh laki-laki di sekolah ini", kata Ken kepada Cindy sambil memberikan botol berukuran dua liter.


Dengan bugil, Cindy masuk ke kelasku. Sementara guru yang lain mengajar, Cindy mengocok penisku dengan cepat agar cepat mengeluarkan air maniku. Tidak tahan akan kocokan Cindy yang cepat, aku mengeluarkan sperma ke dalam botol tersebut. Cindy berpindah ke setiap anak laki-laki yang ada di kelasku dan mengocok penis mereka agar cepat mengeluarkan sperma. Dua jam sudah berlalu, seluruh laki-laki sudah mengeluarkan spermanya, dan ternyata hanya ada seperempat liter.


"Bu Cindy, cepat kocok penis anak laki-laki di kelas lain juga" kata Ken.


Akhirnya Cindy berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya, untuk mengumpulkan sperma. Setiap kelas kelas yang dimasuki Cindy, terdengar suara riuh. Banyak anak laki-laki yang dikocok penisnya, juga menggerayangi tubuhnya.


Akhirya jam sekolah selesai, dengan tangan yang lelah dengan muka yang penuh sperma, karena ada beberapa orang yang sengaja menyemprotkan spermanya ke mukanya. Cindy datang kepada aku dan Ken sambil memberikan dua liter sperma.

"Bu Cindy, tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang" kata Ken.

"Tidak tahu" kata Cindy.

"Minum sperma tersebut", kata Ken.

"..", Cindy tampak lemas sekali dan tertunduk.

Tiba-tiba kelasku dipenuhi banyak siswa dari kelas lain.

"Minum.. minum.. minum.." teriak mereka.

Akhirnya Cindy sedikit demi sedikit meminum sperma tersebut, beberapa kali muntah, tapi kami minta agar sperma tersebut dijilati. Setelah lima belas menit habislah sperma tersebut.


Hukuman Hari KeempatHari ini ada upacara bendera, Bu Cindy sudah disuruh oleh Ken agar menjadi pemimpin upacara. Tentu saja dengan tidak mengenakan pakaian apapun juga. Semua anak di sekolahku sudah berkumpul di lapangan upacara. Ketika pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, tampak Cindy berjalan dengan tanpa pakaian apapun ke tengah-tengah lapangan. Tampak susunya bergoyang-goyang sesuai dengan langkahnya. Seluruh anak-anak berteriak membahana melihatnya.


"Upacara siap dimulai", teriak cindy ditengah lapangan dengan mengacungkan tongkat upacara. Tampak Cindy berlinang air mata, karena ditatap oleh ratusan murid.


Ketika upacara dimulai, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Ken, ia mulai memasukkan tongkat upacara kedalam vaginanya. Murid-murid kaget dan tertawa melihatnya. Cindy terus memasukkan dan mengeluarkan tongkat tersebut sambil ditatap oleh seluruh murid di sekolah ini.

"Hayo Bu terus", teriak beberapa anak.

Cindy tampak pucat sekali dan lemas sekali, beberapa saat kemudian dia mulai merasa akan orgasme, Cindy berusaha bertahan tidak mau terlihat orgasme sambil ditatap oleh ratusan murid.

Tapi lama kelamaan dia tidak tahan, dan mulai mendesah "Ahh", tentu saja semua anak menyorakinya.


Kemudian Kepala Sekolah mengumumkan beberapa siswa berprestasi maju ke depan. Dipanggil oleh Kepala Sekolah Anton, Herman dan Rinny maju ke depan.

"Bu Cindy silakan memberikan hadiah kepada siswa siswi yang berprestasi ini", kata Kepala Sekolah.


Dengan gemetar Cindy mendekati Anton, lalu membuka celana Anton. Lalu ia mengocok penis Anton. Setelah penis Anton mengeras, lalu ia merebahkan Anton, lalu Cindy duduk di atas Anton, lalu ia mulai memasukkan penis Anton ke dalam vaginanya. Ratusan anak menahan nafas melihat adegan tersebut. Melihat tatapan banyak anak, Cindy mencoba mengeluarkan vaginnya, tetapi Anton cepat-cepat menarik rambut Cindy, sehingga dengan sekali tarik, amblaslah semua penis Anton ke dalam vagina Cindy.

"Aww", teriak Cindy.

Sambil mengoyang-goyangkan penisnya, Anton meremas-remas susu Cindy dengan keras.

"Aww", terdengar teriakan Cindy, setiap kali Anton menjepit puting Cindy.


Ketika Cindy berusaha mengurangi rasa sakit di vagina dan susunya, tiba-tiba ia merasa ada yang membuka anusnya. Ketika ia menengok ke belakang tampak Herman sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam anus Cindy. Dengan sekali tancap, masuklah seluruh penis Herman ke dalam anusnya.

"Ahh", Cindy melolong kesakitan, tapi Herman tidak peduli, terus memaju-mundurkan penisnya di dalam anus Cindy.


Setelah beberapa lama Anton mengeluarkan penisnya dari vagina Cindy, lalu memasukkan penisnya kedalam mulut Cindy. Tampak Cindy sambil bergaya anjing, dimasuki dari anus dan mulut oleh Herman dan Anton.

Tiba-tiba Rinny menghampiri sambil membawa pisang yang berukuran besar sekali. Lalu pisang tersebut dimasukkan ke dalam vagina Cindy.

"Jangan..", teriak cindy.

Tapi Rinny tidak peduli, lalu terus memasukkan ke dalam vagina Cindy, tampak vagina mulai sedikit robek dan berdarah akibat pisang yang sangat besar.

"Ah..", teriak Cindy setiap kali pisang tersebut dikeluar-masukkan oleh Rinny.

Akhirnya Anton dan Herman sudah tidak tahan dan mengeluarkan sperma bersamaan di mulut dan anus Cindy.


Sementara Cindy tergeletak di tengah lapangan, Kepala Sekolah berteriak

"Upacara selesai".

Sehingga para murid kembali ke kelas sambil tertawa.


Demikianlah hukuman untuk Ibu Guru Cindy yang masih muda dan cantik dari Tommy.
Read More

Thursday, June 6, 2013

Ibu Diperkosa Anak Kandungnya

Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri.

Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah. Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri.

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu.

Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.

Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.

Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”
“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”

Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.
Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”

Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.

Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!

Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.

Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

- Tamat -
Read More

Dipaksa Tapi Tak Terlalu

Maya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara dengkuran Krisna menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan membiarkan Maya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai hambar.

Selama empat tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bias dikatakan sangat sempurna. Hubungan seks berlangsung hampir setiap malam dalam seminggu hingga beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali dalam seminggu dan itupun berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan selalu membuatnya tergantung.

Maya berfikir apakah ini semua karena dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia sadar dalam usianya yang ke28 tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap sama tak ubahnya ketika berumur dua puluh. Hampir semua pria yang dikenalnya mengatakan kalau dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal.

Dia bangkit dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya tak akan bangun jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi suaminya selalu kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar tidurnya masih dalam keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir dengan kekecewaan dengan suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar tidurnya hingga menjadikan seakan disiang hari. Dia berhenti di depan cermin memandangi tubuhnya untuk memastikan apakah bentuk tubuhnya masih tetap seperti dalam angannya. Apa yang dilihatnya adalah sesosok wanita berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5 tahun dengan kekasihnya ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan lebat sama hitam dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar selangkangannya dan diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang semampai tubuh 167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh, dan bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Semua itu terbingkai dalam sosoknya yang seberat 50kg. Tidak, tak mungkin dirinya yang menjadikan Krisna berpaling darinya setiap malamnya.

Dia memikirkan Krisna. Mereka mulai pacaran di tahun terakhir kuliah dan segera menikah begitu wisuda. Seks merupakan bagian yang besar dalam hubungan mereka bahkan sebelum mereka menikah, dan semakin menjadi bagian yang lebih besar setelah keduanya menikah. Krisna memang mempunyai pengalaman yang ‘lebih’ sebelum bertemu dengannya dan Maya sendiri masih ‘gadis’ sebelum bertemu dengan Krisna. Krisna mengajarkan semuanya pada Maya hingga menjadi sosok wanita seperti yang sekarang, dan Krisna masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan partner seks yang dimilikinya. Krisna adalah sosok dambaan semua teman wanitanya. Tinggi tubuhnya yang mencapai 190 membuatnya gagah ditambah rambut ikalnya dan sepasang mata elangnya. Kejantanannya sendiri cukup besar untuk memuaskan dahaga seksual Maya.

Krisna mempunya pekerjaan yang menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya dengan tanpa Maya susah payah bekerja. Memang Krisna menginginkan dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua kebutuhan rumah. Mereka memiliki sebuah rumah yang nyaman dengan halaman yang sangat luas yang bias menampung sebuah kolam renang dan sekedar untuk berkuda. Benar-benar memberikan mereka sebuah privasi yang berlebih dengan letaknya yang jauh dari pusat kota. Mereka sudah menempati rumah tersebut selama dua tahun. Satu-satunya orang yang tinggal dengan meraka hanyalah seorang penduduk setempat berusia hampir paruh baya yang bekerja mengurus rumah mereka. Adik Krisna baru saja tinggal dengan mereka beberapa bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Krisna memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang berada di pusat kota dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua mereka. Adi, adiknya Krisna masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk meneruskan sekolahnya.

Adi bukan merupakan sebuah masalah diantara Maya dan Krisna. Masalah mereka sudah berawal jauh sebelum dia pindah dengan mereka. Maya suka dengan adik iparnya tersebut dan sangat setuju jika Adi tinggal bersama mereka. Adi sama sekali bukan masalah dan dia bukan orang yang suka mencampuri terlalu dalam urusan orang lain. Adi juga merasa cocok dengan kakak iparnya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar ngobrol ataupun berenang. Adi merupakan sebuah duplikat yang lebih muda dari kakaknya.

Sukri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia menempati sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di pekarangan belakang rumah mereka. Dia lahir dan tumbuh di tanah ini, dan ketika tanah ini dibeli Krisna dia meminta ijin untuk tetap tinggal disini. Usianya hamper 40 tahun tapi alam membuatnya terlihat masih berusia 20an. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo matang. Dia merasa senang bekerja mengabdi pada Krisna dan Maya. Terutama saat berada di dekat Maya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans ketatnya. Dalam benaknya dia melihat Maya yang tanpa busana setiap kali berada di dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Maya yang juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati keindahan tubuh wanita cantik ini di atas ranjang.

Maya memandang kea rah tempat tidur dan Krisna masih terlihat lelap tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang beberapa saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan tak mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan menuruni anak tangga dab keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke kolam renang.

Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di pinggir kolam renang. Maya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam hari untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga berenang, dengan tanpa selembar pakaianpun. Krisna pernah mengingatkannya kalau mungkin saja Sukri melihatnya, tapi Maya tak peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk tubuhnya dan tak merasa ada yang membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak selalu beranang dalam keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak mampu berbuat banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya. Dan Maya juga tahu kalau Adi, adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama mereka. Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari setelah Krisna pergi tidur dan keduanya berenang bersama..

Pakaian tidur tipi situ membungkus tubuhnya semakin erat saat Maya merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit berada di luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki carport. Dia tahu kalau seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke dalam rumah sebelum adik iparnya masuk. Dia tidak telanjang tapi apa yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi tubuhnya meskipun di bawah cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk berbuat apa hingga akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki tempat parker yang terletak di samping kolam renang tersebut.

Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya dengan sangat keras. “Wah wah, kamu pasti sedang sangat marah ya sampai-sampai pintunya kamu banting begitu.”

Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang dibelakangnya di jam selarut ini. “Ya, mbak boleh bilang malam yang benar-benar sial.” Maya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan dengan kembang sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar burung menceritakan kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa menaklukkan hatinya, dan malam ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka berdua pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya dan saat Adi akan keluar malam tadi, Maya juga mendoakan agar dia berhasil.

Maya bangkit dari bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi untuk mendekat. “Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini. Duduklah sini dan ceritakan bagaimana kencanmu.”

Adi baru saja akan duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur yang dikenakan kakak iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini tapi payudara kakak iparnya jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur tipis yang dikenakannya ini dibandingkan saat memakai bikini. “Hey, mbak terlihat sangat cantik. Bagaimana mungkin mbak punya masalah kalau pakai pakaian seperti ini?”

Maya melipat kedua lengannya di depan dadanya. “Kamu jangan memandangiku seperti itu.”

“Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”

“Ceritakan padaku.”

“Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku ceritakan apa yang terjadi dengan kencanku.”

“Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner yang romantis dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar kelihatan cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan? Abangmu malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”

“Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku tak akan pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”

“Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”

Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat dekat hingga bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya. “Ceritaku tidak lebih baik dari mbak. Kencan dengan cewek yang jadi rebutan tapi hasilnya nol besar. Benar-benar malam yang paling sial minggu ini.”

Maya menyandarkan kepalanya di bahu Adi. “Sepertinya kita berdua jadi pecundang malam ini.”

Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan merengkuhnya lebih merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa sangat indah bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada Maya.

Maya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya menatap jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi wajah adik iparnya. “Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”

“Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial menjadi lebih baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali yang mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur itu hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Maya dan meremasnya dengan lembut hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut telapak tangannya. Kedua tangannya terus memainkan kedua daging kenyal tersebut sambil matanya menelusuri perut Maya yang rata hingga menuju ke bawah selangkangan yang dihiasi rambut lebat.

“Kamu cukup dewasa bagi abangmu yang akan membunuhmu kalau dia bangun.” Maya tak tahu apa yang membuat dirinya membiarkan adik iparnya ini berbuat seperti ini. Dia sama sekali tidak berusa untuk mencegahnya. Adi sudah hamper 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam benak Maya sama sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual terhadap adik iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya berdua dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas Dan vaginanya sudah terasa sangat basah oleh gairah.

Bibir Adi mulai bergerak turun menuju bibirnya. Maya mendekatkan bibirnya tanpa diminta. Bibir Adi menyentuh bibirnya dan mulutnya mulai membuka. Lidah adik iparnya menyentuh bibirnya dan Maya membuka mulut untuknya. Adik iparnya sangat mahir memainkan bibirnya dan dia merasakan ada sebuah perasaan yang sangat mirip antara Adi dan suaminya. Maya mungkin tak pernah mempunya pikiran seksual terhadap adik iparnya ini tapi sudah lama Adi memendam hasrat ini dan saat ini dia benar-benar memanfaatkan kesempatan akan kepasrahan kakak iparnya ini.

Adi bisa mendengar lenguhan lirih Maya saat dia menciumnya. Maya mulai menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak iparnya tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini Maya merasa telah dicampakkan oleh suaminya dikala gairahnya tengah menyala-nyala dan Adi akan segera menyantap hidangan yang masih hangat yang tersuguh di hadapannya .

Sebelah tangan Adi bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut Maya yang lembut untuk menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua pahanya yang masih merapat erat menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi terus menggerayangi perut bagian bawahnya disertai lidahnya yang menari dalam mulut Maya. Akhirnya kedua paha Maya melemas dan mulai bergerak membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah kelentitnya. Begitu kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Maya membuka semakin lebar. Akhirnya Maya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung saja jemari Adi melesak masuk ke dalam.

Maya menjadi teramat sangat basah. Dia sedang berada dalam lingkaran perasaan yang membuatnya kesulitan untuk membedakan yang sedang mengeksplorasi tubuhnya ini Krisna ataukah bukan. Keduanya terasa sangat sama hingga Maya merasa kalau yang sedang menyentuhnya saat ini adalah Krisna. Nafasnya semakin memburu cepat saat dia merasa tubuhnya direbahkan ke atas bangku malas ini. Adi merbahkan tubuh Maya dan sekali lagi bibirnya menuju ke payudara Maya. Ciuman bibirnya menjalar bebas ke sekujur tbuh kakak iparnya ini. Gaun tidurnya terbuka lebar dan Maya rebah dengan kedua belah paha terpentang lebar saat jemari adik iparnya bergerak keluar masuk dalam vaginanya. Maya berada diperbatasan dari puncak kenikmatannya saat tiba-tiba Adi menghentikan aksinya.

Kedua mata Maya yang semula terpejam rapat langsung terbuka menatap begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun saat dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan panjang. Untuk pertama kalinya Maya menyadari perbedaan di antara keduanya…

“Stop Adi! Apa yang kamu lakukan?”

“Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa jauh lebih baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat sebelumnya.”

“Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini terjadi mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”

“Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama menginginkan mbak dan aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan benar.” Maya merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya. “Ayolah mbak Maya buka untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”

Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Maya lagi. Lalu dia berpindah ke mulutnya. Maya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Maya, matanya menatap lembut, “Bukalah untukku May,… Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat penisku saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.

Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak, sesuatu yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Maya hingga kalah dalam pertempuran ini. Maya memang menginginkan batang penis Adi memasuki tubuhnya. Sudah terlalu lama Maya tidak disetubuhi sesai dambaannya. Saat ini ada seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah dilakukan suaminya dulu. Maya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih berada di atas bangu dan sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya. Adi bergerak ke depan dan batang penisnya dengan sendirinya menemukan jalan masuk. Dengan perlahan didorngnya maju dan kepala penisnya menyeruak membelah bibir vagina Maya.

Maya akhirnya melingkarkan kedua pahanya pada pinggang Adi dan tumitnya menancap erat pada pantat adik iparnya ini untuk menariknya masuk semakin dalam. Perlahan Adi mulai mengisi vagina Maya melebihi apa yang pernah dirasakannya. Setiap kocokannya Adi membawa mereka berdua semakin tinggi dan bertambah tinggi. Tak menunggu lebih lama Adi mulai menyentakkan penis kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak iparnya. Adi menghentakkannya dengan sangat keras tapi itulah yang didambakan Maya. Setiap kali Adi menarik keluar batang penisnya, kedua kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya ke dalam vaginanya kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia telah mengkhianati suaminya. Maya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa yang beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih akhir. Adi memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada Maya seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling bergegas mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan hanya mulut Adi yang segera melumat bibir isteri abangnyalah yang mencegah suara jeritan kenikmatan Maya agar tak membangunkan Krisna atau bahkan Sukri.

Semuanya sudah berakhir dan mereka berdua benar-benar merasa amat kelelahan. Dengan kepayahan Adi mengangkat tubuhnya yang menindih Maya. Batang penisnya yang melemas tercabut keluar dari vagina Maya yang terisi penuh sperma adik iparnya dan mulai meleleh keluar menuruni paha jenjangnya. Maya bangkit untuk duduk dengan lemas dan Adi duduk di sampingnya, keduanya masih tanpa pekaian. Maya mulai merasakan penyesalan dan Adi menyadari hal tersebut. “Jangan menyesali sesuatu yang terasa sangat indah. Tak mungkin ini sesuatu yang buruk.” Dia mendekat dan mencium ujung bibir Maya. Maya menatapnya; “Apa benar kamu baru berumur 18?” Keduanya tertawa pelan dan Maya merasa jauh lebih baik.

Maya berkata, “Sudah cukup kita menggunakan kesempatan untuk malam ini. Aku harus kembali ke kamar sebelum Krisna menyadari kalau aku tak ada di sampingnya. Kita berdua sama-sama menginginkan ini terjadi malam ini dan aku rasa kita juga sudah mendapatkan apa yang kita mau.” Keduanya berjalan saling berpelukan menuju ke dalam rumah. Adi masih telanjang dan membawa pakaiannya di tangannya sedangkan Maya sudah mengenakan gaun tidurnya kembali. Di pintu belakang Adi memberi sebuah ciuman selamat malam pada Maya, tak melepaskan ciumannya hingga Mayalah yang akhirnya menghentikannya. Dalam benak keduanya membayangkan kalau saja malam ini hanya mereka berdua yang berada di rumah pastilah malam masih akan teramat panjang. Adi berjalan menuju kamarnya di lantai bawah dan Maya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

Krisna sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di pikir isterinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Maya masih belum kembali. Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang malam-malam. Dia berjalan menuju ke jendela dan hal yang pertama kali disaksikannya adalah isterinya, Maya yang sedang berciuman dengan Adi, adiknya di atas bangku di pinggir kolam renang. Cahaya bulan purnama membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam keremangan malam. Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan menendang pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar kalau hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau telah menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan belakangan ini.

Dia tak menginginkannya, tapi dia sudah terlibat dalam hubungan yang rumit dengan seorang wanita di kantornya dan dia tak mampu untuk menghentikannya. Susan berumur lebih tua darinya dan bahkan tidak berwajah lebih cantik dibandingkan Maya. Saat itu dia sedang mabuk di acara pesta kantornya dan mereka berdua berakhir dalam persetubuhan di atas meja kerja kantornya. Susan seakan sebuah obat yang tak mampu dia tolak. Dia mampu memberikan sesuatu yang lebih dengan vaginanya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengontrol otot vaginanya hingga seakan mampu memerah batang penisnya dan hal tersebut tak dimiliki Maya.

Sejak affair ini terjadi, Susan seakan tak pernah merasa terpuaskan. Dia menginginkan bersetubuh setiap waktu dan dimanapun tempatnya jika memungkinkan. Dan itulah yang membuatnya selalu kelelahan saat pulang ke rumah. Jadi, ketika Krisna melihat adiknya sedang mencium isterinya dan mulai menyetubuhinya, yang mampu dilakukannya hanya melihat. Dan yang lebih mengejutkannya adalah ternyata penisnya menjadi sangat ereksi saat melihat hal itu.

Krisna bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan menahan nafsu perselingkuhan antara Maya dan Adi. Sukri sudah melihat saat Maya keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan bersembunyi di kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Maya, sebelumnya dia sudah pernah menyaksikan nyonya majikannya itu berenang dengan telanjang, dan malam ini dia berharap hal itu terulang kembali. Dia menyaksikan saat Adi dating dan kemudian mulai menyetubuhi nyonya majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali bertemu, Sukri sudah menginginkan Maya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah dia temui. Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya sebuah harapan untuk mewujudkan impiannya.

Dengan hati riang Maya mengayunkan pinggul menapaki tangga menuju kamar tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan vaginanya terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Krisna di atas ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan batang penis yang ereksi.

“Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera kembali dan aku ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry, belakangan ini aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan aku menebusnya.”

“Aku mau ke kamar mandi dulu.”

“Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama lagi kalau kamu ke kamar mandi dulu.”

Maya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta sekarang, Krisna akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Krisna tak memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Maya kedalam pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum merebahkannya ke atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu dan menyibaknya lebar hingga tubuh isterinya terpampang jelas di hadapannya. Dia bergerak di antara paha Maya dan sedetik berikutnya penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Maya yang baru saja disetubuhi Adi.

Dengan mudah penisnya masuk ke dalam. “Kamu sangat basah malam ini. Aku akan memanjakan dan memuaskanmu.” Krisna menyetubuhinya dengan keras dan cepat membuat batang penisnya bergerak mengaduk sperma adiknya. Dia tahu penyebab kenapa Maya sangat basah dan bukannya hal itu membuatnya marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan dia ingin mengantarkan Maya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan spermanya sendiri.

Maya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya sekarang ini. Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta tapi begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Krisna tak menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya sekedar bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan hubungan seks yang panas dengan Adi, Maya masih menginginkan yang lebih lagi dari Krisna. Maya sadar kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di dalam vaginanya tapi selama Krisna tak tahu apakah itu, maka hal tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama mereka berdua menggapai puncak kenikmatan.

Krisna menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat dicintainya ini seiring gemuruj orgasme yang sedang dirasakan Maya dan membuat dinding vaginanya memerah setiap tetes cairan cinta dari suaminya. Hubungan seks ini terasa sangat memuaskan bagi Krisna dan dia berfikir apakah ini karana dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi isterinya ini.

Maya tak peduli apa yang menyebabkan ini jadi terasa sangat nikmat kembali dia hanya merasa sangat bahagia karena Krisna sudah kembali seperti dulu lagi. Mungkin dia bisa menyetubuhi Adi kapanpun dia mau, tapi bagaimanapun juga dia tetap membutuhkan suaminya sendiri.

Maya bangun kesiangan esok paginya. Krisna sudah berangkat kerja dan Adi sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Krisna memberinya ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat merasakan sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Krisna selesai malam tadi, Maya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi adalah hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi dan membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh peristiwa semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan menyesal tentang Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk pemuda berusia 18 tahun, Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya membahagiakan seorang wanita.

Maya tak tahu apa yang terjadi pada Krisna. Setelah beberapa bulan belakangan berlangsung dengan hubungan seksual yang sangat sangat jarang sekali dan tanpa gairah, tiba-tiba saja dia berubah seakan tak pernah tercukupi semalam. Maya sungguh berharap apapun yang mengganggu pikiran suaminya selama ini sudah terselasaikan.

Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus membersihkan sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Krisna dan Adi di dapur dan bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Sukri belum kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia akan menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun tetap saja bikini yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya tapi setidaknya dia tidak telanjang jika ternyata Pak Sukri datang agak siangan lagi. Maya sudah melihat bagaimana cara lelaki yang sudah lama ditinggal mati isterinya itu melihat dirinya,ada suatu yang membuatnya berdesir entah apa.

Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa dilakukannya setiap pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku santai yang dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk memikirkan peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia merebahkannya di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang sangat menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah kejadian semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus berhati-hati kalau ada Krisna. Dia juga merasa jika Adi akan menginginkannya lagi dan Maya merasa kalau dia juga tak ingin menghentikan adik iparnya.

Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan menghamiprinya, membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya Sukri sudah berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit. “Oh, selamat pagi Pak Sukri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Maya tahu biasanya orang ua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali untuk mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang belum pernah dilihat Maya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering dilihatnya dari para lelaki yang menginginkannya. DIa bersukur telah memakai bikini tapi saat ini dia berharap memakai yang lebih lagi. Handuk yang tadi dibawanya telah dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi yang lain sebelum dia terjun ke kolam tadi.

“Nyonya Maya, saya ingin bicara dengan anda.” Maya hendak berdiri dan berkata, “Baiklah Pak Sukri, ada keperluan apa?”

Tangan Sukri menahan bahu Maya agar tak berdiri. Ini mengejutkan Maya. Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali duduk dan menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa takut terhadapnya.

“Saya hanya ingin ketemu anda dan mebicarakan sebuah perundingan dengan anda”

“Perundingan macam apa maksud anda?”

“Saya tak tahu lagi harus bagaimana kecuali langsung menemui anda dan membicarakannya. Saya sudah memperhatikan anda sejak pertama kali anda pindah kemari. Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat. Saya sangat ingin bercinta dengan anda setiap kali saya melihat anda. Saya sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka hingga semalam. Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau akhirnya tiba waktunya harapan saya itu akan terkabul.”

Maya merasa seakan tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya ini telah melihatnya dengan Adi semalam dan kini dia menginginkan hal yang sama juga. Yang terlintas di pikirannya saat ini adalah segera lari dari sini dan menyingkir jauh-jauh.

“Saya tak mengerti maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Krisna atau Adi atupun orang lain adalah urusan saya.” Dia mencoba untuk berdiri lagi dan kembali Sukri mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keas lagi.

“Saya tahu kalau itu adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Krisna tahu anda sudah tidur dengan adiknya?”

Maya tak mungkin dia membiarkan Krisna tahu tentang perbuatannya dengan Adi, Maya sadar kalu dia tak bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya dengan pria lain dan bukannya dengan adik suaminya mungkin saja tak seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon ampun pada Krisna dan suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak mmungkin kalau kejadiannya dengan. “Anda mau apa?”

“Saya menginginkan anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi mendapatkan anda tadi malam. Anda menuruti dan saya akan melupakan apa yang telah saya lihat semalam.”

“Dan kalau saya tidak melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda lakukan? Ini hanya akan jadi sebuah cerita karangan anda saja.”

“Saya sudah mengira kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah menyiapkan beberapa foto yang akan menjadi bukti cerita saya itu.” Sukri sadar kalau soal foto itu hanyalah karangannya saja, tapi dia yakin kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal itu.

Maya sadar kalu dia telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin dia bias membantah tentang perbuatannya dengan Adi kepada Krisna. Wajahnya tertunduk dan Sukri tahu kalau wanita di hadapannya akan memberikan apa yang dia maus.

“Kapan?”

“Sekarang, sudah terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke dalam rumah. Saat saya menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di atas kasur yang lembut dan empuk agar bisa benar benar merasakan nikmatnya.” Sukri memberi tanda agar dia berdiri dan Maya mematuhinya. Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam rumah. Sempat terlintas dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia sadar kalau lelaki di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Krisna dan pernikahannya akan.

Begitu memasuki rumah Sukri langsung menutup pintu dan sekaligus menguncinya. Maya berhenti tapi segera Sukri menggiringnya menuju kamar tidur. Maya bermaksud melewati kamar tidurnya dan menuju ke kamar tamu. Sukri menghentikannya dan berkata, “Tidak, saya ingin di ranjang anda. Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda melakukannya setiap waktu.”

Maya memasuki kamarnya. Ranjang itu telah dirapikannya dan seprei serta selimutnya sudah diganti dengan yang bersih setelah terpakai semalam. Sukri menarik selimutnya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia rebah ke atas kasur empuk itu dengan tangan di bawah kepalanya. Dia tahu kalau Maya tidak bias lari ke manapun lagi dan dia ingin benar-benar menikmati waktunya bersama nyonya majikannya yang cantik ini. Dia berdiri dengan berkacak pinggang. “Lepaskan bajuku.”

Maya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat. Diraihnya bagian bawah baju Sukri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki paruh baya ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh tubuhnya saat melepaskan baju itu. Maya melemparkan baju tersebut ke atas kursi. Maya sudah pernah melihat tubuh Sukri yang kekar tanpa baju saat bekerja di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin melihat betapa Sukri memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap. “Sekarang, buka bikini atas anda.”

Untuk sejenak Maya bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang tubuhnya untuk melepaskan bikini atasnya. Dia melepasnya melewati bahunya dan berusaha menutupi. “Turunkan tangan anda, saya ingin melihatnya dengan jelas.” Maya melemparnya ke kursi menyusul baju Sukri dan sekarang dia berdiri di depa Sukri dengan payudara yang terpampang tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Sukri tejulur ke depan dan menarik tubuh Maya mendekat. Maya berusaha untuk mundur tapi Sukri mencengkeramnya dengan erat. Maya sadar kalau dia harus mematuhi semua kemauan lelaki paruh baya ini.

Batang penis Sukri mengeras dengan sempurna saat payudara Maya terpampang seutuhnya. Tak sabar dia untuk merasakan daging membusung itu dengan tangan dan mulutnya. Sukri mundur sedikit sekedar untuk mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya pada isteri majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin kalau wanita ini yang merengek memohon padanya. “Mendekatlah, biar puting anda menyentuh dada saya.”

Maya merasa tegang menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi. Payudaranya sangatlah sensitif fan dia sadar kalau lelaki ini ingin membuatnya jadi terangsang. Dia meyakinkan dirinya kalau dia tak akan membiarkan lelaki ini merasa puas telah dapat menjadikan dirinya menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang dipinta Sukri. Putingnya hanya menggesek otot di dada Sukri, tapi tubuhnya bereaksi berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai mengeras karena sentuhan itu.

Sukri menatap ke bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan dengan dadanya yang coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan mulutnya tapi dia mencoba untuk sabar menunggu. “Buka mata anda. Lihat saat susu anda menyentuh saya. Putingnya langsung mengeras. Saya tahu kalau anda ingin segera disetubuhi?”

“Tidak, aku ingin menghentikan ini.”

“Lepaskan celana saya.” Maya diam saja.

“Sekarang, jangan sampai membuat saya menunggu.” Maya sedikit mundur untuk meraih sabuknya tapi Sukri menarik tubuhnya hingga merapat padanya. Maya sadar kalau lelaki paruh baya ini ingin agar putingnya tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan celananya.

Setelah dia buka sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana dalamnya sekaligus itu melewati pinggang Sukri. Maya mengalami sedikit kesulitan saat melakukannya karena gundukan keras diselangkangan Sukri, tapi akhirnya dia berhasil melepaskannya. Batang penis Sukri terbebas lepas dari dalam celana dalamnya begitu penutupnya terbuka. Maya bisa merasakan daging keras tersebut menghantam kulit perutnya saat dia menurunkan celana Sukri. Maya harus membungkukkan tubuhnya untuk melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya semakin mengeras. Ketika akhirnya Maya berhasil menurunkan celana Sukri hingga mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu tepat di depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan batang penis terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya. Warnanya sangat gelap coklat keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari penis Adi. Vaginanya langsung saja menjadi lebih basah dan keteguhan hatinya untuk tak membiarkan dirinya larut di dalam gairah saat ini menjadi pudar.

Sukri tetap menahan tubuh Maya agar terus menghimpitnya. Dapat dirasakannya kalau putting nyonya majikannya ini semakin bertambah keras saja. Sukri membungkuk untuk meraih pinggul Maya dan melepaskan bikini bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk melepaskan kain terakhir itu, tangan Sukri bergerak ke selangkangan Maya untuk meraba vaginanya.

Hal tersebut mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Maya saat tangan Sukri menyentuh kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah apakah dia kini. Sukri sangat mengerti kalau tinggal selangkah lagi Maya akan memohon padanya untuk segera menyetubuhinya. Sukri berlutut dan menarik lepas bikini bawah itu dan Maya melangkah keluar dari pakaian terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi. Vaginanya yang berambut lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Sukri dan dia tak menyia-nyiakan barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah mulai meleleh turun di paha Maya. Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di vagina itu yang dia tahu. Maya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong kepala Sukri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Maya ingin agar lidah lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya saat jemarinya mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Maya mulai bergetar.

Sukri berhenti lalu berdiri. “Apa nyonya sudah siap untuk naik ke ranjang sekarang?”

Maya tak menjawab tapi reaksinya berbicara lebih keras dari jawaban yang mungkin keluar dari dalam mulutnya. Dia naik ke atas ranjang dan memberi ruang untuk Sukri, dan Sukri segera menyusulnya dan bergerak di antara paha Maya. Birahi Maya setinggi saat bersama Adi kemarin malam. Dia ingin disetubuhi sebanyak-banyaknya. Dia tak peduli kalau ini adalah pengurus rumahnya yang akan memasukinya. Dia hanya ingin agar vaginanya terisi penuh dan yang aada saat ini hanyalah lelaki paruh baya ini. Maya membuka lebar-lebar kakinya untuk Sukri. Dia melihat Sukri hanya menatapi vaginanya yang berambut lebat dan dia segera menarik maju tubuh Sukri. Kepala penisnya langsung menyentuh bibir vagina Maya dan salah satu tangan Maya langsung menggenggamnya untuk menempatkan kepintu masuknya.

Sukri tahu kalau Maya sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia membiarkan Mayalah yang membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat dia rasakan kehangatan dari vagina Maya di kepala penisnya dan dia sadar kalau dia akan segera mengalami sebuah pengalaman yang sangat tak mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya baru masuk setengahnya kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala penisnya merangsak masuk membaelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada yang mampu menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu ke dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.

Dia menaikkan kedua paha Maya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya. Tanpa ragu dia mengayun tanpa henti hingga ke dasar vagina Maya. Maya menjerit kesakitan saat penis Sukri menyodoknya hingga ke mulut rahimnya. “Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku! Keluarkan! Tidak, Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Sukri menghentikan gerakannya hingga Maya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau tak seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.

Sekarang Maya memang sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan panjang itu di dalam vaginanya tapi bukan dengan cara seperti ini. “Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba mengambil nafas karena serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini. Belum pernah ada seseorang yang menyakitinya seperti Sukri sekarang ini dan bahkan rasa sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Krisna dulu. “Diam saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap untukmu tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”

“Saya minta maaf.”

“Maaf persetan, tidak heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk melayanimu. Biarpun kamu punya penis yang hebat tapi kamu sangat tak tahu bagaimana menggunakannya.”

“Saya hanya tak mampu menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan hal ini terjadi.”

“Diam saja dulu sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurana sekarang.”

Setelah rasa sakit tak terperi yang telah diberikan Sukri, perlahan rasa sakit itu mulai berganti dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh Sukri yang besar menindih dan menutupi seluruh tubuh Maya di bawahnya tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang mengganggu perasaan Maya tapi sebaliknya. “Kalau kamu mau menyetubuhiku maka lakukanlah dengan benar.” Maya menarik kepala Sukri ke payudaranya dan Sukri tahu kalau Maya ingin agar dia mencium payudaranya itu. Kali ini dia benar-benar menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara bergantian. Kemudia dia naik ke mulut Maya. Bibir Sukri menyentuh bibir Maya dan Maya membuka mulut untuknya. Lidah Sukri memasuki mulutnya dan lidah Mya bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas hingga vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Sukri bergerak perlahan hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.

Semuanya jadi berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Maya menginstruksikan apa yang harus dilakukannya dan bagaiman dia menginnginkannya terjadi. Tak lama kemudian Sukri mengocokkan batang penisnya keluar masuk ke dalam vagina Maya dan Mya mengimbangi setiap ayunan Sukri dengan goyangan pinggulnya. Sukri tak mampu bertahan lebih lama lagi. “Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus keluar sekarang.”

“Aku juga sudah siap kalau kamu siap sekarang.” Sukri mulai bergerak dengan cepat dan semakin bertambah cepat. Maya bersamanya sepenuhnya, vaginanya kini terasa sangat nikmat karena terisi oleh batang penisnya yang tak menyisakan ruang sedikitpun. Akhirnya Sukri sampai pada batas akhirnya dia mengangkat pantat Maya merapatkan vaginanya hingga membuat seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam dari vagina Maya. Sukri berhenti bergerak saat dia memberi Maya semburan spermanya. Saat Sukri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan klimaks Maya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini tak berhenti berejakulasi.

Setalah semuanya mereda Sukri masih berada di atas tubuh Maya menciptakan sebuah pemandangan yang kontras. Tubuh muda putih molek tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat tua. Sukri tiada henti melumat bibir dan payudara Maya. “Untuk sesuatu yang awalnya buruk, ini lumayan hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir untuk menggunakan kondom?” kata Maya. Dari pancaran sinar matanya, Maya tahu kalau kata kondom sangat jauh dari benak Sukri.

Belum lama berselang, penis Sukri kembali mengearas. Kali ini dia sangat menikmati waktunya untuk merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Maya. Itu menjadikan Maya mendapatkan hadiah klimaks berkali-kali sebelum akhirnya Sukri menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya ke dalam vaginanya lagi.

Mereka berdua bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh tubuh masing-masing dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara mereka malah semakin membuat birahi keduanya terbakar. Hingga hampir tiba waktunya jam pulang Adi dari sekolahnya saat terakhir sesi persetubuhan mereka hari ini. Keduanya saling mengerti bahwa ini hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka berdua untuk mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini adalah sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua, Krisna akan menceraikan Maya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari rumah ini.

Maya baru saja selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi pulang. Sukri sudah lama kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya yang seharusnya dilakukannya pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar adalah jika Krisna tahu akan peristiwa ini dan jadi marah besar hingga memecatnya. Dia ingin berada di rumah ini lebih lama lagi dan menikmati keindahan tubuh dari isteri Krisna yang putih mulus dan cantik itu.

Adi berusaha sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar punya waktu yang lebih bersama Maya sebelum abangnya pulang kerja. Dia masuk ke rumah tepat ketika Maya keluar dari dalam kamar. Rambutnya masih basah sehabis mandi dan putting payudaranya nampak menrawang dibalik blouse yang dikenakannya. Celana pendek yang dipakainya sangat longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya yang putih. Ketika keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang kelihatan berbeda dari diri Maya hari ini. Adi kira itu karena efek dari kejadian semalam bersamanya.

Dia menatap Maya tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Maya menahan tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak ingin dipeluk adik iparnya ini, dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa dia baru saja habis bersama lelaki. Setidaknya tidak sekarang ini. “Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia tak boleh menemukan kita seperti ini.”

“Dia baru pulang beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan semalam?”

“Ya, aku sangat senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu tak boleh terjadi. Kalau Krisna mendapati kita bersama kamu akan diusir dan mungkin aku akan diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”

Adi tak suka ditolak tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia hanya ingin bersama kakak iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya kembali. “Kapan kita bias bersama lagi?”

Sura pintu mobil yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia melepaskan diri dari pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu. “Masuk ke kamarmu, aku mau lihat siapa yang datang.”

Pintunya sudah terbuka terlebih dulu sebelum Maya sampai. Yang datang ternyata Krisna dan dia pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya. Sepanjang hari ini dia terus membayangkan tentang kejadian antara isteri dan adiknya semalam. Meskipun sebuah quickie dengan Susan di kantornya sudah mampu meredakan batang penisnya yang tegang terus, tapi dia tetap tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari dalam kepalanya. Dia meminta ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari ini. Dia ingin bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.

“Ada apa kok abang pulang lebih awal?”

“Aku hanya ingin bersamamu sebelum Adi pulang.”

“Abang terlambat, dia baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Abang kenapa sih kok tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa bulan belakangan abang sering terlalu capek terus untuk memperhatikan aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin cepat-cepat naik ke ranjang.”

Krisna tak tahu harus menjawab bagaimana. “Mungkin nanti malam kita bisa pergi tidur lebih awal lagi.”

Maya tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan merasakan penis Krisna yang tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia menurunkan tangan untuk membelainya. “Tetap pertahankan ini seperti ini dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu untuk mengurusnya nanti.”

Sisa hari ini berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik ini terus tegang disepanjang sore ini setiap kali dia berada di dekat salah satu dari mereka. Maya sanagat menikmati efek yang dia hasilkan pada mereka berdua. Dia sama sekali tak mencegah jika salah satu dari mereka merabanya saat yang satunya tak melihat. Dia tahu kalau hal itu akan semakin membakar birahi mereka berdua.

Saat tiba waktunya untuk tidur Maya sudah siap untuk sebuah persetubuhan yang berikutnya lagi. Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau vaginanya telah dipakai penis Sukri yang besar siang tadi. Krisna langsung menerkamnya begitu merka sudah berada dalam kamar. Dengan cepat Krisna melucuti pakaian Maya. Dia merasa cembutu telah membiarkan Adi menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi dilain sisi hal itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu sangat membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.

Maya tak tahu apa yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal tersebut. Dia sangat bahagia hubungan seks dianra merka sudah berubah panas seperti biasanya dan dia sudah sangat merindukannya beberapa bulan belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama Sukri siang hari tadi, tidaklah meredakan gairahnya untuk suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami seluruh persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya semakin membuatnya menginginkan yang lebih lagi.

Persetubuhan mereka sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika pertama kali mereka menikah dahulu. Dua kali Krisna membawanya ke puncak kenikmatan sebelum akhirnya dia sendiri mendapatkan klimaksnya. Maya merasa sangat kelelahan saat suaminya selesai dan menggulingkan tubuh di sampingnya. Saat berangkat kea lam mimpi dia adalah seorang wanita yang sangat terpuaskan.

***

Maya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit, lalu mulai menyiapkan sarapan untuk Krisna dan Adi. Senyum ceria selalu terukir di wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu mampu menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum lebarnya tetap tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya membuat Krisna merasa sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang membuat isterinya tersenyum manis pagi ini.

Mereka berdua menghabiskan sarapannya kemudian Maya memberi ucapan selamat jalan bagi keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Krisna pergi ke kantor. Dia membari Krisna sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat dan sebuah pelukan untuk Adi. Maya tak mau memberi yang labeih pada Adi dengan keberadaan Krisna disamping mereka. Dapat dilihatnya pancaran kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan keluar.

Baru saja keduanya masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat, Adi melompat keluar dan kembali lagi ke dalam rumah. “Bukuku ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat Krisna keluar ke jalan.

Krisna menerka-nerka apa rencana adiknya lalu dia menepikan mobilnya dan menunggu. Lima menit kemudian Adi lewat tanpa tahu akan keberadaannya. Krisna mengira-ngira apa yang sudah merka lakukan saat adiknya kembali ke dalam rumah tadi. Penisnya jadi mengeras memikirkan hal tersebut. Dia merasa agak kecewa saat adi lewat tadi dan disaat yang sama merasa lega karena tak ada yang terjadi diantara isteri dan adiknya. Disepanjang hari penisnya terus mengeras saat memikirkan isteri dan adiknya. Sekali lagi dia berusaha menemui Susan untuk pelepasan beberapa menit. Dia tahu ini hanyalah meunggu waktu bagi Susan utuk berpindah ke pelukan lelaki lain nantinya. Dia senang pada akhirnya hal ini akan segera berakhir. Hampir saja dia kehilangan isterinya hanya karena tak mampu berkata tidak pada Susan.

Ketika Adi kembali lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Maya berbalik saat melihat Adi kembali. “Ada yang ketinggalan?”

“Ini.” Langsung didekapnya tubuh Maya dan melumat bibirnya. Maya tak melawan dan membalasnya dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang mendesaknya. Tangan Adi menelusup ke balik gaun tidur Maya untuk meremas payudara yang menanti di sana. Seperti kemarin malam, Maya membairkan saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah menjaga kesetiaannya terhadap Krisna sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan Sukri memanfaatkan hal tersebut keesokan harinya. Sekarang Maya menyambut perlakuan Adi terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Walaupun setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Krisnalah yang pernah menyentuhnya hingga waktu kemarin.

Pada akhirnya Maya sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan terlambat masuk sekolah. “Kamu harus segera berangkat atau nanti terlambat.”

“Apa aku tak bias ijin dulu hari ini?”

“Tidak. Apa nanti kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk sekolah hanya untuk menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya waktu bersama lagi nanti, aku janji.”

Maka lima menit berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ketika dia melewati tempat di mana Krisna memarkirkan mobilnya, Adi merasa melihat mobil yang mirip dengan milik abangnya itu tapi dia tak begitu mempedulikannya. Perhatiannya hanya terfokus pada penisnya yang terus tegang dan janji Maya untuk bersamanya lagi nanti.

Sesungguhnya Maya merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang hari. Sekarang dia baru sadar betapa dirinya sangat cinta pada seks. Bulan-bulan tanpa seks dengan Krisna membuatnya sangat sensitive jika mengenai hal yang berbau seks. Dia sangat senang suaminya sudah kembali memperhatikan dirinya tapi disaat yang sama dia juga menyukai perhatian yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar kalu semestinya dia hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga yakin kalau Sukri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara segar dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan ketiga lelaki ini.

Maya menyelesaikan rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat tak mendapati kedatangan Sukri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu dating ke dalam rumah begitu suami dan adik iparnya pergi. Dia mengenakan celana jeans dan kaos milik Krisna yang diikatnkan di bawah payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak jelas dan mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian dia mengendarai kudanya menuju ke gudang.

Sukri ternyata tidak berada di gudang dan mobil truck yang biasa digunakannya tidak ada. Dia mencoba menyembunyikan kekecewaannya saat tak menemukan Sukri. Dia sudah sangat siap bersetubuh biarpun itu diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke rumah.

Ada sebuah sungai kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan bermuara pada sebuah danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang dan terletak ditempat yang cukup terlindungi dari pandangan. Airnya sangat jernih dan dingin menyegarkan hingga Maya tak mampu berendam di dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya sebuah selimut yang diikatkan di belakang pelananya yang akan digunakannya untuk berjemur di bawah sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat berjemur di tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Sukri. Kini dia merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada sedikitpun rasa takut atau kekahawatiran tersebut.

Maya menjatuhkan pakaiannya ke atas selimut dan berjalan dengan telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa sedikit takut saat melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu kakinya sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu dia langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam. Air yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi mengeras dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti layaknya efek dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.

Dia hanya mampu bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian naik dan merebahkan tubuh telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar mentari pagi dengan segera menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Maya suka bertelanjang di wawah sinar mentari dan di ruang terbuka, jika memungkinkan selalu dia pasti akan mengabaikan pakaiannya. Membayangkan jikalau Adi atupun Krisna melihatnya telanjang begini membuatnya tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari membawanya ke dalam buaian mimpi.

Dia terbangun oleh suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan melihat Sukri di atss kudanya sendiri memandanginya. Tadinya dia berharap menemuka Sukri di gudang ketika pertama kali mencarinya tapi sekarang dia senang mendapatinya berada di sini. Dia tak bergerak untuk menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian tubuhnya dan juga sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk bercinta dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali itu hilang Maya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya yang pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang begitu menyambutnya.

Saat Maya sama sekali tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu, Sukri bergerak turun dari atas kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia berjalan mendekati Maya dan segera melepaskan baju beserta celananya. Dia tak mengenakan celana dalam dan batang pennisnya berdiri dengan tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh Maya tapi Maya mencegahnya. “Kamu herus masuk ke air dulu t.”

“Tapi airnya sangat dingin sekali.”

“Aku tahu, aku baru saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku, kamu harus masuk ke dalam air dulu.” Maya tertawa senang saat Sukri melangkah ke tepian danau. Batang penisnya terayun di antara pahanya membuat Maya membayangkan saat menatapnya, ini bukan untuk pertama kalinya, bagaimana mungkin dia bias memasukkan benda besar itu ke dalam lubang vaginanya yang kecil.

Sukri menginginkan Maya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun yang disuruhnya hanya untuk bias merasakan kembali kenikmatan tubuh molek wanita cantik ini. Dia mulai melangkah ke dalam air yang dingin. Dia piker kalau tubuhnya akan segera membeku. Dengan satu lompatan panjang dia menyelam.

Tubuhnya muncul dari dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya memang tubuhnya segera membeku dan dia tak bias keluar dari dalam air itu dengan cukup cepat.

Dia melompat dari dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea rah Maya. Maya memandanginya dan mulai tertawa geli.

“Apa yang anda tertawakan?”

“Lihat dirimu.” Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya dibandingkan yang terjadi terhadap putting payudara Maya. Batang penisnya yang semula berdiri dengan tegak dan pongahnya kini melemas dan seakan benar-benar mati. “Kemarilah, rebahan di sampingku. Aku yakin ini bukan permanent kondisinya.”

Sukri merebahkan tubuhnya di samping Maya. Kedua tubuh merka menjadi sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh Sukri yang coklat kehitaman serta besar dan tubuh Maya yang putih mulus rebah berdampingan di bawah sinar mentari pagi.

Maya bergerak ke atas untuk mencium bibir Sukri dengan lembut. “Apa kali ini kamu akan melakukan dengan kasar seperti kemarin lagi?”

“Tidak, aku janji akan melakukannya dengan lembut kali ini.”

Ciaman Maya berhenti dan dia bergerak menuruni tubuh Sukri, ciumannya menjalari setiap bagian tubuh Sukri turun menuju ke batang penis yang ingin dia kembalikan seperti keadaannya sebelum masuk ke air tadi. Begitu bibir lembut Maya menyentuhnya segera saja batang penis tersebut hidup kembali. Maya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam mulutnya. May sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Sukri semakin membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi sepenuhnya tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam mulutnya.

Mulut hangat dan lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya seutuhnya. Namun begitu batang penis itu semakin bertambah besar, mulut Maya tak mampu lagi menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu memasukkan separoh bagian dari panjang batang penis Sukri. Maya dan suaminya sangat suka melakukan oral seks, tapi dia tak begitu suka kalau suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya harus menelan sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma Sukri dan membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk membawa Sukri ke batas akhirnya. Maya tak khawatir jika Sukri tak mampu ereksi lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini mampu melakukannya berulang kali tanpa jeda.

Sukri rebah dengan tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi mulut Maya yang naik turun disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya terlihat penuh dengan birahi saat mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri menyaksikan batang penisnya yang coklat kehitaman itu menghilang diantara bibir mungil Maya tersebut. Pemandangan itu tak mampu di tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera keluar. “Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih baik anda berhenti sekarang.”

Maya senang saat Sukri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya lagsung menyemburkan spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Sukri tahu dengan reaksinya bahwa diaingin agar Sukri keluar di dalam mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya sambil tangannya memerainkan buah zakar Sukri dan sebagian batang penis itu yang tak mampu dimasukkannya ke dalam mulutnya.

Sukri tak mampu menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar batang peninya masuk ke dalam mulut Maya lebih banyak lagi saat spermanya menyembur deras. Maya menghisap dengan cepat begitu semburan pertamanya menghantam dinding tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya karena dia ingin mendapatkan semuanya dan bahkan sperma lelaki paruh baya ini terasa berbeda dengan suaminya. Ditelannya seluruh apa yang diberikan Sukri padanya sebelum akhirnya mengangkat mulutnya dari batang penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan lidah.

Batang penis Sukri masih tetap tegak mengeras ketika Maya mulai bergerak ke atas untuk mencium bibirnya lagi. Sukri bias merasakan spermanya sendiri dari lidah Maya saat mereka saling melumat. Belum pernah dia membiarkan ada seorang perempuan yang menciumnya setelah menghisap penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa yang dia bayangkan.

Maya mengangkat kepalanya; “Kamu suka nggak?”

“Itu yang terbaik yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya dengan yang anda punya diantara paha anda.”

“Oh, jadi kamu suka dengan yang diantara pahaku?”

“Anda sudah tahu jawabannya.”

“Lalu kenapa kamu tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang pasti akan sama-sama kita sukai.” Maya bergerak ke atas tubuh Sukri. Vaginanya tepat di depan wajah Sukri lalu direndahkannya tubuhnya hingga lidah Sukri menyentuh bibir vaginanya. Kemudin digesekkannya kelentitnya maju mudur ke lidah Sukri. Maya sudah basah sebelum menghisap penis Sukri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung hinggga lidah Sukri. Maya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis Sukri yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya selangkangannya dari hadapan wajah Sukri hingga bibir vaginanya yang telah basah kuyup kini tepat di hadapan kepala penis Sukri.

Maya sangat menikmati seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan Krisna, dia belum pernah merasa sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa yang dia inginkan seperti saat bersama Sukri sekarang ini. Dengan kedua kakinya yang berada dikedua sisi Sukri membuat bibir vaginanya merekah terbuka. Maya membimbing batang penis Sukri menuju ke jalan masuknya dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina panasnya menelan batang penis Sukri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat tubuh dan grafitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga pantatnya menyentuh perut bagian bawah Sukri. Tidak seperti hari kemarin, penetrasi pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada klimaks pertamanya.

Maya hanay duduk di atas penis itu dengan diam saja menikmati gelombang-gelombang kecil dari banyanya orgasme kecil yang melandanya dengan vagina yang tersumpal penuh oleh batang penis besarnya Sukri ini. Setelah dia pulih kembali kemudian dia membungkuk untuk memberi sebuah ciuman pada Sukri. Dia menyetubuhi mulut Sukri dengan lidahnya sambil menaik turunkan vaginanya pada batang penis Sukri lagi. Oralan yang dilakukannya pada penis Sukri tadi menjadikan Sukri bias mampu menahan klimaksnya lebih lama lagi.

Maya menindih tubuh Sukri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang penisnya dengan otot-otot vaginanya. Bersama Krisna dia bias mendapatkan klimaks beberapa kali dalam semalam tapi mereka harus jeda sejenak sebelum memulai babak yang baru lagi. Tapi itu tidak berlaku bersama Sukri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan klimaks yang berikutnya secara berkesinambungan.

Sukri tak bias mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini untuk bersetubuh. Dia merasa sangat menyeal kenapa tidak dari dulu saja melakukannya. Dinding vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan milik para wanita yang pernah ditidurinya bahkan dibandingka denga mendiang isterinya. Sudah sangat lama sekali Sukri memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang wanita kaya dari kota tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya. Tapi sekarang, Maya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan dengan semua bayangannya selama ini.

Sukri menggulingkan tubuh Maya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan tanpa mencabut batang penisnya dari dalam vagina basah Maya. Maya mengaitkan kakinya melingkari pinggang Sukri dan mengangkat vaginanya agar terlepas saat digulingkan tubuhnya. Maya ingin membuka diriny seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa menikmati semua yang dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Sukri begitu dia ingin sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Sukri. Maya ingin sekujur tubuh Sukri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Sukri dmengayun dengan cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya bagi mereka berdua.

Maya bisa merasakan betapa batang penis Sukri semakin mengembang saat dia bergerak semakin cepat. Dia tahu kalau Sukri sudah hampir keluar dan dia ingin mencapainya bersama. Maka tangan dan kakinya semakin erat memeluk, membuat tubuhnya semakin bertambah merapat pada tubuh Sukri sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki paruh baya ini agar menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.

Kedua tubuh manusia berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak kenikmatan seksual hingga pada akhirnya Sukri menancapkan dengan keras dan jauh ke dalam vagina Maya untuk terakhir kalinya dan menyemburkan spermanya. Semburan demi semburan dengan derasnya tertumpah ke dalam rahim Maya. Dinding-dinding vaginanya meremas dengan kencang untuk memerah setiap tetes sperma dari batang penis Sukri ke dalam tubuh dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat menanti. Dia ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam di vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Maya. Maya menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya sebelumnya. Sperma sukri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan Maya merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil sebelumnya karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang ini dia sama sekali tak peduli akan hal tersebut.

Sebuah babak persetubuhan lagi mereka lakukan unuk hari ini sebelum mengakhirnya dengan menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan beriringin keduanya kembali ke rumah dengan mengendarai kudanya masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Maya memandangi Sukri yang turun dan melepaskan pelana.

“Sukri, kita harus berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang kita.”

“Saya tahu, tapi saya tetap harus mendapatkan anda lagi.”

“Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya kalau kita sedang sendiri. Aku sangat cinta suamiku dan tidak ingin kehilangan dia.”

“Bagaimana dengan anda dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan Adi?”

“Aku belum tahu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks denganku. Dia sekarang tak akan mungkin menyerah begitu saja untuk bias bersamaku lagi. Aku rasa ini tak akan berlangsung lama. Dia akan segera mendapatkan seorang gadis yang tepat untuk seumurannya dan kisahnya denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja. Kamu juga akan melakukan hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama, begitu kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai mencari yang lain lagi.” Ketika Maya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini terlintas di hatinya, bahwa masalah Krisna mungkin saja adalah wanita yang lain.

Sukri memprotes kalau dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam hatinya dia berkata kalau apa yang barusan dikatakan nyonya majikannya ini benar adanya. Tapi untuk sekarang ini dia akan menikmati tubuh molek Maya selam dia bisa.

Maya berlalu menuju ke rumah lau mandi di bawah guyuran air hangat untuk membersihkan sisa-sisa sperma Sukri dari tubuhnya. Dihapusnya semua sisa bukti dari perbuatannya dengan Sukri pagi ini. Selain bibir vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan terasa sedikit panas serta putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi bukti tersisa yang memeprlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Sukri, tapi dia tidak bermaksud menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Maya merasa terkejut sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang mesih menharapkan bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama sukri disepanjang pagi barusan. Dia menginginkan ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba membayangkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus menyantapnya juga.

Sore itu Adi harus tinggal lebih lama di sekolahan dan Krisna juga terlambat pulang. Keduanya untuk sekali lagi sepertinya akan tiba di rumah dalam waktu tak terpaut jauh. Maya tahu kalau Adi pasti masih ada di sekolahnya, tapi Krisna baru saja menelephone kalau dia akan lembur sore ini. Ada beberapa perkerjaan yang harus dia selesaikan sebelum pulang. Dan kerja lemburnya adalah bersama Susan di sebuah motel selama tak kurang dari empat jam. Kembali lagi dia sangat lelah kondisinya sesampainya di rumah. Dia sudah berencana untuk menyudahi affairnya dengan Susan tetapi begitu penisnya terkubur dalam vaginanya, kembali dia kalah. Meskipun dia sadar kalau dia kini tengah bermain dengan api, tapi seperti ngengat yang selalu mendekat dan siap untuk terbakar.

Tiba waktunya untuk dinner, seperti malam sebelumnya Maya sangat memanfaatkan setiap detiknya untuk menggoda kedua lelaki tersebut. Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Krisna tapi pada Adi dia juga tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Krisna sangat berbeda dengan malam kemarin.

Mereka menyelesaikan makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum akhirnya Adi pergi ke lantai bawah menuju ke kamarnya sendiri. Maya dan Krisna segera menyusul pergi ke kamar mereka sendiri, Krisna hamper tertidur lelap ketika Maya keluar dari dalam kamr mandi. Dia kenakan gaun tidur transparan yang berarti dia lebih mengharapkan berintim mesra dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Krisna tak menyadari itu.

Maya naik ke atas ranjang dan meringkuk disamping tubuh Krisna. Setelah beberapa saat ternya Krisna ak bereaksi atas keberadaannya, Maya akhirnya bangkit dan duduk. “Abang punya masalah apa malam ini?”

Krisna hampir saja terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan menjawab. “Hari yang panjang dan berat di kantor.”

“Abang punya hari yang berat dan panjang selama hamper tiga bulan belakangan.Apa yang sebenarnya terjadi? Malam kemarin abang tidur terlebih dulu dan kemudian terbangun dan seakan tak terpuaskan dengan seks. Kemarin malam abang menjadi diri abang yang dulu, tapi malam ini abang kembali lelah dan… aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi bang. Apa abang punya wanita lain?”

Krisna tak bisa berbohong lagi meskipun dia ingin. Ekspresi wajahnya telah menceritakan semuanya. Maya beringsut ke tepian ranjang. “Siapa dia?”

Krisna benar-benar terjaga sekarang. Dalam kondisinya yang kelelahan dia tak mampu memikirkan sebuah alasanpun untuk menutup-nutupi. “Hanya seorang wanita di kantor. Dia tak berarti apa-apa bagiku.”

“Apa maksud abang dia tak berarti apa-apa? Abang sudah menidurinya tak kurang dari tiga bulan lamanya dan itu masih tak berarti apapun?” Maya sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur dan dengan mata melotot menatap Krisna.

“Maksudku semuanya sudah berakhir.”

“Kalau semuanya sudah berakhir, lalu dari mana saja abang malam tadi?”

“Aku ketemu dia dan mencoba untuk menyelesaikan semuanya.”

“Apa maksud abang mencoba menyelesaikan semuanya. Yang harusnya abang lakukan adalah melempar pelacur itu ke jalanan!”

“Itu memang yang mau aku lakukan, tapi dia ingin melakkukan sekali lagi untuk perpisahan. Sekali berlanjut ke yang berikutnya dan berikutnya. Aku tak tahu apa yang dimilikinya, seakan dia memantraiku hingga aku tak bisa berhenti.”

“Seperti apa dia? Apa dia begitu cantik sehingga abang tak bisa melupakannya?”

“Tidak, dia cukup menarik tapi dia sebenarnya tidak cantik. Dia setidaknya berumur 20 tahun lebih tua dariku.”

“Well, sangat jelas kalau wanita itu punya penggemar yang setia. Abang ingin bercerai?”

“TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu. Aku tahu kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat apa yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”

Maya benar-benar tak mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya bersetubuh dengan adiknya dan dia tak membicarakan apapun tentang hal tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya dengan sangat lebih baik dibandingkan beberapa bulan belakangan ini. “Aku tahu kalau itu salah juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung dan kita sudah terlalu lama tak berhubungan seks dan aku telah membiarkan dia berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat kami?”

“Awalnya aku ingin menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku merasa ada semacam gairah saat melihat kalian berdua. Kemudian kamu kembali ke kamar dan aku harus segera menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak bisa menceritakan padamu begitu saja kalau aku sudah melihat kamu bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti seorang lelaki aneh dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain menyetubuhi kamu.”

“Abang tahu kalau Adi baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja menginginkanku? Bahkan abang tak mengijinkanku untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu kenapa saat itu vaginaku sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua pembicaraan tentang Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap Krisna. Batang penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari perhatian Maya. “Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.”

Krisna tak bisa menyembunyikan gairahnya dari Maya. “Aku tahu ada sesuatu yang salah denganku tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang, saat aku sangat letih aku tak bisa mencegahnya.”

Maya berjalan mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya. “Abang ingin bercinta, bukan… abang ingin bersetubuh sekarang?”

“Ya.” Krisna menarik isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Maya suka dengan cara suaminya berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya. Dengan cepat Maya sudah rebah di atas ranjang itu dan Krisna bergerak menaiki tubuhnya. Maya membentangkan kedua bahanya lebar dan membimbing batang penis Krisna ke pintu masuk vaginanya. Krisna memasukinya seperti yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali ini terasa berbeda. Maya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat membakar birahinya.

Krisna mengayun dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi ciuman pada payudara dan bibir Maya. Bibirnya tengah menghisap putting susunya say Maya bertanya padanya, “Apa abang ingin melihatku dengan Adi lagi?” Batang penisnya mengejat keras dalam vagina Maya saat dia menanyakan hal tersebut. Sebelum Krisna mampu menjawabnya dia sudah berejakulasi di dalam Maya. Sperma Krisna menyembur di dalam vaginanya memberi Maya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.

“Aku anggap itu sebagai jawaban ya.”

“Ya, aku akan sangat suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana pada Adi kalau aku ingin melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap aku gila.”

“Bagaimana jika aku tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah tidak akan apa-apa kalau aku hanya akan menceritakan semua yang kami lakukan pada abang nantinya?”

“Aku lebih suka melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan untuk mendengarnya saja itu tak masalah.”

“Kalau aku melakukan itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu? Aku tidak suka abang menyetubuhi wanita selain aku.”

“Aku hanya bisa berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”

Maya menggulinkan tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah setengah tertidur. Maya membungkuk dan berbisik di telinga suaminya, “Aku rasa aku akan pergi mengechek si Adi. Anak muda yang malang itu mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa lagi besok pagi.” Maya meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya yang sudah hamper terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya terlelap dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan bayangan isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang bulat hingga akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.

Maya merasa tak perlu mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau tak lama lagi akan telanjang juga di kamar Adi nanti.

Dia tak perlu mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan kemudia dia mendorongnya untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring di atas ranjangnya. Lampu tidur di atas bedsidenya masih menyala tapi dia sudah tertidur. Tubuhnya yang hanya ditutupi oleh sehelai boxer tak tertutupi oleh selimut. Maya bis melihat batang penisnya yang cantik dari balik boxernya.

Dia naik ke atas ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang penis itu dar balik boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik itu ke dalam mulutnya. Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut serta hangat di dalam mulutnya dan dia membasahi seluruh bagiannya dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis itu mulai mengeras dan sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Maya menatap ke atas dan Adi sedang memandanginya. Maya melepaskan batang penisnya dari mulutnya. “Bardiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat pinggulnya dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.

“Aku hampir saja putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi padaku.”

“Aku sudah bilang kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga kesempatan yang tepat dating. Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi tidur dengan sangat nyenyak. Aku rasa dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya untuk kita berdua. Aku mau lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.” Maya bergerak ke atas dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya bisa bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.

Adi merasa sangat bahagia mendapati Maya berada dalam pelukannya malam ini. Tubuh moleknya menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke payudaranya yang dengan cepat digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya meluncur ke bawah pada perut Maya untuk bermuara pada rambut yang menghiasi bibir vaginanya.

Maya menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik iparnya berbuat sekehendaknya terhadap tubunya. Maya suka bagaimana cara Adi memandanginya dan sentuhan tangan serta mulut adik iparnya ini pada tubuhnya. Maya merasa sangat menginginkan agar Adi segera menjamahnya dan membenamkan batang penis cantiknya jauh sedalam-dalamnya ke vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Sukri siang hari tadi dia ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah. Dia merasa teramat bahagia karena mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adikapanpun dia mau dengan restu suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi kalau abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya menginginkan Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan style apapun yang dia suka.

Adi adalah type kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang penisnya tetap keras sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau dia bisa menikmati tubuh molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi bergerak ke atas tubuh Maya dan Maya membukakan pahanya untuknya. Dia melihat saat penisnya yang gemuk menemukan jalan masuknya sendiri dan dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang menyambut. Sudah beberapa bulan belakangan ini Maya tak mendapatkan nafkah batin yang didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya dari Adi, Sukri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.

Maya membuat dirinya rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif mengerjai vaginanya dengan penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat saat meresapi kenikmatan dari batang penis muda dan keras milik Adi ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam tubuhnya. Pelan namun pasti dia membawa Maya semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi hingga dia tak mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya melingkar pada pinggul Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan tubuh Adi. “Ayo, lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya. “Lebih cepat, lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.” Adi mengabulkan semua permintaan Maya dan mengocokkan dengan cepat dank eras batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri abangnya ini.

Dan dengan cepat kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang melanda sekujur tubuhnya. Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia mengatakannya pada Maya. “Aku sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti aku ingin kamu mendorong penismu sedalam yang kamu mampu dan biarkan terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan spermamu yang hangat menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Maya bergerak mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi membenamkan seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam cengkeraman vagina kakak iparnya. Tangannya berada di bawah pantat Maya untuk mengangkat vaginanya agar semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya menyembur dengan sebuah tembakan keras berkali kali dan itu membuat Maya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Maya dapat merasakan setiap tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu membuatnya tidak dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia dapat merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki rahimnya.

Setelah gempuran puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di atas ranjang dengan saling berpelukan sambil berbincang. “Sekarang apa kamu menyesal teman gadismu tak berhasil kamu dapatkan?”

“Tentu saja tidak, tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat kamu.”

“Aku juga merasa senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa yang sudah kita lakukan berdua.”

“Bagaimana dengan bang Krisna? Bagaimana jika dia tahu tentang kita?”

“Apa kamu pernah dengar tentang lelaki yang suka kalau isterinya dengan lelaki lain?”

“Aku pernah mendengarnya, tapi bagaimana bisa ada orang yang ingin isterinya bersetubuh dengan lelaki lain?”

“Aku rasa mereka ingin agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang lebih dari apa yang bisa diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping itu mereka juga merasakan sebuah sensasi lain saat mengetahui hal tersebut.”

“Apa kamu pernah melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”

“Kamu yang pertama bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat kebetulan sekali lelaki itu adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak pernah mengharapkan lelaki lain selain suamiku hingga kejadian malam itu. Kamu mendapatkanku di saat yang paling terlemahku dan aku merasa bersyukur kamu sudah melakukannya.” Maya merasa tak perlu menceritakan kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan tukang kebunnya setiap hari.

“Aku juga bersyukur mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar abangku jangan sampai tahu.”

“Bagaimana kalau ternyata dia sudah tahu?”

“Aku mungkin akan diusir dari sini.”

“Bagaimana jika aku bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di sini?”

“Bagaimana caramu bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini sementara dia tahu tentang kita?”

“Apa kamu mau melakukannya denganku bersama bang Krisna di waktu yang sama?”

“Maksudmu kita bertiga di waktu yang sama?”

“Ya, three some.”

“Abang tak akan mau.”

“Jika aku bisa membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”

“Gila, tentu saja mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot uang pernah kulakukan.”‘

“Aku bisa tahu dengan batang penismu yang sudah mengeras laki saat ini, kalau kamu suka dengan ide itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang Krisna. Itu jalan agar kita bisa bersama terus kapanpun kita mau.”

Percakapan itu membuat mereka siap kembali. Maya memutar tubuhnya dan mengambil batang penis Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin sperma yang berikutnya keluar dalam mulut dan meluncur ke dalam tenggorokannya.

Adi menatap vagina basah Maya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia tak tahu bagaimana rasanya menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak iparnya. Dia tak punya banyak pilihan begitu Maya merendahkan vaginanya kea rah mulut Adi. Adi mendapati kalau ternyata rasanya taklah seburuk bayangannya, Segera saj klimaks berikutnya mereka dapatkan dengan masing-masing permainan mulutnya. Maya menelan seluruh sperma yang diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes madu cinta dari vagina Maya. Keduanya saling membersihkan kemaluannya masing-masing dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak baru lagi.

Sang mentari sudah hampir terbit saat Maya melangkah menuju ke kamar tidurnya kembali. Krisna sudah menantinya dengan batang penis yang sudah sangatlah keras, segera dibaringkannya Maya ke atas ranjang dan menghujamkan batang penisnya ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang tertuang di dalamnya di sepanjang malam tadi. Saat Krisna menyetubuhinya dengan sangat bergairah, Maya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi Krisna meroket mencapi batanya hingga sudah tak mampu lagi ditahannya spermanya menyembur keluar membasahi vagina isterinya yang sudah teramat sangat basah itu. Maya tak meraih klimaksnya sendiri kali ini setelah begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya sebelumnya bersama Adi, tapi dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam pelukan suaminya tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah dalam kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang bersamaan.

*****

Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan dengan bergegas mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah maupun berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras selurh energi yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.

Saat keduanya saling bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat mereka jengah dan kikuk. Adi merasa bersalah telah meniduri isteri abangnya tapi Krisna mengatakan padanya kalau Maya sudah menceritakan semuanya pada dia. “Rileks dik, Maya sudah menceritakan semuanya pada abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua, dia wanita yang hebat dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya tetap bahagia. Setidaknya sampai kamu lululs sekolah. ” Keduanya meninggalkan rumah dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka bisa bersama dengan Maya kembali.

Waktu sudah menjelang saat makan siang ketika pintu kamar Maya terbuka. Sura pintu itu membangunkan Maya dari lelap tidurnya dan dia bangkit duduk di atas ranjangnya. Dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena kejadian malam tadi. Ternyata yang dating Sukri untuk mengecek keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang duduk dia tas ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke bawah. Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Sukri dan Maya tak berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Sukri. “Saya pikir mungkin harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hamper tengah hari dan anda belum keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik saja?”

Maya memberi tanda padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Sukri sudah berada dekat dengannya, Maya menyibakkan selimut yang menutupi sisa bagian bawah tubuhnya hingga sekarang tubuh molek itu terpampang seutuhnya tanpa selembar kainpun menutupinya. “Buka seluruh pakaianmu dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu disuruh dua kali, Sukri bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung dengan nyonya majikannya ke atas ranjang.

“Sepertinya anda sangat sibuk tadi malam.”

“Memang malam yang sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu. Kemarilah dan biarkan aku merasakan lagi batang penismu yang besar itu di dalam vaginaku.”

Sukri tak bisa menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti suami dan adik iparnya, dia ingin merasakan batang penisnya dalam remasan kehangatan dinding vagina Maya yang rapat. Sama sekali tak ada keraguan pada keduanya, Sukri ingin menyetubuhinya dan Maya ingin segera disetubuhi olehnya juga. Sukri benar-benar menikmati dan memanfaatkan setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini untuk memberikan Maya hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali sebelum akhirnya dia tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Maya. Maya teringat kemarin malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya hingga membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari alasan kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan wajah suaminya tapi malahan wajah Sukri.

Mereka berdua hanya rebah di atas ranjang setelah menuntaskan babaak-babak persetubuhan di awal hari itu hingga siang hari berlalu, lalu keduanya bangkit untuk mandi dan membersihkan diri. Keduanya berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama sampai tiba waktunya menjelang Krisna dan Adi pulang. Maya sadar dia bisa mengatur untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak mungkin mereka setuju jika Sukri ikut bergabung bersama mereka juga. Sukri faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan berada dalam masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati kemolekan tubuh Maya saat siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu untuk majikan serta adik iparnya.

Malam itu Maya, Adi, dan suaminya melakukan threesome yang pertama kalinya dalam kehidupan mereka. Pada awalnya semuanya terasa canggung bagi mereka tapi Maya berhasil mengendalikan suasana. Dia melucuti pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu mengikuti tindakannya. Maya membuat keduanya rebah di atas ranjang, masing-masing di kedua sisinya. Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara dua kakak beradik itu, tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu tangan halusnya mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu mulai merasa rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Maya.

Krisna yang pertama kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Maya tapi tanpa membuat batang penisnya terlepas dari genggaman tangan isterinya, diraihnya sebelah payudara Maya. Didekatkannya putting ranum itu pada mulutnya untuk dihisap hingga membuatnya mengeras dan semakin memerah warnanya. Krisna melirik kea rah Adi dan berkata, “Dia punya daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu beri perhatian pada yang satunya?”

Adi tak butuh dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara Maya yang satunya dan tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah menelusuri perutnya menuju pada vagina Maya. Dia harus menepiskan tangan abangnya terlebih dulu untuk memberikan ruang bagi lidahnya.

Begitulah malam pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Maya seperti yang belum pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Maya pada titik puncak di mana tak pernah terbayangkan dalam benak Maya sebelumnya. Maya sangat menyukai apa yang bisa diberikan oleh kedua lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali lebih nikmat. Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali salah satu dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika mereka pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Maya terhimpit di antara pelukan kedua lelaki itu.

Keesokan harinya Maya bangun yang palin awal, dia hanya butuh waktu sekejap untuk bisa memahami sedang berada di mana dia. Dipandanginya kedua lelaki yang terbaring disampingnya, begitu mirip. Benaknya melayang dalam lamunan, kurang dari satu minggu sebelumnya dia merasa ada yang salah dalam mahligai pernikahannya. Suaminya sudah tak menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia mendapatkan semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya dan adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didaptnya juga dari Sukri yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak mengetahuinya. Dia membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi nantinya.

Beberap bulan berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke dalam kamar mereka. Setiap malamnya mereka berdua menggali semua kenikmatan seksual dari birahi Maya ataupun salah satunya yang hanya menyaksikan. Dan setiap harinya juga diisi dengan petualangan seksual yang lain bersama Sukri. Maya merasa bahagia dengan semua permainan seks dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata tidak pada mereka agar bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari. Ketiganya sungguh sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan. Maya tak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu didapatkannya.

Hukum alam tak bisa dihindar, apapu juga pasti akan ada akhirnya. Adi yang pertama kali berlalu, dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia masih tetap kembali ke rumah abangnya sesekali dan menghabiskan waktu bersama mereka. Dia tetap diterima oleh abang dan kakak iparnya.

Sukri mengikuti beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya sebuah pekerjaan yang menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang tak mungkin ditolaknya meskipun pilihannya harus meninggalkan Maya. Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya dijadikan momen perpisahan yang tak terlupakan bagi keduanya, Maya tahu kalau dia pasti akan merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.

Krisna akhirnya berpisah dengan Susan. Seks dengan Maya dan adiknya melebihi apa yang didaptnya dari Susan. Setelah kepergian Adi, dia dan Maya masih melakukan hubungan seksual hamper tiap malamnya. Memang tetap terasa nikmat dan indah tapi masih tak bisa menyamai kenikmatan ketika kedua lelaki itu ada dan saling memberikannya kepuasan. Krisna tak lama kemudian sudah menemukan wanita lainnya lagi. Perhatian Krisna mulai berkurang terhadapnya dan Maya tahu kalau suaminya menemukan vagina muda yang baru untuk dia nikmati… Kini Maya kembali pada keadaan sebelum Adi dan Sukri masuk ke dalam kehidupan seksnya.

Dia dan Krisna mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Sukri tapi keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.

Maya sedang bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam dan menikmati sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore itu. Sejak hanya dia seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur telanjangnya menjadi kegiatan yang rutin. Dia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya, dia bangkit dan meraih handuk disampingnya untuk kemudian dililitkan pada tubuh moleknya. Dia melihat di depan gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua dan tubuh tegap sedang berdiri memandanginya. “Ada perlu apa?”

“Nama saya Jaya dan paman Sukri yang menyuruh saya untuk datang ke sini menemui anda. Beliau bilang kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah kepergiannya.” Tanpa bertanya dia membuka pintu gerbang itu dan berjalan mendekati tempat Maya sedang duduk dengan hanya sebuah handuk saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di hadapan mMaya adalah sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh tegap berotot dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.

“Kamu punya keahlian apa?”

“Tidak begitu banyak untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat diandalkan untuk hal yang dibilang paman Sukri bahwa anda pasti lebih membutuhkan.” Dia melpaskan kaosnya melewati kepala dan disusul celanya juga. Mata maya segera terfokus ke arah selangkangan anak muda dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana pada sebuah batang penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan batang itu sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.

Maya menatap wajah Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa berusaha menutup-nutupi saat dia sedang menatap takjub pada benda diantara pahanya. Maya merenggut lepas handuk yang melilit tubuhnya. “Kelihatannya kamu punya peralatan yang tepat, kita lihat apa kamu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.” May membentangkan kedua pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik tubuh lelaki muda di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu masuk vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Maya berkata. “Perlahan saja dan jangan tergesa. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”

Hari itu juga Jaya resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia mulai memindahkan barang-barangya untuk menempati bekas tempat Sukri. Dia sudah sibuk dengan pekerjaan kebunnya saat Krisna berangkat bekerja. Sepanjang hari itu dia bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk mengurus Maya sebelum Krisna pulang kembali.

Krisna memutuskan kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan Sukri dan menetap di tempatnya. Tapi yang Krisna tak tahu adalah kenyataan bahwa pekerjaannya yang paling ternilai bagus bukanlah di kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan disaat setelah Krisna pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan lain-lainnya hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk seorang wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung.

- Tamat -
Read More