Showing posts with label Kisah Mesum. Show all posts
Showing posts with label Kisah Mesum. Show all posts

Tuesday, August 29, 2017

Cerita Hot Guruku Dijadikan Bahan Masturbasiku

Cerita Hot Guruku Dijadikan Bahan Masturbasiku


Cerita Hot - Perkenalkan namaku Agus, Aku seorang siswa SMA negeri terkenal yang ada di kotaku. Saat ini aku duduk di bangku kelas 3 jurusan IPA. Memasuki tahun 2007 berarti persiapan untukku agar lebih giat belajar untuk menghadapi ujian akhir.
Aku sadar aku orangnya tidak begitu pandai, karena itu aku selalu mencari cara agar para guru bisa membantuku dengan nilai.-cerita sex pelajar– Cara yang kugunakan adalah selalu mengajukan diri untuk menjadi kordinator pelajaran di sekolah.

Pengalaman menjadi kordinator di kelas 3 inilah yang membawaku ke pengalaman yang tak akan bisa terlupakan seumur hidupku. Mulanya aku biasa-biasa saja ketika mendengar aku terpilih menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila
Namun lama-lama aku merasa senang atas terpilihnya aku sebagai kordinator mata pelajaran itu karena ternyata bu Yayuk lah yang kembali mengajar kelasku. Ya, bu Yayuk adalah guru pancasila saat aku kelas dua. Di kelas dua, bu Yayuk sering jadi bahan omongan teman laki-laki ku.

Bagaimana tidak, meja guru yang menghadap ke arah murid-murid, di depannya biasanya tertutup, sehingga kaki guru tidak terlihat dari arah murid, tapi lain di kelasku mejanya depannya tidak tertutup, jadi setiap guru yang duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya. Diantara semua guru, bu Rosa, bu Retno, bu Tina dan guru yang lain, mereka semua sadar akan keadaan meja di kelasku itu dan tau bagaimana cara duduk di kursi itu, hanya ada satu guru yang tak sadar akan hal itu yaitu bu Yayuk mutmainah. Beliau selalu mengajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai moral pancasila. Tips Judi

Bu Yayuk tidak sadar, jika duduk dia selalu agak mengangkang dan setiap ada jam pelajaran bu Yayuk anak laki-laki selalu memaksa untuk duduk di depan agar bisa lebih jelas melihat paha bu Yayuk dan mengintip celana dalamnya yang berwarna krem.
Mereka diam-diam mengambil foto selakangan bu Yayuk dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari mereka yang selalu nafsu ketika lihat paha bu Yayuk.

Usia bu umum 42 tahun, dari logat bicaranya, beliau kayaknya orang sunda. Kulitnya putih udah agak keriput dan kemerahan. Ketika tidak memakai make-up, malah membikin nafsu teman-temanku. Karena kulitnya kelihatan mengkilat.

Kembali ke ceritaku, dengan menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila aku pun semakin sering bertemu dengan bu Yayuk. Dan aku selalu mencari cara agar aku bisa menarik perhatiannya. Di sisi positifnya aku jadi rajin membaca hal-hal soal moral dan pancasila. Aku berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar mencari perhatian bu umum.

Semua kulakukan supaya bisa lebih dekat dengannya. Jika sedang berbicara dengan bu Yayuk, kulihat dari dekat kulitnya yang putih agak berbintik kemerahan dan keriput disana sini. Pantas saja bu Yayuk selalu memakai bedak karena untuk menutupi kulitnya yang mengkilat dan berminyak. Namun dengan wajah polos tanpa make up semakin membuatku bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalamanku saat masih kelas dua.



Sebisa mungkin kubuat bu Yayuk untuk selalu berpikiran kalau aku itu murid yang sangat tertarik dengan apa yang diajarkannya. Walaupun sebenarnya tujuanku adalah untuk lebih dekat dengan dirinya.

Suatu hari aku sengaja bertanya pada bu Yayuk apakah aku boleh meminjam buku mengenai nasionalisme yang sering bu Yayuk ceritakan padaku. Bu Yayuk pun memperbolehkannya, “Boleh saja kalau mau ambil di rumahku”. Dan akhirnya berhasil juga trikku. Bu Yayuk pun memberikan alamat rumahnya yang berada di Perumnas dekat SMA Dua di kotaku.

Malamnya aku tak bisa tidur, karena memikirkan rencana setelah aku sampai ke rumah bu Yayuk. Semoga aja suaminya tidak ada di rumah. Esoknya aku akan ke rumah bu Yayuk sepulang dari sekolah, dan yang lebih menyenangkan ketika kudengar suami bu Yayuk yang bekerja sebagai PNS di departemen pendidikan daerah, pulang sekitar jam dua sampai jam empat.

Sepulang sekolah aku langsung menuju ke rumah bu Yayuk. Saat aku sedang menyetop angkot tak disangka ternyata bu Yayuk juga sedang menunggu angkot.

“Siang bu” sapaku.

“kamu, Gus, mau ke rumah ibu ya? ya udah kita bareng aja sekalian”, kata bu Yayuk.

aku sangat senang sekali, bisa pergi seangkot sama bu Yayuk. Aku duduk bersebelahan dengan buYayuk di kursi depan angkot samping supir. Pahaku bergesekan dengan pahan bu Yayuk yang mulus, kontolku pun langsung tegang. Lalu tasku ku gunakan untuk menutupi kontolku yang mengeras.

Diperjalanan bu Yayuk banyak cerita tentang keluarganya dan terkadang dia menanyakan tentang keluargaku. Aku menjawab dengan jawaban bohong, bahwa aku sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, karena aku hidup terpisah. Lalu aku bilang makanya aku senang kalau ngobrol sama bu Yayuk karena aku merasa bisa mendapatkan kenyamanan, bu Yayuk sudah kuanggap ibu sendiri.

Bu Yayuk pun jadi terharu dan memegang tanganku. Bu Yayuk senang mendengarnya lagian menurutnya aku adalah anak yang baik. Dalam benakku, “aku memang anak yang baik, yang siap memuaskan ibu”. KOntolkusaat itu sampai mengeluarkan cairan dan tembus sampai luar celana.

Dua puluh menit kemudian, sampailah kami di rumah bu Yayuk. Dan ternyata benar suami bu Yayuk belum sampai rumah. Takada seorangpun di rumah beliau. Lalu aku dipersilahkan duduk di ruang tamu.

“Tunggu sebentar ya..ibu mau ganti baju dulu”. kata beliau

“Waow..Ganti baju??!” dalam benakku

Ingin sekali aku mengintip beliau saat ganti baju. Aku jadi deg-degan, mataku mengikuti kemana arah bu Yayuk pergi. Beberapa menit bu Yayuk keluar lagi tapi belum jadi ganti baju karena masih memakai baju gurunya sambil membawa buku. Ternyata hari itu belum saatnya untukku, tapi inilah awal dari pengalaman yang sebenarnya.

Sejak itu aku jadi sering main ke rumah bu Yayuk dan kenal dengan keluarganya. Untuk tambah menarik simpati bu Yayuk aku pun mengarang cerita lagi, aku pura-pura menangis sedih karena frustasi ayahku mau menikah lagi dan aku tidak menyetujuinya. Karena itu ayahkujadi marah padaku dan mengusirku dari rumah.

Bu Yayuk pun jadi sangat bersimpati dan kasihan padaku, waktu aku cerita itu di rumah bu Yayuk sedang tidak ada orang sama sekali kecuali aku dan bu Yayuk. Saat itu bu Yayuk hanya memakai daster dan tanpa make up duduk disampingku sambil mengelus pundakku.

Dengan sengaja aku menyentuh pinggiran toket bu Yayuk. Akhirnya aku dapat mencium aroma harum tubuh bu Yayuk. lalu dia memelukku dan seketika itu aku langsung menyandarkan kepalaku di pundak bu Yayuk. dan lagi aku bisa menghirup aroma lehernya.

Lalu aku memberanikan diri untuk mencium lembut pipi bu Yayuk. sambil berkata “maaf bu aku melakukan semua ini karena aku merasa nyaman bila dekat dengan ibu”. Dan bu Yayuk menjawab tidak apa-apa Gus. Akupun semakin berani untuk mencium pipinya lagi, dan kali ini lebih dekat dengan bibirnya.

Baca Juga : Ngeseks Bersama Papa Tiri Sampai Ngecrot

Bu Yayuk diam dan terus masih memelukku sambil mengelus punggungku. Apakah bu Yayuk terasa bahwa batang kontolku yang sudah mengeras kutempelkan di pahanya. Ku coba menggesekan pelan batang kontolku ke pahanya.

Bu Yayuk mungkin tahu. Tapi dia diam saja. Ku elus pipinya, sambil aku dekatkan mulutku ke mulutnya sambil berkata “Ibu…”, mulut bu Yayuk tidak terbuka, beliau tetap terdiam.

Bersamaan dengan itu, aku gesek-gesekkan terus batang kontolku ke paha bu Yayuk. Kami berdua duduk di sofa. Bu Yayuk tahu aku sedang apa dan dia tetap diam saja, membiarkan ku beronani di paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku.

Terus dan terus aku gesekkan batang kontolku, bu Yayuk nampak memejamkan mata dan tetap diam. OOh para pembaca, wajahnya aku ciumi dengan leluasa, nafasnya aku hirup, dan pahanya yang mulu dan lembut aku gesek-gesek dengan batang kontolku, gesek terus.. ooohhhhh..terus… Dan akhirnya ooohhh.. Cepat sekali aku ejakulasi.

Aku pun lemas sambil memeluk ibu Yayuk yang posisinya hampir setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus. Bu Yayuk pelan-pelan berkata,

“Sudah Gus..? hmmm?”, kata bu Yayuk pelan dan terdengar sayang sekali padaku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Yayuk bilang ia mengerti.

Tentunya setelah kejadian itu hubunganku dengan bu Yayuk bertambah dekat, sampai sekarang ini.. Suaminya dan teman-temanku tidak mengetahui hubunganku dengan bu Yayuk. Walaupun aku belum sampai berhubungan intim denganya, namum bu Yayuk selalu mengerti dan bersedia menjadi obyek masturbasiku, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Yayuk hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan aku menindihnya dan menggesek-gesekkan batang kontolku di pahanya sampai aku klimaks.
Read More

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan

Cerita Dewasa ABG Liburan Yang Sangat Memuaskan


Cerita Dewasa ABG - Nama saya Anisa, umur saya 17 tahun, masa yang indah saat memakai seragam putih abu-abu, hampir setiap hari tawa canda saat jalan bersama teman-teman usai jam sekolah begitu menyenangkan. Intan lebih dari sekedar teman akrab, kami telah bersama semenjak di sekolah dasar. Saat libur sekolah, kadang dia menghabiskan seminggu dengan di rumah saya dan kadang kala saya yang tidur di rumahnya. Dia mempunyai kakak cowok yang ganteng namanya Reza, dia adalah mahasiswa semester 2, jujur saya tertarik dengannya tapi tak pernah saya ungkapkan pada Intan apalagi dengannya.

Pada umur 17, getar-getar perasaan ada, terutama saat mengamati cowok-cowok, rasa ingin mendekati dan didekati, rasa ingin menyentuh dan disentuh mengelitik dada. Diantara teman sebaya, di satu sisi kami masih gadis kecil yang bisa bermain Barbie, tapi di sisi lain pubertas kami terus tumbuh, payudara mulai terbentuk dan menyembul mendesak T-shirt kami, kami tahu itu menjadi perhatian cowok-cowok bahkan pria dewasa yang suka daun muda. Ada sensasi erotis saat menyentuh lubang kewanitaan saya yang mulai ditumbuhi bulu bulu halus, hal ini tidak terjadi dua tiga tahun yang lalu.

Liburan kenaikan kelas sebelas, saya ikut liburan bersama keluarga Intan di Villa kaki gunung pinggir telaga milik mereka, ini kali ketiga saya kesana. Kamar saya dekat kamar orang tua Intan. Malam kedua disaat semua sudah tidur, Saya lirik jam dinding menunjuk jam 12 malam saat saya mendengar suara yang pernah saya dengar dari video 3gp yang saya simpan di HP saya, datang dari kamar orang tua Intan. Saya segera mengerti itu pasti adegan orang dewasa. Penasaran saya timbul, ingin menyaksikan secara langsung tidak hanya sekedar melalui layar kecil HP.

Saya lirik sahabat saya pulas dalam mimpinya, dengan dada berdebar saya berjingkat keluar kamar, detak itu semakin keras saat saya beranikan diri mengintip celah pintu yang tak tertutup sempurna. Itu kali pertama saya melihat dua orang dewasa bergumul telanjang, terengah-engah saling memberi kenikmatan pada pasangannya. Tante Nia berteriak tertahan tubuhnya mengelinjang kemudian om Harry terengah-engah rebah diatasnya, mungkin moment itu yang disebut orgasme.

Dikamar mandi nafas saya masih terengah-engah membayangkan kejadian yang baru pertama kali saya lihat, saya raba kemaluan saya yang sudah basah dan klitorisnya mengeras. Saya menenangkan diri saya dan segera kembali ke kamar, tapi mata enggan terpejam, adegan itu terus membayang di pelupuk mata saya. Tanpa saya sadari tangan saya mulai mengekplorasi kewanitaan saya yang terus dan semakin basah. Klitoris saya yang keras dan tegang berkedut saat jari saya bermain main diatasnya, sensasi erotis itu meninggi dan terus meninggi dan akhirnya pecah meluber membasahi celana dalam pink milik saya. Itu kali pertama saya bermasturbasi.

Jam 2 dini hari saya terlelap setelah berganti celana dalam. Saya mendengar samar Intan membangunkan saya, maa tsaya masih enggan terbuka.

“Ya udah kami mau ke kota dulu nyari perlengkapan dan kebutuhan, mungkin sore baru balik” katanya berpamitan.

Saya teruskan tidur saya sampai jam 8 pagi saat hangatnya matahari menerobos jendela kamar saya. Saya melangkah keluar, keadaan begitu sepi. Setengah jam setelah sarapan suasana tetap sepi, saya menyimpulkan Om, Tante, Intan dan Kak Reza pergi ke kota yang jaraknya sekitar 40 km dari villa ini.

Lebih dari setengah jam, saya nyaman membasuh tubuh saya dengan segarnya air gunung. Saya lilitkan handuk menutupi dada dan pangkal paha saya, saya cuek saja toh tidak ada orang di villa. Betapa terkejutnya saya saat membuka pintu kamar mandi, saya lihat kak Reza asyik menyeruput teh panas. Sontak matanya menyapu dari ujung rambut sampai ujung kaki saat melihat tubuh mulus saya hanya berbalut handuk mini. Wajah saya memerah malu, sambil berlari menuju kamar. Rupanya Kak Reza yang saya pikir ikut ke kota ternyata jogging keliling telaga.

Saya berusaha bersikap biasa menutupi malu saya karena peristiwa tadi. Kak Reza mengajak saya jalan jalan di sekitar telaga. Dia cowok yang sangat menarik, begitu memikat dengan joke-joke ringannya. Dia bersikap romantis yang membuat saya semakin nyaman didekatnya, dia menggandeng saya dan tak jarang merangkul saya, saya semakin bahagia bersamanya. Kak Reza memasak makanan kaleng untuk makan siang kami, Suasana semakin hangat saat kami menonton film romantis dari DVD usai makan.

Saya bersikap manja saat dia memeluk saya. Hasrat penasaran akan sentuhan dan dekapan pria terpenuhi bersama kakak sahabat baik saya. Kecupan lembut mendarat hangat dikening saya, saya terkejut tapi tak kuasa menolaknya malah memejamkan mata. Kecupan itu turun menjalar menyentuh bibir saya, “ya tuhan begitu luar biasa sensasinya” kata saya dalam hati. Saya tak mau sensasi itu cepat hilang, bibir kami saling beradu, saling memagut. Gejolak libido gadis remaja ini pelan pelan meninggi. Rabaan sentuhan dan remasan menyerang syaraf-syaraf sensitif saya. Saya tak mengerti bagaimana kejadiannya, kami berdua sudah diatas ranjang tanpa sehelai benang pun.

Baca Juga : Cerita Dewasa ABG Montok Rasa Perawan

Mungkin pengaruh Video 3gp di hp saya atau juga karena semalam saya mengintip orang tua Intan bercinta, Anisa perawan 17 tahun dengan sukarela mengulum batang kejantanan Reza. Saya pun membiarkan saat kakak sahabat karib saya mengulum ranum puting saya, pun tidak ragu membuka paha saat lidahnya menjilat klitoris saya. Entah setan atau malaikat yang mempengaruhi saya, yang ada saya hanya menghanyutkan nafsu saya dalam sungai cinta yang Kak Reza berikan.

“Aku ingin memilimu seutuhnya sayang” bisiknya.

“Semua yang aku miliki adalah punyamu sayang” balas saya romantis.

Kak Reza menggesek-gesekkan batang kejantanannya pada klitoris saya, turun keatas lubang vagina, mata saya terpejam pasrah. Saya rasakan ujung penis menyentuh selaput dara saya, pelan dia tarik keluar lagi, didorong pelan ditarik lagi. Dengan sedikit dorongan keras, penis Kak Reza merobek hymen saya. Beruntung lubang vagina saya benar-benar sudah basah sehingga sakitnya hanya sebentar, rasa perih itu cepat berganti dengan kenikmatan yang tiada tara. Dua hasrat muda menyatu, di tengah suasana sepi vila pinggir telaga. Entah berapa kali saya orgasme.

“Sayang, aku nggak mau hamil” bisik saya.

Kak Reza mengerti saat mencapai puncak dia cepat-cepat mencabut dan menumpahkannya diatas perut saya. Kami berpelukan terengah-engah, percikan darah menempel di pangkal paha saya dan sprei kamar Kak Reza. Saya menyesal mungkin juga tidak, yang pasti tidak ada air mata menetes saat itu.

Kami mandi bersama dan melakukan senggama lagi di kamar mandi. Lelah sekali seluruh badan saya, kami saling menghangatkan di kamar saya. Waktu hampir jam 4 sore saat terdengar suara mobil masuk halaman villa, Kak Reza bergegas meloncat ke kamarnya setelah mengecup kening saya. Kami mencoba bersikap biasa sepanjang petang dan malam.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, saat sebuah pesan masuk ke hp saya dari Kak Reza, saya berjingkat menuju kamar Reza setelah saya pastikan Intan lelap tertidur. Cukup 2 ronde saja kami bercinta. Begitu seterusnya sampai liburan berakhir, saya dan Kak Reza kini sepasang kekasih, saya berharap selamanya kami menjadi kekasih sampai di ikat oleh janji suci pernikahan. Semoga kami tetap menjadi kekasih walau semua itu hanya tuhan yang tahu.
Read More

Monday, August 28, 2017

Cerita Seks Keinginan ML Dengan Tante Terwujud

Cerita Seks Keinginan ML Dengan Tante Terwujud


Cerita Dewasa Tante - Perkenalkan namaku Ardi ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua. Tante Rika mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Rika yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C.

Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Rika yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa ml sama tante dan menikmati tubuhnya yang padat berisi.

Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.

Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir.

Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Rika . Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Rika .

“Eh tante Rika . Mau kemana tante?” sapaku.

Tante Rika agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Ardi. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?” tante Rika balik bertanya.

“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Rika tidak menolak ajakanku.

“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Rika yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

“Benar nih Ardi mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Rika sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.

Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku.

Pagi itu tante Rika aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang. Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.

“Bisa bicara dengan Ardi?”
“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
“Selamat pagi Ardi. Ini tante Rika…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.
“Pagi ini kamu ada acara nggak Ardi? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan ml sama tante Rika. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Ardi.. Sampai nanti!” suara lembut tante Rika yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Rika untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika aku bisa ml sama tante. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

Aku bayangkan aku sedang ml sama tante Rika yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Rika .

“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Rika .

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Rika. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati. Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Rika yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Rika .

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Rika yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.

Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Rika kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

Senyuman indah dari bibir sensual tante Rika mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Rika seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Rika. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo Ardi diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Ardi. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.

Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.

“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.

Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “Ardi, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Rika yang kali ini sedikit manja.

“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Rika terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

“Kalau panas dilepas aja ya Ardi, biar cepet adem,” kata tante Rika sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Rika pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

“Ardi, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Rika . Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

“Kenapa Ardi. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Rika padaku.
“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.

“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Ardi sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.

“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Rika semakin merapat ke tubuhku.

“Ardi.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Rika sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Rika aku remas-remas.

Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya

“Uuhh.. Aah..” Tante Rika mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.

Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.

“Ardi.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.

Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Rika yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi. Tips Judi

Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.

Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai menikmati permainan itu.

Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.

Baca Juga : Cerita Dewasa Tante Minta Kenikmatan Kepadaku

“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.

Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.

“Terima kasih Ardi. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.

Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Rika tersenyum senang mendengar jawabanku.

“Ardi sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Rika kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Dan kami pun mulai saling merangsang dan aku ml sama tante untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa ml sama tante Rika dapat terwujud menjadi kenyataan.

Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku masih ML sama tante Rika dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia. Tamat
Read More

Cerita Dewasa ML Pembantu Sedang Tidur

Cerita Dewasa ML Pembantu Sedang Tidur


Cerita Dewasa Pembantu - Saya adalah seorang pengusaha kecil berusia 36 tahun, istri saya yang berusia 33 tahun adalah guru SMA. Kisah yang akan saya ceritakan ini terjadi setahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Saya mempunyai pembantu bernama Dini. Orangnya cukup tinggi, hampir setinggi saya yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua payudara yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran payudaranya kira-kira 34. Saya hanya kira-kira saja, karena belum pernah melihatnya.

Dini sudah bekerja di rumah saya sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. Ia sangat sayang terhadap anak saya. Istri saya pun percaya pada dia. Karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepada Dini. Dini ini hanya tamat SD, sekarang umurnya sudah 17 tahun. Lagi segarnya memang.

Dini ini sering ketiduran di sofa keluarga sambil menggendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas. Dekat sofa atau di depannya ada TV berukuran 34 Inc, di samping sofa keluarga ada meja makan. Saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. Karena seringnya Dini ketiduran diatas sofa depan TV, lama-lama saya memperhatikan dia juga. Cantik dan sensual juga si Dini ini pikir saya. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang. Selayaknya si Dini tidak pantas jadi pembantu.

Saya tipe suami yang setia. Belum pernah saya merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri saya. Oh ya, istri saya cukup cantik dengan kulit putih mulus dan body bahenol. Kalau sedang hubungan intim ia sangat liar sekali, nafsu sexnya sangat besar. Kembali ke Dini, kadang-kadang waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit terlihat.

Pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri saya lagi dapet bulan. Dan seperti biasa, Dini pembantu saya ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. Saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun. Saya belai rambutnya, ia diam aja. Lalu saya usap-usap pipinya, eh.. eh.. ia diem aja. Terus saya mulai raba-raba dadanya yang masih dalam bungkus bajunya, sementara anak saya ia peluk sambil tidur. Saya mulai curiga ia ketiduran atau cuma pura-pura tidur. Kemudian saya kecup keningnya, lalu matanya, dan mendarat di bibirnya, eh.. dia masih diam saja.

Saya penasaran. Saya mulai cium bibirnya, dan ia bergerak pelan. Saya kaget, kemudian saya lepas ciuman saya. Ia tertidur lagi. Saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai payudaranya masih terbungkus bajunya. Saya jadi makin penasaran, ia betul-betul tidur atau tidak. Saya takut juga. Terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri. Saya lihat Dini masih terpenjam matanya. Tiba-tiba ia bangun karena anak saya dipelukkannya bangun minta susu. Terus Dini membuatkan susu untuk anak saya.

Setelah memberi anak saya susu, anak saya tertidur lagi. Dini pamit ke saya untuk menidurkan anak saya ke kamar anak saya yang pertama. Saya mengangguk sambil meneruskan pekerjaan saya. Setelah satu jam saya lihat Dini tidak keluar dari kamar anak saya. Saya penasaran, kenapa ia tidak keluar dari kamar anak saya. Saya dekati kamar anak saya, dan saya buka pintu pelan-pelan, takut ketahuan istri saya. Tiba-tiba saya kaget, ternyata Dini tertidur pulas bersama anak saya. Dan yang lebih membuat saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha mulusnya terbentang dalam kondisi mengangkang.

Saya masuk ke kamar pelan-pelan. Terus saya berdiri di samping ranjang. Saya lihat wajah Dini, ia betul-betul tertidur pulas. Saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap-usap payudaranya yang menonjol seksi. Saya terus mengusap-usap memeknya, dan setelah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. Saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya. Saya mulai curiga jangan-jangan ia hanya pura-pura tidur. Saya menuju mulutnya, saya kecup pelan-pelan mulutnya sambil tangan saya terus mengusap payudaranya.

Mulutnya saya isep keras. Terdengar lenguhan nafasnya. Perutnya terangkat, dadanya ia busungkan ke atas. Saya makin penasaran. Saya buka kancing bajunya diatas dadanya. Sekaranag bajunya sebelah atas tersingkap, terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok yang membuat saya terkesima. Bentuk payudaranya indah sekali, masih kenceng, beda dengan payudara istri saya yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya. Saya membelai payudaranya dengan penuh sayang. sesekali bibir saya mebngusap-usap kulit payudaranya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan.

Tangan kanan saya lalu saya selipkan diantara daging payudara dan Bhnya, agak sempit. Saya berusaha memasukkan tangan saya, hmm… bukan main, terasa daging payudaranya yang kenyal dan dingin sejuk sekali. Tangan saya bergantian meremas-remas payudaranya. Mulut saya terus mengecup bibirnya. Lidah saya kadang saya masukkan kedalam mulutnya. Ada sedikit respon saat saya masukkan lidah saya kedalam mulutnya. Ia sedikit mengisap lidah saya. Saya tambah yakin ia hanya pura-pura tidur. Meskipun matanya terpenjam, namun nafsunya mulai naik.

Saya tidak sabar ingin melihat payudaranya secara utuh. Saya buka tali Bhnya, dan sekarang payudaranya betul-betul terpampang jelas di hadapan saya. Namun untuk jaga-jaga saya tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap, hanya BHnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik keatas sehingga payudaranya yang montok itu menyembul keluar. Saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. Saya isap-isap bergantian kiri dan kanan, sementara jari tengah tangan kanan saya sudah masuk kedalam memeknya. Dia mengelinjang pelan.

Puas mengisap putingnya, penis saya sudah sangat tegang sekali. Saya lepas celana pendek saya, lalu memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka. Matanya masih terpejam, sepertinya ia memang pura-pura tidur. Lalu saya naikin dadanya, posisi dia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser sedikit keatas. Terus penis saya yang sudah sangat tegang langsung saya sodorkan kedalam mulutnya. Saya masukkan dengan paksa penis saya yang besar dan tegang itu ke mulutnya. Agak susah dan ada sedikit penolakan. Tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. Saya terus memassukkan penis saya kedalam mulutnya. Saya majukan pelan-pelan. Terasa penis saya menyentuh giginya. Ia mengerakkan giginya. wow… dia betul-betul nggak tidur. nggak mungkin dia tidur, melihat bagaimana dia menggerakan giginya sambil menekan penis saya. Ooogghhhh… sensasi yang luar bisa.

Sambil memaju mundurkan penis saya kedalam mulutnya, tangan kiri saya menjulur kearah payudaranya, saya remas-remas payudaranya. Wow betul nikmatnya. Dia masih perawan pikirku, dan belum pengalaman dengan yang beginian. Saya ingat istri saya. Saya berdiri dari atas dadanya, saya lepaskan penis saya dari mulutnya. Namun saya kaget, pada saat penis saya lepaskan dari mulutnya, tiba-tiba mulutnya menjepit penis saya. Saya agak susah menarik penis saya. Namun pelan-pelan akhirnya penis saya lepas. Saya biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua payudaranya menyembul bebas dengan seksinya.

Saya pakai celana, lalu saya ke kamar mengintip istri saya. Ternyata ia masih tertidur pulas. Saya tutup pintu kamar saya dan kembali ke kamar anak saya yang ada si Dini. Begitu saya lihat di ranjang, posisi Dini tidak berubah. Saya semakin mendapat angin segar. Penis masih tegang dan tidak turun-turun. Saya elus memeknya yang masih tertutup celan dalam. Memeknya sudah basah sekali. Saya buka celana dalamnya pelan-pelan, terus saya pelorotkan sampai ke mata kakinya, saya tidak berani melepas total celana dalamnya. Pelan-pelan saya naikin dia dan saya arahkan penis saya ke liang vaginanya yang basah itu. Saya bimbing penis saya yang panjang dan tegang kearah lubang memeknya. Kakinya saya renggangkan. Lubang memeknya masih sempit.

Saya lihat wajahnya pasrah, matanya tetap terpejam dan kelihatan mulutnya bergerak menahan nikmat. Dia pura-pura tidur, tetapi saya tidak peduli, yang penting saya lagi masukin penis saya ke memeknya. Sempit dan susah sekali masuknya penis saya, dia mendesah pelan-pelan. Saya rebahkan badan saya diatas badannya. Payudaranya menekan dada saya, nikmat banget. Tiba-tiba tangannya dirangkulkan ke leher saya dan dia juga menekan-nekan pinggulnya ke arah penis saya yang sedang bersusah payah menuju lubang kenikmatannya. Pelan-pelan penis saya masuk, dan sepertinya batang penis saya telah amblas. Tips Bermain

Dia merintih tiak karuan, tetapi dengan mata yang masih terpejam. Mulutnya saya ciumi lagi dengan ganasnya, dan dia membalas ciuman saya. Sekarang dia sudah mulai menghisap-hisap lidah saya dan mengginggit ujung lidah dengan pelan. Nafsu saya tak karuan. Dia terus menekan pinggulnya ke arah penis saya. Tiba2 ia tersedak, oughhh.. ooughhh.. oughh… bersamaan dengan terasa penis saya menembus sesuatu. Saya lihat kebawah pada saat saya maju mundurkan penis saya, ada warna merah di batang penis saya yang lagi maju mundur tersebut. Saya kaget dan nggak sadar ternyata saya telah memecah perawanya. Tetapi ia kelihatan senyum tipis, wajahnya menegang. Ada rasa penyesalan, namun kenikmatan duniawi mengalahkan semuanya.

Baca Juga : Kisah Mesum Pembantu Yang Seksi

Akhirnya saya genjot penis saya keluar masuk memeknya sambil tangan saya tak henti-hentinya meremas-remas kedua payudaranya. Sementara mulut saya terus mengisap-isap lidahnya dan mencupang lehernya. Oough.. nikmat… Tiba-tiba ia mengejang, bersaman dengan itu saya pun menyemburkan sperma saya ke lubang memeknya. Cukup banya sperma saya yang masuk ke lubang memeknya. Akhirnya saya lemas. Dan pelan-pelan saya tarik penis saya dari lubang memeknya.

Saya turun dari ranjang. Saya lihat anak saya masih tidur pulas, dan pembantu saya Dini juga dalam keadaan tidur pulas, dan matanya terpejam. Saya rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya saya kancingkan lagi. Saya keluar kamar anak saya dan masuk ke kamar tidur saya, saya lihat istri saya tidur dengan pulas. Untung dia nggak bangun.

Besok paginya saya bangun, istri saya usdah berangkat kerja. Saya lihat Dini, sikapnya menunjukkan biasa saja. Dia sempat tanya ke saya, “Pak semalam saya mimpi aneh deh. Kok anu saya terasa perih”. Terus dia juga bilang kenapa ada warna merah di paha dan dalam celananya. Dia bertanya dengan lugu. Saya pura nggak tahu. Namun kelihatannya ia puas. Sambil tersenyum ia pergi ke kamar mandi sambil nyuci baju.
Read More

Sunday, August 27, 2017

Cerita Nyata Cewekku Menjadi Ketagihan Bermain Seks Denganku

Cerita Nyata Cewekku Menjadi Ketagihan Bermain Seks Denganku


Cerita Nyata - Namaku Andhika, aku seorang siswa di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina.

Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya montok sudah seperti anak kelas 3 SMU. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.

Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.

Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata,

“Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

“Boleh tidak aku cium bibir kamu?”

Dengan nada malu dia menjawab,

“Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
“Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.

Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam. Agen Domino

Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

“Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.

“Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang.

Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan.

Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.

Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.

“Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.
“Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.

Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.

Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”. Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku.

Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya,

“Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,” sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.” Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

“Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
“Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
“Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.

Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.

“Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
“Udah tunggu aja!” jawabku.

Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.

“Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
“Ah, tidak kok, entar juga enak.”

Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

“Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

“Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya.

Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

Baca Juga : Cerita Nyata Kenangan Indah Saat Masih Muda

“Gimana rasanya?” tanyaku.
“Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran sana. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya.

Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk sekolah yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan seks dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan terong di toilet sekolah karena sudah ketagihan seks.

Untung aku melihatnya yang sedang ketagihan seks sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.
Read More

Cerita Dewasa Janda Bergairah Menggodaku Dengan Pakaian Seksi

Cerita Dewasa Janda Bergairah Menggodaku Dengan Pakaian Seksi


Cerita Dewasa Tante - Nama saya sebut saja Iwan dan berasal dari Jakarta dan waktu itu saya kos di dekat daerah Dago. Tempat kosnya lumayan bagus dan ibu kos saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat dikaruniai anak.

Untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dia bekerja di salah satu bank swasta di Bandung. Sebelumnya saya kos di daerah Cihampelas dan karena ribut dengan salah satu anak kos, saya coba cari tempat kos lain. Rumah kos baru ini saya ketahui dari salah seorang teman yang masih saudara sepupu ibu kos saya.

Waktu pertama kali saya datang ke tempat kos, ibu kos saya (sebut saja namanya Rita) agak ragu-ragu karena dia sebenarnya berencana untuk menerima wanita. Maklum karena dia seorang janda muda hanya tinggal sendiri ditemani seorang pembantu.

Untung akhirnya Mbak Rita si janda muda mau menerima saya karena tahu saya adalah teman dekat saudara sepupunya. Sebagai gambaran, Mbak Rita tingginya 163 cm dengan wajah yang cantik. Kulitnya putih dan badannya juga sangat seksi dengan ukuran dada yang lebih besar dari umumnya wanita Indonesia.

Belum lama saya tinggal di sana saya mulai tahu kalau Mbak Rita dibalik penampilan luarnya yang cukup alim, ternyata mempunyai libido seks yang cukup tinggi. Waktu itu saya sedang di rumah sendiri dan saya suruh pembantu untuk membelikan makanan di luar.

Saya iseng dan masuk ke kamarnya serta membuka lemari pakaiannya. Di lacinya, di bawah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat dua buah vibrator yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Mbak Rita juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi.

Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamnya bila dijemur di halaman belakang rumah. Di rumaH Pun Mbak Rita cukup bebas, dia hampir tidak pernah menggunakan bra bila di rumah walaupun dia tahu saya ada di rumah.

Di balik baju kaos ketat atau baju tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat menonjol dan saya sendiri yang kadang-kadang risih untuk melihatnya. Kalau keluar kamar mandipun Mbak Rita biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terlihat jelas.

Suatu pagi waktu saya sedang sarapan Mbak Rita masuk ke ruang makan sehabis melakukan senam aerobik di halaman belakang. Dia mengenakan baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan dalam lagi.

Karena bajunya basah oleh keringat, waktu dia masuk saya cukup kaget, karena buah dada dan putingnya terlihat jelas sekali di balik baju senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam itu untuk menggoda saya. Waktu saya menoleh ke dadanya, Mbak Rita langsung bertanya,

“Hayo, lihat apa kamu?” Saya sendiri hanya tersenyum dan berkata,
“Ngga lihat apa-apa kok, lagian Mbak pakai baju kok transparan betul sih?”
“Memangnya kamu nggak suka lihat yang begini?”.
“Ya suka dong Mbak, namanya juga laki-laki”.

Waktu itu saya malu sekali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Tetapi sepanjang sarapan harus diakui kalau saya berkali-kali mencoba untuk mencuri pandang ke arah dadanya.Malam harinya ketika saya sedang nonton TV di ruang depan Mbak Rita menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna putih.

Dia ikut nonton TV, dan selang beberapa lama dia berkata kepada saya. “Wan, aku pegal-pegal semua nih badannya, mungkin karena aerobik tadi pagi. Bantu pijitin Mbak yah?” Dengan spontan saya berkata, “Boleh Mbak. Di mana?” “Ke kamar Mbak aja deh”, katanya.

Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama, tetapi memang karena saya orangnya pemalu, saya tidak pernah berani untuk mencoba-coba mengutarakan hal ini ke Mbak Rita. Saya mengikuti Mbak Rita si janda muda ke kamarnya dan dia menyuruh saya duduk di tempat tidurnya.

Mbak Rita kemudian mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya ke saya. Saya bilang kalau bajunya nanti kotor bila pakai baby oil. Tujuan saya sebenarnya adalah supaya Mbak Rita mau melepaskan baju tidurnya.

Mbak Rita langsung mengangkat baju tidurnya di hadapan saya dan yang mengejutkan, dia hanya mengenakan celana dalam G-string berwarna putih yang tidak cukup untuk menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celananya masih tampak bulu kemaluannya, Tubuhnya indah sekali, payudaranya besar dengan bentuk yang indah dan puting yang berwarna coklat kemerahan.

“Bagaimana Wan, menurut kamu badanku bagus?” Sayapun mengangguk sambil menelan ludah. Baru pertama kali ini saya melihat tubuh wanita dalam keadaan yang hampir telanjang bulat. Biasanya saya hanya melihat di film atau majalah saja (waktu itu belum ada internet seperti sekarang).

Mbak Rita si janda muda kemudian merebahkan badannya dan saya mulai memijitnya dari belakang setelah terlebih dulu mengoleskan baby oil. Luar biasa, kulitnya mulus sekali dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menambah keseksiannya.

Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya, Mbak Rita membuka kakinya lebih lebar, dan saya dapat melihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yang kecil itu. Belum lagi bulu kemaluannya yang keluar dan menambah indah pemandangan itu.

Saya terus memijiti paha bagian dalamnya dan saya sengaja untuk tidak sampai ke selangkangannya agar dia terangsang secara perlahan-lahan. Mbak Rita mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu dia menikmati pijitan saya.

Kakinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya. Tetap saja saya sengaja untuk tidak menyentuh kemaluannya. Dari kemaluannya sudah mulai keluar sedikit cairan yang membasahi celana dalamnya. Saya tahu kalau dia sudah terangsang.

Saya minta Mbak Rita membalikkan badannya. Dia langsung menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya. Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memainkan jari-jari saya di putingnya dia menutup matanya dan terlihat benar-benar menikmati apa yang saya lakukan. Kemudian Mbak Rita bangun dan meminta saya membuka pakaian saya. Dia berkata kalau dia sudah benar-benar terangsang dan sejak kematian suaminya dia tidak pernah tidur dengan seorang priapun.

Aku minta Mbak Rita yang melucuti pakaianku. Dengan cepat Mbak Rita membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudian celana pendek dan celana dalamku. “Kamu juga sudah terangsang yah Wan?”. “Iya dong Mbak, dari tadi juga sudah berdiri begini”, kataku sambil tertawa. Mbak Rita kemudian memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepadaku.

Terus terang itu adalah pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kepada saya. Waktu SMA saya pernah punya pacar tapi kami tidak pernah melakukan hal-hal sejauh itu. Paling-paling juga kami hanya berpegangan tangan dan berciuman. Mbak Rita ternyata ahli sekali dan saya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Selang beberapa lama kemudian, Mbak Rita melepaskan celana dalamnya dan menyuruhku tiduran di ranjang dan dia naik di atasku. Kakinya dibuka lebar di atas kepalaku sambil lidahnya menjilati kemaluanku. Pinggulnya diturunkan dan kemaluannya hanya beberapa senti di atas mukaku.

Sungguh pemandangan yang sangat indah. Langsung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah. Ternyata rasanya tidak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Cairannya sedikit asin dan tidak berbau. Aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik, Mbak Rita pasti juga rajin menjaga kebersihan kemaluannya.

Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memberanikan diri menjilati bagian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar. Mbak Rita sangat menikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas lagi. Kemudian dia bangun dan memintaku memasukkan kemaluanku ke dalam punyanya.

“Ayo dong Wan, aku sudah tidak tahan lagi nih”. Aku bilang kalau aku belum pernah melakukan hal ini dan Mbak Rita berkata, “Kamu tiduran saja, nanti Mbak akan mengajari kamu.” Kemudian Mbak Rita duduk di atasku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku.

Rasanya nikmat sekali dan Mbak Rita mulai menggoyangkan pinggulnya. Aku memejamkan mataku dan berpikir kalau beginilah rasanya berhubungan dengan wanita. Kalau sebelumnya hanya imajinasi semata, sekarang aku merasakan bagaimana nikmatnya berhubungan dengan wanita secantik Mbak Rita.

Malam itu kami berhubungan badan dua kali. Setelah kami selesai yang pertama, Mbak Rita mengajak saya mandi dan kemudian mengganti sprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan tadi. Kemudian kita lanjut lagi dan mencoba melakukan gaya-gaya lainnya.

Setelah kejadian malam itu, Mbak Rita si janda muda sering mengajak saya tidur di kamarnya dan hubungan seks di antara kami menjadi hal yang rutin kami lakukan. Mbak Rita juga suka mengajak saya melakukannya di seluruh bagian rumah, dari ruang tamu sampai halaman belakang. Biasanya bila melakukan di luar kamar, kami melakukannya malam hari setelah pembantu tidur.

Pernah sekali pembantu rumah memergoki kami di ruang tengah waktu dia mau mengambil minuman di dapur. Cepat-cepat dia memalingkan muka dan balik ke kamarnya. Setelah itu dia tidak pernah lagi keluar malam-malam dan itu lebih membuat kami lebih bebas melakukannya di rumah. Poker Uang Asli

Sewaktu pembantu mudik pada saat lebaran kami menghabiskan waktu di rumah tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Mbak Rita si janda muda yang mengusulkan hal itu dan begitu sampai di rumah Mbak Rita langsung melucuti semua pakaian yang dikenakannya.

Baca Juga : Kisah Dewasa Perkenalan Dengan Janda Muda Suka Horni

Saya juga mulai sering pergi dengan Mbak Rita dan waktu itu hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. Diapun sudah tidak mau lagi disapa dengan Mbak dan dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya sendiri. Dia juga tidak mau lagi menerima uang kos dari saya dan uang kiriman orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia.

Satu hal yang saya ingin ceritakan, dia jarang sekali mengenakan celana dalam bila pergi keluar rumah, kecuali kalau ke kantor. Pernah juga beberapa kali saya minta dia ke kantor dengan tidak mengenakan celana dalam di balik roknya dan dia menuruti.

Kalau saja karyawan laki-laki di bank tempat dia bekerja tahu kalau di balik roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apa-apa lagi.. Kalau bra, biasanya dia kenakan karena bila tidak akan terlihat jelas dan dia risih bila banyak mata lelaki yang memandang ke arah dadanya.

Hubungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun orang tuaku tidak menyetujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statusnya yang janda muda.
Read More

Saturday, August 26, 2017

Cerita Mesum Anak Kost Yang Masih Perawan

Cerita Mesum Anak Kost Yang Masih Perawan


Cerita Dewasa Perawan - Pertama kali saya mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi yang berada di kota saya. Wajahnya cantik, manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasib lagi mujur, tak lama berselang dia pindah kost ke rumah saya jadi mudah bagi saya untuk lebih jauh mengenalnya. Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga saya tambah berani untuk menyatakan perasaan saya, lagi-lagi saya beruntung dia menerima pernyataan saya, bahagianya saya.

Suatu hari saya ada acara keluar kota, iseng saya mengajaknya pergi, ternyata dia menyambut ajakan saya. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra, kadang tangan saya iseng pura-pura tak sengaja menyentuh pahanya. Mulanya dia menepis tangan saya, tapi lama kelamaan dia membiarkan tangan saya yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal. Saya memberanikan diri mengelus-elus pahanya sampai kepangkal pahanya. Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tangan saya.

Saya tarik tangan saya dari rok hitamya lalu bertanya boleh nggak saya menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,saya coba merayunya bahwa saya ingin mengelus walau hanya sebentar. Akhirnya dia mengangguk pelan. Langsung saja tangan saya menyusup kebalik bajunya dan mengusap, mengelus bahkan saat sayaremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.

Saya permainkan puting susunya dengan dua jari, dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir saya tarik reslting celana saya dan saya keluarkan penis saya yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja, saya pegang tangannya dan saya tarik kearah penis saya. Saat tangannya menyentuh penis saya yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya, mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali saya tarik tangannya tuk memegang penis saya, akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penis saya perlahan.

“Ren, punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku“ katanya.

“Hmm, susumu juga kenyal sekali“ kata saya sambil menikmati elusan tangannya pada penis saya.

Tak lama kemudian kami sampai di kota tujuan, langsung saya cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi untuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam harinya kami ngobrol di beranda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv. Kami duduk berdampingan. Sesekali tangan saya bergerilya ditubuhnya, ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tangan saya bisa bebas meremas-remas susunya dan mempermainkan putingnya.

“Aakh, Rendi jangan terlalu keras“ katanya kala saya remas dengan rasa gemas.

“Maaf, habis susumu kenyal banget“ kata saya.

“Iya, tapi sakit“ katanya.

“Iya pelan deh, kita pindah ke dalam yuk“ kata saya berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya di dalam saya peluk dia dari belakang, saya ciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu, dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tangan saya bergerilya pada tubuhnya.

“Akh, Reennn… shhhhhhhh…“ katanya mendesah.

Tangan saya mulai membuka kancing bajunya satu-persatu dan saya lepas bajunya, hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam. Saya kulum bibirnya, dia membalasnya dengan penuh gairah. Tangannya mengusap-usap penis saya sambil sesekali meremasnya sehingga saya merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh… teruskan sayang“ kata saya.

“Ikh besar sekali, panjang lagi“ katanya.

“Ssssst…” kata saya sambil mengulum puting susunya yang makin menegang.

Tangan saya kemudian menurunkan cdnya. Saya usap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu-bulu hitam halus itu. Dia menggelinjang kegelian dan saya lanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya terasa hangat.

“Akh… terus Ren, pelan-pelan…“ katanya sambil meremas penis saya.

Kemudian saya menurunkan kuluman saya pada susunya, lalu ke pusarnya, dia mengangkat pinggangnya keenakan. Saya teruskan ciuman saya pada memeknya dan dia menegang saat lidah saya yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidah saya dengan menggoyangkan pinggulnya, dan bibirnya tak henti-henti mendesah.

“Sekarang giliranmu sayang“ kata saya padanya sambil menyodorkan penis saya ke mulutnya.

Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluan saya yang sejak tadi menegang, saat dia mulai mengulum penis saya, terbang rasanya menahan rasa nikmat. Setelah itu saya telentangkan kekasihku yang putih itu, susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu-bulu hitam halus.

Perlahan-lahan saya menaikinya, saya gosok-gosokkan penis saya pada belahan memeknya. Dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokan penis saya. Kemudian saya tekan sedikit demi sedikit penis saya pada memeknya. Pinggulnya naik seakan menyuruh agar penis saya segera dimasukkan pada memeknya.

“Ayo, akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggang saya,.

“Iya sayang… aku masukin ya“ kata saya sambil menekan penis saya agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan, sempit sekali.

“Aduh… sakit Ren… aaakhh…” katanya.





“Sebentar juga hilang“ kata saya.

Penis saya keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat. Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Perawan ABG Yang Masih SMA

“Terus Ren… lebih cepat aachh… ouuchh… nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani.

Mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penis saya yang panjang. Penis saya pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

“Aaach… terus goyangin pinggulmu sayang“ kata saya padanya, dan dia menuruti perkataan saya menggoyangkan pinggulnya.

Tak lama dia mengerang sambil memeluk saya erat, rupanya dia telah mencapai orgasme. Dia berbaring lemas dibawah saya, sedangkan penis saya masih menancap pada memeknya yang terasa basah.

Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya, melihat itu saya segera berbisik padanya bahwa saya akan bertanggung jawab atas semua ini. Barulah dia berubah riang kembali dan saya mulai aktifitas kembali menaik turunkan penis saya dan dia merespon gerakan saya dengan bersemangat. Malam itu kami melakukannya sebanyak 4 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.
Read More

Cerita Dewasa Nikmatnya ML Saat Di Puncak

Cerita Dewasa Nikmatnya ML Saat Di Puncak


Cerita Dewasa 2017 - Pada awal tahun 2012, saya mengikuti Rapat Kerja (Raker) yang diselenggarakan oleh Group Perusahaan saya. Kegiatan Raker seperti itu sebenarnya hampir setiap tahun di adakan, namun baru kali ini saya diajak sekaligus menjadi panitia dalam kegiatan tersebut. Saya berharap dapat mengulang kejadian sebagaimana ketika mengikuti Kursus Kearsipan. Pucuk dicinta ulam tiba, begitulah peribahasa yang pas diucapkan, karena dari daftar peserta yang masuk terdapat nama Wiwik, cewek yang pernah saya ajak kencan kira-kira 3 bulan yang lalu sebelum Raker ini.

Sebenarnya Rapat Kerja hanya diadakan selama 2 hari, namun atas usul para peserta minta untuk diperpanjang 1 hari lagi guna memberi waktu bagi peserta berwisata menikmati pemandangan alam Tawangmangu, suatu tempat rekreasi yang sejuk di kaki Gunung Lawu.
Rapat Kerja ini diikuti para manajer yang ada di Kantor Pusat maupun kantor perwakilan. Selain para manajer dan pimpinan, masing-masing kantor perwakilan boleh menyertakan se
orang staf administrasi sebagai penghubung peserta dengan panitia dan juga sekaligus membantu panitia menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan peserta Raker.
Untuk berangkat menuju ke Tawangmangu, perusahaan menyediakan sarana tranportasi berupa bus full AC, full musik, namun banyak diantara para peserta yang membawa kendaraan pribadi, termasuk saya. Tujuan adalah dengan membawa mobil pribadi maka mobilitasnya lebih tinggi.

Sebagai panitia, saya datang lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Raker serta mengurus akomodasi bagi para peserta. Sengaja saya memilih kamar yang agak mojok, dan hanya single bed. Karena hari Jum’at para peserta diharapkan sudah check in sebelum Jum’atan, sedang Raker-nya sendiri baru akan dimulai setelah Jum’atan.
Rombongan bus telah datang, nampak Wiwik dengan pakaian kantor yang cukup serasi kelihatan lebih seksi dan cantik daripada waktu dulu pertama ketemu. Payudaranya nampak lebih montok dan menantang. Hatiku jadi berdebar juga, dag dig dug rasanya. Membayangkan seandainya punya kesempatan untul ML dengan Wiwik.

“Siang Wik” sapaku sambil mengulurkan tangan ketika Wiwik memasuki lobby.
“Oh.., siang Om” jawabnya agak terkejut.
“Om disini, sudah lama ya” lanjutnya.
“Ya.., cukup lama juga, kan aku ikut panitia, jadinya datang lebih awal” jawabku agak sombong.

Setelah mendaftar ulang, kuberi tahu nomor kamar Wiwik ada beseberangan dengan kamarku. Kebetulan pula bahwa peserta wanitanya ganjil, sehingga satu kamar yang mestinya untuk 2 orang, maka kamar untuk Wiwik hanya satu orang saja. Ini memang sudah kuatur agar aku dapat mengulang berkencan dengan Wiwik lagi.
“Dasar buaya darat” aku bergumam sendiri.
Waktu menunjukkan pukul 11.45. Semua peserta yang akan ber-Jum’atan sudah meninggalkan penginapan menuju tempat ibadah. Hanya beberapa peserta yang tidak Jum’atan, termasuk aku dan Wiwik.

“Tok, tok, tok”, kuketuk pintu kamar Wiwik.
“Masuk, nggak dikunci kok” terdengar jawaban dari dalam.
Aku perlahan-lahan membuka pintu dan ternyata Wiwik sedang santai saja menata barang bawaannya. Wiwik sudah melepas blazernya dan hanya memakai atasan you can see serta nampak kalau tak memakai bra.

“Wik, aku kangen padamu lho” kataku.
“Ngrayu nih ye, siang saja sudah merayu, gimana entar malam ya?” Wiwik menggodaku.
“Kalau malam ya nggak perlu ngerayu, kamu kan udah tanggap sendiri, iya kan?”
“Idiih.., Om kok semakin nakal kelihatannya” lanjutnya.
“Habis.., susu kamu itu lho, yang bikin aku..” kataku lagi.
“Udahlah Om, kalau hanya itu ambil sendiri aja, tapi jangan lama-lama lho” katanya lagi.

Jam di dinding kamar menunjukkan puul 12.00, berarti ada waktu kurang lebih 45 menit untuk berkencan dengan Wiwik siang itu. Ini waktu yang lumayan lama untuk satu permaninan panas. Tanpa banyak cakap lagi mulai kukecup keningnya, lalu kucium matanya, hidungnya, pipinya, dan mulutnya. Wiwik membalas dengan semangat pula. Makin lama makin intensif aku meraba-raba seluruh tubuhnya, meremas-remas susunya, dan Wiwik kelihatan semakin menikmati permainan ini.
Akhirnya mulai kulepas pakaian atasnya sehingga tampak dua bukit kembar yang montok menantang. Segera kuemut-emut kedua bukit itu, kupermainkan lidahku di putingnya, kugigit-gigit, dan kutarik-tarik dengan gigiku, nampak Wiwik merintih-rintih menahan rasa antara sakit dan enak.

“Oh.. Om.. oh.. ” desahnya pelan.
“Oh.. Wuk, kau semakin cantik dan menggairahkan” rayuku pula.
“Oh.. Om, terus-terusin Om.., Om.. teruus” Wiwik terus merengek.
Kami berdua saling berpelukan, saling berciuman, melumat bibir, saling meremas, entah berapa lama. Permainan terus berlanjut, Wiwik pun segera mengarahkan tangannya ke daerah selangkanganku, mengelus dari luar celanaku. Tahu bahwa “Adik”Ku telah bangun, Wiwik pun segera melepaskan sabuk dan selanjutnya memelorotkan celanaku. Segera dikeluarkannya batang kemaluanku yang telah tegak dan selanjutnya Wiwik mengemot-emot, memainkan lidahnya dikepala kemaluanku dengan semangat. Hal ini untuk sementara membuatku lupa dengan istri dirumah yang setia menungguku.

“Oh.. Wik, terus Wik, teruuss.. enak Wik, teruuss.. aku akan keluar Wik!”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya dan sebagian lagi mengenai wajahnya yang cantik. Aku hanya memejamkan mata keenakan.
“Enak Om?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk, mulutku rasanya sulit berkata.
“Aku bersihkan ya Om” dan tanpa berkata lagi Wiwik mengulum-ulum batang kemaluanku, menjilat-jilat membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel sampai bersih, sih.
“Ouch.. ouch.., Wik” aku mendesah keenakan.

Setelah merapikan pakaian aku segera meninggalkan kamar Wiwik dan menuju kamarku. Kami telah dua kali melakukan oral seks namun tidak berlanjut dengan ML. Dan keinginan untuk meniduri cewek itu tetap terpatri dalam benakku.
Dua hari sudah (lebih tepat hanya satu setengah hari) para peserta Raker berdiskusi, membahas berbagai macam persoalan yang ada serta menyusun strategi untuk tahun mendatang. Untuk melepas lelah pada hari Minggunya para peserta diberi kesempatan untuk rekrasi atau belanja oleh-oleh khas tawangmangu. Aku dan Wiwik pun juga turut jalan bersama teman-teman lain. Sampai di pasar para peserta Raker pun menyebar mencari apa yang dibutuhkan. Aku dan Wiwik pun berjalan berdua untuk belanja.

“Wuk, belanjanya nanti saja, ya!” kataku.
“Kenapa Om?” Wiwik pun bertanya.
“Kita naik ke Hutan Wisata dulu yuk!” aku mengajaknya.
“Dimana Om lokasinya?” Wiwik bertanya lagi.
“Kesana itu lho, dari sini menjuju Grojogan Sewu, selanjutnya terus kita naik, disana ada pemandangan yang sangat indah, kita bisa naik ke menara pengawas” lanjutku lagi.
“Tapi ada syaratnya lho Om” Wiwik pun berkata lagi.
“Apa syaratnya?” aku balik bertanya.
“Nanti kalau aku kedinginan, Om tanggungjawab lho!” pintanya.
“Oke, kalau itu syaratnya, saya akan cari korek api dulu” sahutku.
“Untuk apa Om? Wiwik pun bertanya lagi.
“Ya untuk menghangatkan, kalau kamu kedinginan” jawabku.
“Om mulai nakal ya!” Wiwik pun berkata sambil mencubit lenganku.

Belum sampai lepas cubitannya, tangannya kupegang, dan kugandeng melanjutkan perjalanan.
Kami berdua kadang bergandeng tangan dan tidak berjalan menyelusuri jalan setapak menuju hutan wisata di atas grojogan sewu. Setelah sampai di menara pengawas, aku mengajak Wiwik naik ke puncak menara melalui tangga yang cukup tinggi.
“Hati-hati lho Wuk, tangganya licin, karena kena embun” perintahku kepadanya.
Walaupun hari itu Hari Minggu, namun kelihatannya tidak banyak pengunjung yang sampai ke hutan wisata, sehingga suasana cukup sepi. Hanya terlihat beberapa pasang muda-mudi yang agak jauh dari lokasi kami berada. Terlebih lagi pada saat itu mulai turun hujan rintik-rintik. Untuk waktu itu kami sudah ada di puncak menara, sehingga tidak kehujanan. Dari puncak menara ini kami bisa menikmati pemandangan sekitar hutan. Disamping tidak kehujanan, juga kecil kemungkinannya bertemu dengan binatang buas maupun yang lain. Yang kami sangat senang pada waktu itu belum ada yang naik ke menara, sehingga kami hanya bedua saja di menara pengawas itu.

“Gimana Wuk, indah kan?” aku mulai membuka pembicaraan.
“Iya, sungguh indah, menakjubkan sekali pemandangan alam dari sini ya Om” sahutnya.
“Iya, sungguh indah terlebih ada kamu disini, hal Ini mengingatkan aku waktu pacaran dulu, di sini di tempat ini juga aku melakukan kissing, necking, dan etting untuk pertama kali” sambungku pula.
“Hayo Om mulai nakal ya, kalu sekarang ada aku apa Om mau melakukan hal yang sama?” Wiwik bertanya.
“Siapa takut!” sahutku.
Aku segera memegang kedua tangan Wiwik, lalu mendekapnya, selanjutnya kesentuh dengan jari bibirnya yang mungil.
“Aku ingin mengulangnya, Wuk? Mau kan kamu?” bisikku di telinganya.
Wiwik pun menganggukkan kepalanya.

Aku segera mengecup keningnya, kemudian mencium bibirnya, serta sekitar leher. Cukup lama kami berciuman. Kuremas-remas kedua payudaranya yang mulai menegang. Selanjutnya kutanggalkan jaketnya, terlihatlah pemandangan yang indah karena Wiwik ternyata hanya memakai kaos singlet, sehingga kedua bukitnya sedikit mulai, kuning langsat, bersih, sangat menggairahkan.
“Dingin Wuk?” tanyaku.
“Ya dingin, mana ada tempat yang panas di Tawangmangu” katanya ketus.
“Oke, tempat ini akan segera kubuat menjadi lebih panas” kataku lagi.
Wiwik pun tak berkata lagi. Mulutku segera kuarahkan ke belahan dadanya. Kucium, kukecup, dan kucupang hingga nampak merah dibeberapa tempat sekitar payudaranya.
“Berapa umurmu, Wuk?” aku coba bertanya.
“Ngapain tanya umur segala?” Wiwik balik bertanya.
“Ketika pacaran dulu, cupangku di sekitar payudara dan pusar sebanyak umurnya” sahutku.
“Tebak, ayo berapa, kalau benar nanti selain boleh menyupang sejumlah umurku juga akan kuberi bonus!” perintahnya.
“Bonusnya apa?”
“Tebak dulu dong!”

Aku sebenarnya tahu umurnya, karena waktu mendaftar kulihat biodatanya. Umurnya 45 tahun, belum kawin. Mungkin Wiwik sengaja bertanya atau memang tidak memperhatikan ketika pendaftaran ulang kulihat biodatanya. Aku justru bertanya-tanya dalam hati. Ah, persetan dengan itu.
“Empat puluh lima!” jawabku mantap.
“Kok Om tahu, hayo dari mana? Kalau ketahuan curang, nanti akan kutuntut!”
“Lho katanya suruh menebak, ya aku tebak saja, betulkan jawabanku, mana bonusnya?”
“Bonusnya terserah Om, pilih mana bagian tubuhku!”
“Oke, aku minta ini, tapi nanti malam” jawabku sambil memegang selangkangannya.
“Nanti malam Om?” tanya Wiwik bengong.
“Terus gimana, nanti sore kan sudah selesai acaranya dan rombongan bus akan pulang?”
“Begini aja, kamu telpon do’i, malam ini tidak pulang, karena menyelesaikan tugas merangkum hasil-hasil Raker, dan jangan kuatir aku bawa mobil sendiri kok, besuk saya antar, oke!” kataku.
“Oke deh, sudah terlanjur kalah taruhan sama Om” lanjutnya.
Perlahan-lahan kupelorotkan kaos singletnya, kucopot kait BH-nya. Kini Wiwik sudah tidak memakai pakaian atas. Pemandangan yang lebih indah kini terlihat nyata. Dua bukit kembar, kuning langsat, sangat menarik untuk segera kukecup dan kucupang sebagai tanda kemenanganku. Tak berlama-lama aku memandangi kedua bukit itu, segera kuemut-emut, kugigit-gigit, kutarik-tarik putingnya dengan gigiku.

“Oh.. Om.. jangan kuat-kuat gigitnya, sakit, Ouh.. trus Om.. teruuss Om”
Wiwik mulai merengek-rengek. Kuremas, kukecup, kuemut dan terus kuemut bagai bayi yang kehausan dan menetek ibunya. Untuk beberapa lama kegiatan ini kulakukan. Selanjutnya aku berdiri, bersandar pada salah satu tiang penyangga dan Wiwik pun jongkok di depanku terus melepas sabukku, melepas kancing celanaku, serta menarik ritsluitingnya, segera memelorotkan celanaku. Batang kemaluanku sudah berdiri menantang bagai tongkat komando. Wiwik pun tanpa banyak bicara segera mengocok-ngocok dan mengemut-emut batang kontolku. Menjilat-jilat mulai dari kedua buah pelir sampai pucuk kontol. Mengemut-emut lagi dan lagi.
“Oh.. Wik, terus Wik, teruuss..” aku meronta-ronta geli keenakan.
Segera kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. Wik, terus Wik, teruuss.. aku akan keluar Wik”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya lagi.
“Enak Om?” tanyanya.

Aku hanya mengangguk. Kali ini aku bercumbu di tengah hutan, di atas menara, didiringi rintik hujan yang sudah mulai mereda. Dari arah tenggara sesekali terdengar deru mobil. Hari semakin siang, hujan suah reda, beberapa pasang muda-mudi mulai berdatangan di hutan wisata dan sekitar menara. Aku dan Wiwik segera membetulkan dan merapikan pakaian masing-masing dan segera turun kembali ke penginapan. Sepanjang perjalanan menuju penginapan Wiwik kugandeng, kadang kupeluk dengan mesra. Sampai di penginapan hampir semua peserta telah berkemas-kemas bahkan ada yang sudah meninggalkan penginapan menuju rumah masing-masing.

Kulihat Wiwik berjalan menuju Wartel dekat penginapan. Aku boleh merasa gembira, karena akan dapat bonus dari Wiwik. Aku segera bergegas menuju kantor penginapan, menginformasikan kepada penjaga bahwa aku dan seorang peserta lagi pulangnya besok siang. Pemilik penginapan pun mengijinkan aku tetap bermalam di penginapannya sampai esok hari. Bahkan masih disediakan makan malam dan sarapan pagi.

Kulihat Wiwik telah selesai telpon di Wartel, namun tidak segera menuju penginapan, tetapi mampir ke toko di seberang jalan. Kiranya Wiwik membeli beberapa makanan kecil dan beberapa botol minuman suplemen. Wiwik pun berjalan menuju tempat di lobby penginapan, setelah dekat kuminta dia untuk memindah barang-barangnya ke kamarku.
Udara sore itu cukup dingin, aku tidak berani mandi, karena pemanas air di penginapan rusak. Aku hanya membasuh muka, tangan dan kaki saja. Wiwik pun demikian juga. Jam ditanganku menunjukkan pukul 19.00. Jatah makan malam yang biasanya di restoran kali ini kuminta pada petugas untuk diantar ke kamar saja, karena akan kumakan setelah berita TV jam 21.00, sebab sore ini aku telah makan bakso di seberang jalan.
Kini di kamarku hanya aku dan Wiwik.
“Wik, mana bonusnya?” tanyaku membuka percakapan.
“Nih, ambil sendiri!” perintahnya.

Aku segera memeluknya, menciumnya, dan mulai melepaskan pakaiannya satu bersatu. Kini Wiwik telah telanjang bulat. memeknya kelihatan kayak apem, bulat, empuk. Payudaranya yang cukup besar, kenyal segera kuemut-emut, kesedot-sedot. Wiwik pun mulai mengerang-erang. Kuhitung cupang yang ada disekitar payudaranya, ternyata baru 24.
“Wik, cupangannya baru 24, belum genap 25 lho” kataku.
“Mau genepin atau tidak terserah Om” katanya pula.
“Nih. tak tambahi satu tempat lagi, biar genap 25? kataku.
Segera kecupannya kuarahan ke memeknya. Kukecup-kecup memeknya, kusedot-sedot lubang kewanitaanya. Wiwik pun menjerit-kerit dan tak lama kemudian mengalir lendir dari vaginanya. Wiwik telah orgasme. Selanjutnya kupermainkan lidahku dibibir vaginanya, menjilat-jilat klitorisnya dan lidahku terus mengobok-obok vaginanya.
Aku mengambil napas sebentar. Kutinggalkan dia yang telanjang bulat ditempat tidurku.
“Mau kemana Om?” tanyanya.
“Mau minum dulu, kulihat tadi kamu beli minuman suplemen?” aku balik bertanya.
“Oh, iya, tuh ambil di tas kresek hitam!” perintahnya”jangan lama-lama lho Om, dingin nih” katanya lagi.

Baca Juga : Cerita Hot Berawal Saat Diajak Karaoke

Aku segera mengambil sebotol dan meminum habis. Aku mulai menanggalkan pakaianku. Kini aku dan Wiwik telah sama-sama telanjang bulat. Segera kudekati Dia dari arah kepala kucium mulai keningnya, matanya, bibirnya, susunya, terus turun ke pusar dan akhirnya tepat di vaginanya kuobok-obok lagi dengan lidahku. Wiwik pun segera menangkap kontolku yang sudah tegang di atas mulutnya. Lidahku kumainkan di lubang kewanitaanya, wiwik pun mengerang-erang namun kurang jelas katanya karena kini sudah tersumbat oleh batang kontolku. Aku terus menjilat-jilat bibir vaginanya, dan kontolku pun dikemot-kemot, disedot-sedot.
“Ouh Wik.. Oh.. Wik, terus Wik, teruuss.. aku akan keluar Wik”
Dan tumpahlah spermaku dalam mulutnya untuk kesekian kalinya dan semua cairannya ditelan habis.

Setelah istirahat dan minum suplemen, tak berapa lama aku segera berbalik dan melanjutkan mengambil bonus. Perlahan-lahan kubuka pahanya yang putih mulus dengan selangkangan yang sangat menantang. Perlahan-lahan kumasukkan batang kontolku ke liang senggamanya. Sedikit demi sedikit masuklah kumasukkan batang kontolku dan akhir semua batang kontolku masuk ke dalam memeknya. Kuangkat sedikit lalu kusodokkan lagi, terus dan terus. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.

“Om, perih om, berhenti dulu Om” rintihnya.
Namun aku tak mempedulikannya. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
Segera kugenjot lagi kontolku dalam vaginanya, terus dan terus..
“Ouh.. Ouh.. Omm.. Omm.. terus, teruss Om.. aku akan keluar lagi Om..”
“Ouh Wik.. Oh.. Wik, aku juga akan keluar Wik, kita bareng-bareng Wik”.
Akhirnya aku dan Wiwik mncapai puncak bersama-sama.
Malam itu kami bermain sepuas-puasnya, dengan berbagai gaya dan posisi. Kemudian kami tidur dengan satu selimut tebal masih dalam keadaan telanjang bulat sampai pagi, lupa makan malamnya. Setelah kami berdua mandi dan sarapan pagi, segera berkemas meninggalkan penginapan. Tak lupa kuberi tips pada petugas jaga pagi itu. Kemudian kami menuju mobil dan segera melesat kembali ke kota. Aku antar dulu Wiwik ke terminal bus. Sesampai di terminal bus, kami segera berpisah. Kujabattangannya dengan erat.
“Terimakasih ya Wik atas bonusnya” kataku.
“Terimakasih kembali, Om, sampai jumpa di lain kesempatan” katanya sambil melambaikan tangannya.
Read More

Friday, August 25, 2017

Cerita Hot Indahnya Tubuh Adik Iparku

Cerita Hot Indahnya Tubuh Adik Iparku


Cerita Hot - Aku masih ingat kejadian pada waktu itu tepatnya 20 juli 2013. Aku mengantarkan adik iparku (panggil saja namanya Indah) untuk mengikuti test di sebuah perusahaan di kota Surabaya. Rumah kami lumayan jauh dengan perusahaan tempat Indah mendaftar. Aku masih tinggal bersama dengan mertuaku.

Saat Indah memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, dengan setia aku menunggu dia di lobi perusahaan tersebut. Hampir dua jam aku menunggunya, akhirnya Indah keluar dari ruangan test dan kemudian menghampiriku di lobi. Aku bertanya padanya,

“Gimana Indah kamu bias menjawab semua pertanyaannya?”

“Oh bias mas…” jawabnya.

“Ya udah kalau gitu kita pulanga yuk” ajakku.

“Tapi sebelumnya kita cari makan siang dulu aku laper sekali” kata Indah.

“Oke” jawabku.

Setelah selesai makan kami berniat melanjutakan perjalanan pulang. Di tengah perjalanan Indah mengeluh kalau badannya agak lemas dan mengeluarkan keringat dingin.

“Kamu kenapa Dah, kog kelihatannya pucat sekali?” tanyaku penasaran.

“Kayaknya aku masuk angin deh mas” jawabnya. Mendengar jawaban itu aku jadi bingung harus berbuat apa.

“Kita beli obat dulu ya, kamu biasanya minum obat apa?” tanyaku bingung.

“Biasanya sih aku dikerokin mas kalau udah kayak gini” jawabnya sambil mengelus-elus leher belakangnya. Mendengar jawabnya lagi aku semakin tambah bingung.

“Ya udah kita cari losmen dulu aja buat ngerokin kamu” kataku dan Indah pun mengangguk tanda setuju.

Lantas laju mobilku sedikit kuperlambat untuk mencari losmen yang dekat dengan posisi kami. Tak lama kemudian akhirnya kami menemukan losmen yang kami cari. Losmen sederhana yang kupilih. Setelah memesan kamar, kami berdua masuk. Indah pun segera membaringkan badannya di kasur.

“Ini mas minyak kayu putihnya” katanya tanpa basa basi. Indah selalu sedia minyak kayu putih di dalam tasnya.

Setelah mendapat beberapa kerokan di pundaknya kemudian Indah bangkit untuk melepas BHnya.

“Kubuka aja BHnya ya mas, agar lebih leluasa yang ngerokin” katanya sambil meraih kait BH untuk di buka.

Dan begitu BH terlepas mataku jadi terbelalak melihat toket Indah yang menggelantung begitu besarnya dengan puting berwarna kemerahan. Maklum Indah masih perawan jadi toketnya masih terlihat kencang dan besar.

Tanpa malu-malu aku melanjutkan mengeroki punggungya setelah Indah kembali tengkurap. Beberapa menit kemudian, seluruh punggungnya telah penuh dengan kerokan.

“Sudah selesai nih punggunya” kataku. Tapi tiba-tiba Indah membalikkan badannya, posisi dia sekarang terlentang di hadapanku.

“Tolong dadanya dikerik sekalian ya mas” katanya meminta.

Mendengar kata-kata itu aku jadi kaget bercampur senang bukan main. Toket yang ranum padat berisi itu sekarang benar-benar didepan mataku. Dengan sedikit gemetaran aku memulai mengerik dadanya. Kadang-kadang tanganku tak sengaja menyentuh putingnya.

“Maaf Indah gak sengaja” kataku.

“Gakpapa mas….” jawabnya santai.

Pikiran nakalku mulai timbul di tengah-tengah aku hampir selesai mengerok bagian dadanya. Aku mencoba untuk meremas toket dan memilin putingnya. Aku benar-benar tak menyangka kalau Indah hanya diam saja saat tanganku menggerayangi toketnya. Dia terlihat menikmati setiap remasan yang kulakukan pada toketnya.

“Oooohh maasss…jilat putingku mas…” desah Indah.

Tanpa menunggu perintah lagi aku lantas menjilati dan mengulum putingnya, tanganku pun tak mau diam, mulai bergerilya mengelus-elus memeknya. Awalnya Indah menyingkirkan tanganku saat mencoba untuk mengocok klitorisnya.

“Jangan mas…” katanya. Tapi aku tak mempedulikan ucapannya. Tanganku terus saja berusaha untuk mengocok klitorisnya. Saat tanganku menyentuh lubang memeknya ternyata lubang memek itu sudah sangat basah dibanjiri oleh lendir yang keluar dari dalam memeknya. Aku lantas menyuruhnya untuk melepas rok dan CD yang masih melekat pada tubuhnya. Sementara aku sendiri melepas baju yang aku pakai saat itu.

Kini kami berdua sudah sama-sama telanjang bulat. Tubuh Indah terlihat sangat mulus sekali, bulunya terlihat masih jarang maklum dia baru berumur 19 tahun baru tamat SMA.

Kumulai dengan membuka kedua pahanya lebar-lebar, kemudian kujilati memeknya dan memainkan klitorisnya dengan lidahku. Indah mengerang keenakan.

“Ssssttthhh…aahhhh enak maaasss…”

Setelah puas bermain dengan memek dan klitoris Indah, kemudian aku bangkit dan mengarahkan kontolku tepat di depan mulut Indah yang masih berbaring. Kuelus-eluskan kepala kontolku di bibirnya, Indah berusaha untuk menolaknya dan berkata,

“Jangan mas, jijik aahhh…Indah gak mau”

“Coba jilat sedikit aja, enak kog” kataku merayu. Dengan ragu Indah menjulurkan lidahnya mencoba untuk menjilat kepala kontolku. Aku merasa geli.

“Ayo sayang kulum kontolku, hati ini aku milikmu” kataku sambil kuelus pipinya.

Indah kembali mencoba menjilati kontolku dari ujung kepala sampai ke pangkal kontolku. Lama kelamaan Jilatan Indah semakin liar. Buah zakarku pun tak luput dari jilatannya.

“Sedot dong Indah…aaahhh…” pintaku. Indah menuruti permintaanku, dia menyedot kepala kontolku. Aku sudah tak tahan lagi kemudian aku menindih badan Indah dan mengarahkan kontolku ke lubang memeknya.

“Indah, kontolku kumasukan ke memekmu sekarang ya, aku sudah gak tahan lagi” kataku sambil mengelus-elus bibir memeknya dengan kepala kontolku.

“Jangan mas, aku masih perawan kita bermain-main gini saja” katanya memelas. Tapi aku yang sudah terlanjur bernafsu tak menghiraukan perkataanya. Aku berusaha untuk memasukan kontolku ke dalam memeknya.

“Hentikan mas…” rengenya lagi. Aku tak peduli aku terus saja mencoba mendorong kontolku agar bias masuk ke dalam lubang memeknya. Memang agak sulit sih karena dia benar-benar masih perawan. Dan tak lama kemduian akhirnya, “ Bleeesss…sleeeeppp…” Indah menjerit menahan sakit.

“Sssthhh…aduuhh…sakit mas” rengeknya sambil menangis.

“Tahan sedikit nanti kamu akan merasakan nikmatnya bercinta” kataku sambil menyodokan kontolku pelan-pelan ke dalam lubang mememknya.

Kugerakan kontolku maju mundur secara pelan. Setelah tak mendengar tangisan Indah lagi sodokanku agak kupercepat.

“Ooooo…maaasss…aahhhh…” desah Indah.

“Gak sakit lagi to…enak kan sayang…” kataku padanya. Rupanya Indah sudah merasakan nikmat, mulutnya mendesah dan mengerang.

Genjotan kontolku pun semakin cepat, Semakin cepat aku mengenjot memeknya semakin sering Indah mendesah dan iktu membuatku semakin bernafsu. Tak lama kemudian aku merasakan ada yang keluar dari dalam memeknya, rupanya Indah telah mencapai klimaksnya.

Mengetahui itu aku semakin bergairah menggenjot memeknya dan akhirnya,

“Indah, aku mau keluaarrr…” kataku sambil mencabut kontolku (takut hamil) dari dalam memeknya kemudian kukocoknya kontolku di depan bibirnya. Dan kusuruh Indah untuk menjilati kepela kontolku.

“Crooot…crooot….crooot…” Seluruh spermaku tumpah ke muka dan sebagian ada yang masuk ke dalam mulut Indah.

“Maafkan aku ya, udah melakukan kesalahan yang besar” kataku pada Indah.

Baca Juga : Kisah Mesum Nikmatnya Memek Adik Tiriku

“Gakpapa mas semua sudah terjadi kog” katanya sambil membersihkan sisa spermaku yang muncrat di mukanya.

Kami berdua lantas berbaring, kuciumi Indah dengan penuh kasih sayang.

“Makasih ya Indah” kataku sambil kucium keningnya.

Kemudian kami berdua mandi dan berpakaian kembali untuk melanjutkan perjalanan pulang. Diperjalanan kami berdua saling bermanja-manjaan.

Setelah kejadian aku dan Indah sering melakukan hubungan sex kalau di rumah sedang tak ada orang, atau kalau tidak kami sering bertemu disebuah hotel atau losmen yang telah kami janjikan sebelumnya.
Read More