Thursday, August 31, 2017

Teknik Masturbasi



Dalam hal kepekaan seksual, maka clitoris memegang peranan yang sangat penting. Clitoris terletak di ujung atas kemaluan (vagina), tepat diantara bibir dalam dan bibir luarnya, serta tersembunyi dalam lapisan seperti daging tipis (kulup). Bila kita terangsang secara seksual, maka clitoris akan membengkak dan menjadi tegang. Clitoris sendiri relatif kecil sekali. Bagian yang bisa kita lihat hanyalah semacam "kelenjar" atau kepala clitoris saja. Kelenjar ini, berhubungan dengan crura (yang panjangnya sekitar 6-7 cm) dan crura ini berhubungan dengan tulang panggul. Tiga bagian inilah sesungguhnya yang disebut clitoris.
Buah dada kita beserta putingnya juga memiliki kepekaan seksual. Puting buah dada kita akan menjadi tegang bila kita terangsang.

Hal penting dalam masturbasi
Wanita akan menikmati orgasme (puncak kepuasan) dengan rangsangan langsung maupun tidak langsung pada clitorisnya. Cara yang paling penting dalam masturbasi adalah merangsang clitoris dengan jari. Carilah tempat yang tenang, dimana anda dapat santai dan sekaligus konsentrasi menikmati sensasi. Mulailah dengan membayangkan hal-hal yang merangsang nafsu anda sambil menggosok-gosok clitoris anda. Bagaimana tepatnya menggosok, terserah anda, yang penting anda merasa nikmat. Cobalah macam-macam gosokan, menekan, memilin, atau mencubit, dan rasakan mana yang paling enak. Semakin lama anda terangsang, kemaluan anda akan mulai basah. Anda boleh membasahi jari anda dengan cairan kemaluan atau ludah agar gosokan pada clitoris makin licin. Sementara itu, anda boleh juga memilin-milin puting buah dada anda dengan tangan yang lain, atau bahkan tangan satunya juga ikut merangsang sekitar bibir kemaluan anda sendiri. Cobalah membuka penutup clitoris anda agar gosokan jari anda makin terasa pada clitoris. Bacalah juga bacaan-bacaan erotis. Ini akan membuat anda makin berfantasi yang mempercepat pencapaian kepuasan.

Bagaimana saya tahu.. ?
Bagaimana saya tahu kalau saya sudah mencapai kepuasan (orgasme). Orgasme adalah rasa lega sebagai puncak dari rasa geli nikmat yang didapat dari rangsangan seksual dalam bentuk otot-otot yang mengejang berkali-kali. Bila badan anda mulai bergerak sementara rasa nikmat mengalir ke seluruh tubuh, itu saat anda mulai merasakan orgasme. Clitoris anda, kemaluan serta lubang dubur akan mengejang berkali-kali selama orgasme berlangsung. Kemungkinan clitoris anda menjadi sedemikian sensistif sampai anda tidak tahan untuk menggosoknya lagi karena sangat geli. Tetapi juga ada wanita yang langsung mampu menggosok clitorisnya lagi setelah orgasme untuk mencapai kenikmatan selanjutnya. Orgasme bisa merupakan puncak kepuasan dan kenikmatan secara fisik maupun emosi. Anda bisa merintih-rintih selama atau sesudah orgasme. Biarkan semua emosi keluar selama orgasme, karena dengan demikian kita akan merasa lebih tenang dan relaks. Konsentrasikan pikiran pada kenikmatan yang dicapai.

Sarana lain untuk masturbasi
Shower
Tempat yang paling banyak dipakai oleh wanita untuk masturbasi adalah shower. Mungkin dikarenakan saat mandi di shower, wanita mudah terangsang. Bila ujung shower bisa digerakkan dan mengarahkan langsung semprotan airnya ke kemaluan dan juga clitoris, maka rangsangannya juga makin meningkat. Aturlah panas air serta tekanan semprotan sesuai selera anda. Paling baik kita mulai dengan semprotan yang tidak terlalu keras dan selanjutnya ditingkatkan. Makin keras semprotan air, makin terasa rangsangannya pada clitoris anda. Air hangat biasanya yang paling enak. Banyak wanita yang bisa mencapai orgasme dalam beberapa menit dengan cara semprotan shower langsung pada clitorisnya ini.

Jacuzzi
Kalau anda bisa memakai Jacuzzi secara pribadi, cobalah menikmati semburan air yang dipancarkannya. Menghadaplah ke dinding darimana air memancar, tepatkan vagina atau clitoris anda di dekat semburan airnya. Hati-hati jangan terlalu dekat dengan lubang airnya, karena semburan airnya sangat keras. Mulailah dari agak jauh, bila masih kurang terasa di clitoris anda, majulah sedikit sampai benar-benar pas dengan selera anda.

Vibrator
Vibrator yang biasanya dipergunakan untuk memijat, bisa juga dipergunakan untuk masturbasi. Tak perlu anda sentuhkan langsung ke clitoris anda, tapi cukup dengan menggerak-gerakannya di bagian luar sekeliling vagina anda. Baru setelah anda terbiasa, sentuhkan pelan-pelan ke clitoris anda.

Dildo
Jangan sekali-kali memasukkan benda yang tajam, bisa pecah atau kotor. Bila anda memakai dildo, bungkuslah dengan kondom. Dildo dibuat dari plastik atau karet yang lentur, biasanya berbentuk penis lengkap dengan guratan-guratan otot seperti aslinya. Agar terasa kenikmatan menggunakan dildo, pertamakali gosok dulu clitoris anda sampai tegang, barulah masukkan dildo ke dalam liang vagina anda. Bila vagina anda masih terasa kering, pakailah hand and body lotion atau Nivea cream. Pelan-pelan gerakkan dildo keluar masuk liang vagina anda sementara tangan yang satu terus merangsang clitoris. Ada dildo yang dilengkapi dengan perangsang clitoris, sehingga setiap kali ditekan ke dalam, dildonya akan menggesek clitoris.


TAMAT

Read More

Menikmati Kehangatan Memek Perawan


Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan- jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore. Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat.

Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali. Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu riska menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan. Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang. Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.

Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras. “Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska.

Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya. Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.

Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw riska. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya.

Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.
Read More

Dikocokin Pembantu Cantik



Cerita seks kali ini akan menceritakan sebuah kisah hot persetubuhan antara pembantu binal dan seksi dengan majikannya yang hypersex Selain bekerja sebagai pembantu rumah tangga rupanya wanita tersebut juga sering menjadi pemuas birahi majikannya dan tentunya juga dapat uang tambahan.

Namaku Yogi Pratama, sekarang usiaku 27 tahun. Aku anak pertama yang dilahirkan di keluarga sederhana, namun karena kegigihanku aku mampu meraih pendidikan yang tinggi di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Sekarang ini aku bekerja sebagai salah satu konsultan di perusahaan konsultan terkemuka di dunia yang ada di Jakarta. Gaji yang aku peroleh sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku seorang diri di Jakarta yang kejam ini. Bisa dibilang kehidupanku cukup mapan dan gaya hidupku pun berbeda jauh dengan yang aku jalani beberapa tahun lalu.

Dengan kehidupan yang cukup mapan aku sudah bisa membeli sebuah rumah dan mobil Honda Jazz pada 2 tahun pertama aku kerja. Meskipun masih kredit dan ukurannya kecil dengan 3 kamar tidur dan satu kamar pembantu aku bangga karena mampu membeli rumah dengan jerih payahku sendiri. Dengan uang yang berlimpah dan tekanan kerja yang berat membuat aku sering menghilangkan penat dengan mengunjungi tempat hiburan malam atau sekedar mencari wanita malam yang bisa menemani aku tidur,karena memang aku akui bahwa aku memiliki nafsu seks yang cukup besar. Namum lama-lama aku bosan,karena aku pikir itu hanya membuang-buang uang saja.

Pekerjaanku yang berat dan penuh tekanan membuat hidupku kurang teratur. Keadaan rumahku pun menjadi berantakan sehingga aku putuskan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga. Aku tidak tahu harus mencari kemana,dan berdasarkan info yang aku peroleh dari teman-teman kerjaku dan surat kabar, akhirnya aku mendatangi sebuah biro penyedia jasa pembantu rumah tangga yang ada di Jakarta Selatan.

Saat aku datang ke biro jasa tersebut aku disambut oleh resepsionis yang menurutku cukup cantik. Dengan ramah dia menyapaku. “Selamat siang Bapak. Ada yang bisa kami bantu?” tanyanya dan kujawab “Ohh ini mbak, saya mau cari pembantu, itu gimana kira-kira prosedurnya?” Setelah itu mbak resepsionis tadi menjelaskan panjang lebar,aku hanya mengangguk-angguk dan menyanggupi semua persyaratannya. Setelah itu aku dibawa ke sebuah ruangan dimana terdapat banyak sekali wanita dari yang usianya masih muda sekitar 18 tahun sampai yang sudah tua. Resepsionis tadi menjelaskan seluk beluk dan informasi umum dari calon-calon pembantu yang ada disitu. Aku dipersilakan untuk melihat dan memilih kira-kira mana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhanku.

Bingung juga ternyata untuk dapat memilih satu orang yang nntinya akan jadi pembantuku dan tinggal dirumahku. Setelah berpikir cukup panjang akhirnya aku memutuskan untuk memilih pembantu yang cukup tua saja dengan pertimbangan dia sudah lebih perpengalaman dan lebih telaten menurutku. Akhirnya resepsionis menyebutkan dan menunjukan 3 nama yang sesuai dengan kriteriaku yaitu Anik, Dewi, dan Murni. Setelah melihat ketiga orang tadi, aku memutuskan untuk mengambil Dewi sebagai pembantuku karena dari ketiga orang tersebut dia yang paling terlihat bersih dan putih. Di usianya yang sudah 37 tahun dia masih terlihat cukup menarik dan badan yang masih kencang. Dia nampak senang sekali ketika aku memilihnya menjadi pembantuku, dia segera bergegas untuk mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa ke rumahku. Setelah menyelesaikan semua persyaratan akhirnya aku pulang ke rumah dengan membawa seoarang wanita yang akan menjadi pembantuku, Dewi. 

Di perjalanan kami tidak banyak bicara,dia masih terlihat sungkan dan malu dengan aku. Dan aku pun berinisiatif untuk membuka pembicaraan dengan dia. ” Kamu darimana asalnya Mbak?”. “Saya dari Subang Pak”.jawabnya. “Wah jangan panggil saya Pak dong,saya kan belum jadi bapak,panggil Mas saja lebih enak kayanya”. “Iya Pak, ehh iya Mas”. “Nah gitu kan lebih enak Mbak”.

Akupun lalu bertanya pengalaman dia menjadi pembantu dan alasan dia mengapa memilih profesi itu. Dia menjawab kalo dulu pernah menjadi tukang cuci saat masih berada di desanya, dan setelah suaminya meninggal satu tahun yang lalu dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan berharap memperoleh penghasilan lebih untuk meyekolahkan anak tunggal perempuannya yang masih kelas 1 SMP. 
Tak terasa mobilku sudah sampai di depan rumahku. Aku pun segera mengajaknya masuk ke rumah, dia masih nampak canggung, mungkin ini pengalaman pertamanya menjadi pembantu di Jakarta. Dia aku suruh duduk di ruang tamu dan aku ambilkan air putih untuknya karena terlihat kehausan. 

“Terimakasih ya Mas airnya dan sudah pilih saya untuk jadi pembantu Mas,ngomong-nomong istrinya dimana Mas, ato kerja juga?” tanyanya. 
“Waduh saya belum punya istri Mbak, belum ada yang mau” jawabku sambil tertawa. 
“Masa to mas ga ada yang mau orang mas ganteng dan gagah gini kok”.pujinya. 
“Ahh mbak bisa aja, orang biasa saja kok. Tapi anggap aja disini rumah sendiri ya Mbak, jangan sungkan-sungkan”. 

Setelah ngobrol beberapa saat, lalu aku tunjukan letak kamar dia dan seluk beluk rumahku. Dia pun membawa barang bawaan yang tidak terlalu banyak itu ke dalam kamarnya yang terletak di bagian belakang. Setelah itu aku bilang ke dia mau pergi lagi karena ada meeting dengan klienku dan baru pulang nanti malam.

Saat pulang dia membukakan pintu gerbang untukkku dan saat aku masuk rumah terlihat keadaan rumah sudah rapi dan bersih. Ternyata enak juga ya punya pembantu, batinku.setelah itu aku langsung mandi dan meyuruhnya membuatkan kopi untuk menemaniku mengerjakan laporan nanti malam.

Selanjutnya keseharianku cukup terbantu dengan adanya Mbak Dewi di rumahku. Aku tidak perlu lagi memikirkan kebersihan rumah dan pola makanku pun sekarang lebih teratur. Mungkin aku hanya perlu mengajarkan dan memberi tahu kepadanya tentang hal-hal yang harus dia perhatikan dalam melaksanakan tugasnya.

Setelah 2 minggu di rumahku, dia nampak sudah tidak canggung lagi. Dewi sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan di sekitar rumahku, termasuk dengan pembantu-pembantu lain di kompleks rumahku. Dan setelah aku perhatikan setiap aku ada di rumah, pakaian yang dikenakan Mbak Dewi hanya itu-itu saja, aku pun lalu bertanya kepadanya.

” Mbak kok pakaiannya itu-itu aja,emang kamu punya baju berapa?”. 
“Iya mas, masih ada kok beberapa, tapi emang cuma sedikit saya bawanya, habis yang di kampung sudah jelek-jelek Mas”jawabnya. 
“Kamu kenapa g bilang,ya udah besok Minggu aku anterin kamu belanja ya, kamu g usah khawatir gaji kamu aku potong, anggap aja ini bonus buat kamu”. 
” Wahh mas g usah repot-repot, saya masih bisa pakai pakaian yang ada kok” dia masih merasa sungkan. “Udah pokoknya kamu g boleh nolak, besok minggu kamu ikut saya”. 

Akhirnya hari Minggu aku dan Dewi pergi ke sebuah departement store di dekat rumahku,aku membelikan dia beberapa pakaian yang kebanyakan adalah daster seperti yang selama ini dia pakai. Dan semenjak itu, hubunganku dengan Dewi pun semakain dekat, nampaknya sudah tidak ada perasaan canggung di anatara aku dan Dewi. Bahkan dia sudah mulai menceritakan masa lalu dan masalah-masalah yang dihadapinya, begitu juga dengan aku.

Hingga suatu malam, untuk merayakan selesainya suatu proyek besar perusahaan, aku dan teman-temanku pergi ke tempat hiburan malam dan hingga membuat aku mabuk dan tak sadarkan diri. Aku pun diantar oleh temanku untuk pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah Dewi nampak terkejut dengan keadaanku, karena sebelumnya aku belum pernah sampai seperti ini. Dia membawaku ke kamar tidurku dan akhirnya membaringkan aku di tempat tidur hingga aku tertidur. Beberapa hari setelah kejadian itu, saat aku dan Dewi berada di ruang tengah dan nonton tv, Dewi menanyakan kejadian itu kepadaku.

“Mas waktu itu kenapa sampai mabuk gitu to?” tanyanya. 
“Iya mbak,waktu itu diajak sama temen” jawabku. 
“Itu kan g baik buat kesehatan Mas, mbok jangan kaya gitu lagi Mas” dia menasehatiku. 
“Iya mbak aku tau kok tapi kadang kalo lagi stres gitu pengennnya kok mau minum aja Mbak, ya gimana lagi ya Mbak” jawabku. 
“Nah daripada minum kok g cerita sama saya aja Mas, ya meskipun saya g bisa bantu tapi itu kan lebih baik daripada harus mabok, iya to Mas?” 
“Iya bener Mbak,saya akan cerita deh ke Mbak besok”. 
Hingga akhirnya setelah ngobrol panjang lebar aku pun jadi bercerita kepanya kalo aku juga sering jajan ke temapt pelacuran kalo nafsu seksku lagi tinggi. 
“Dan aku juga mau cerita Mbak kalo aku juga sering nyari pelacur kalo lagi nafsu tinggi gitu, yaa habisnya gimana ya mbak, laki-laki susah Mbak kalo udah horny gitu, hehehe” candaku. 
Dia nampak tercengang dan tidal percaya dengan ceritaku. “Oalah Mas, itu kan dosa dan ga bersih, nanti salah-salah Mas bisa kena pirus lho” jawabnya. 
“Iyaa Mbaak, aku selalu pake pengaman kok kalo kesana, habisnya emang susah diajak kompromi si adek Mbak kalo lagi pengen, hehe” jawabku. 
Dia hanya diam mendengar jawabanku, lalu aku pun memberanikan diri bertanya kepadanya “Lha Mbak sendiri gimana hayo kalo lagi pengen?”. 
Dia bingung dan malu mendengar jawabanku, ” Ahh mas ini ada-ada aja nanyanya” jawabnya malu. 
“Tapi ga mungkin kan Mbak ga pernah punya keinginan untuk hal itu, terus Mbak gimana kalo lagi pengen, apa Mbak pernah masturbasi?” cecarku. 
“Ahh sudah ah mas ngomongin itunya,saya jadi malu”. 
” Ga usah malu sama saya Mbak, jawab aja”. 
Dia pun akhirnya mau mengakui “Iya mas,kalo lagi kepengen banget saya kadang masturbasi Mas” jawabnya malu. 

Akhirnya setelah obrolan malam itu,aku jadi lebih sering memperhatikan pembantuku Dewi, ternyata dia cukup menarik juga dengan wajah yang tidak terlalu cantik, kulitnya kuning langsat khas wanita sunda. Payudaranya juga cukup besar,mungkin sekitar 36c meskipun sudah agak kendor. Dan yang paling aku suka adalah pantatnya yang montok dan besar, hingga aku sering sering memperhatikan kalo dia sedang berjalan. Aku sangat menginginkan tubuhnya yang seksi itu. Sungguh membuatku horni dan terangsang.

Suatu malam saat tugas laporan menumpuk membuatku semakin suntuk dan bosan. Apalagi si adekku ini tidak bisa diajak kompromi dengan selalu berontak meminta pelampiasan. Memang nafsuku sedang tinggi malam ini dan aku tidak tahu harus melampiaskannya dengan siapa. Aku tidak begitu suka untuk masturbasi, lebih baik aku mencari PSK daripada aku masturbasi. Tetapi kali ini aku sedang malas keluar rumah dan tiba-tiba terbersit wajah Dewi di benakku. Tapi aku ragu untuk melakukan itu,perasaan bimbang menyelimuti pikiranku. Masa aku harus dengan pembantu untuk melampiaskannya, batinku. Akhirnya dorongan nafsu membuatku memutuskan untuk mendatangi Dewi di kamarnya. Saat aku ke kamarnya, Dewi sedang melipat baju-bajunya. Akupun lalu duduk di kursi dalam kamarnya. Dia nampak terkejut dengan kedatanganku ke kamarnya namun masih melanjutkan kegiatan melipat bajunya.

“Ada apa Mas kok tumben malem-malem ke kamar saya?. Apa Mas Yoga masih laper?” tanyanya. 
“Ga papa kok, saya g laper kok Mbak, saya Cuma pengen ngobrol sama kamu”. jawabku bimbang. 
“ohh mau ngobrol apa to Mas, sini saya temenin ngobrol kalo gitu” jawabnya. 
“ Iya sebenernya saya pengen minta tolong sama Mbak”. 
“ Minta tolong apa Mas? Saya pasti mau kalo saya emang bisa bantu Mas.” jawabnya. 

Aku berada di persimpangan untuk menyampaikan keinginanku kepadanya, tetapi aku pikir ga akan tahu hasilnya kalo g dicoba. Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk mengatakan keinginanku kepadanya. 
“Jadi gini, Mbak Dewi kan kalo saya sering pergi ke pelacuran kalo nafsu lagi tinggi”. Dia nampak memperhatikan dengan serius setiap omongan yang keluar dari mulutku. 
“Terus kenapa Mas, saya kok masih belum ngerti”. jawabnya 
Wanita ini emang bener-bener masih polos, pikirku. 
“ Sekarang ini nafsu saya lagi tinggi Mbak, saya pengen minta tolong sama Mbak buat..buat..” aku masih ragu untuk mengungkapkannya. 
“Buat apa Mas?” tanyanya. 

Setelah pertanyaanku tadi aku pun berpikir sudah terlambat untuk mengurungkan niatku, hingga akhirnya aku mengatakan kepadanya tentang keinginanku. 
“ Saya pengen minta tolong Mbak buat ngocokin kontol saya” jawabku 
Dia nampak terkejut dengan permintaanku tersebut, dan kulihat mukanya lansung berubah antara malu dan sedikit marah. 
“Mas saya bukan wanita seperti itu, jadi Mas jangan coba-coba memaksa saya” jawabnya dengan sedikit membentak. 
“Saya ga maksa kok Mbak, saya cuma mau minta tolong ke Mbak, itu pun kalo Mbak mau, tapi kalo ga mau ya sudah. Nanti biar saya cari PSK saja kalo gitu”. 

Dia hanya terdiam mendengar jawabanku, aku juga tidak tahu apa yang dia pikirkan. Setelah itu akupun keluar dari kamarnya dengan sedikit membanting pintu. Ada perasaan menyesal setelah mengatakan keinginanku kepada Mbak Dewi, tetapi ya sudahlah semua itu sudah terlanjur. Aku kembali ke kamarku dengan perasaan tak menentu. Untuk mengusir suntukku aku pun menghisap rokok Sampoerna Mild kesukaanku sambil menikmati pemandangan di luar rumahku..

Di tengah kegundahanku tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarku, aku pun tahu kalo itu adalah Mbak Dewi. Dalam pikiranku mungkin dia mau minta berhenti menjadi pembantuku. Dengan malas aku pun menyuruhnya masuk. 
“Ada apa Mbak?” tanyaku saat dia berada di ambang pintu. 
“Mas, sebaiknya Mas jangan cari PSK, itu ndak baik Mas” jawabnya dan aku hanya diam sambil menghisap rokoku. 
“ Saya mau memenuhi permintaan mas tadi, tapi Mas harus janji jangan nyari PSK di luar” jawabnya sambil tertunduk malu. 

Aku pun secara refleks langsung menoleh ke arahnya, sesaat pandangan ku sempat bertemu dengan pendangannya. 
“Beneran kamu mau memenuhi permintaan saya tadi? Saya ga maksa kamu kok. 
“iya mas saya mau, tapi Cuma itu saja ya Mas, jangan keterusan. Setelah saya pikir-pikir Mas sudah banyak membantu saya dan keluarga dan saya ga mau Mas terus-terusan jajan PSK di luar”. 

Aku pun langsung menghampirinya dan memegang tangannya dan aku ajak dia ke arah tempat tidurku. Dia hanya menunduk dan tidak berani melihat ke arahku saat aku memegang tangannya, entah apa yang dia pikirkan. Tanpa pikir panjang akupun mulai melepas satu per satu pakaianku hingga aku hanya mengenakan CD. Dia nampak terkesima dengan tubuh atletisku dan tonjolan besar yang ada di selakangannku yang tidak mampu ditampung semuanya oleh CD kecilku hingga kepala penisku menyembul ke atas. Akupun lansung merebahkan diri di tempat tidur sementara dia masih duduk di tepi tempat tidurku. 
“Ayoo Mbak naik aja, kalo disitu kurang enak posisinya” dia pun naik ke atas ranjangku. 
“Mbak tolong bukain CD saya yaa!” perintahku sambil menuntun tangannya yang masih malu-malu untuk membuka CDku. 

Akhirnya dia menurunkan CD ku hingga melewati ujng kakiku lalu melipatnya dan meletakannya disamping tubuhku. Sungguh pemandangan yang indah menurutku dan membuat aku semakin bergairah karenanya. Dia pun mulai memegang penisku yang sudah ngaceng berat minta pelampiasan, dielus-elus penisku dengan lembut dari dari bawah hingga ujungnya. Ohh sungguh nikmat dan lembut sekali tangannya, pikirku dalam hati sambil memejamkan mata. Merupakan sensasi tersendiri dan pengalaman baru bagiku merasakan kocokan tangan pembantuku. 
“Mas saya takut, punyanya Mas gede banget” pujinya sambil tetap mengelus penisku. 
“Takut apa suka Mbak? candaku. “ Dulu punya suaminya g segede ini apa Mbak?” tanyaku. 

Dia nampak malu mendengar pertanyaanku tadi. Memang penisku termasuk berukuran besar,dengan diameter sekitar 4-5 cm dan panjang sampai 15 cm telah membuat banyak wanita bertekuk lutut dengan permainan seks ku. Dia mulai mengocok penisku secara perlahan dan kadang diselingi dengan gerakan memutar disekitar kepala dan ujung penisku membuatku semakin melayang. Nampaknya dia sudah mahir untuk urusan kocok mengkocok penis. Betapa bahagianya dulu suaminya,pikirku. Hanya desahan yang keluar dari mulutku. Setelah sekitar 20 menit penisku dikocoknya aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatanku. “Mbak aku sudah mau keluar Mbak, teruuuus mbakk, ohhhh enaakk mbak, teruuus”.

Dia hanya diam dan terus mengocok penisku, dan mengetahui aku sudah hampir keluar dia mengeluarkan jurus mautnya yaitu dengan mengeluarkan ludah pada tangannya dan dioleskan ke penisku. Mendapat perlakuan tersebut aku sudah tidak mampu menahan gejolak kenikmatan dalam diriku. Akhirnya tak lama kemudian tubuhku pun mengejang dan kaku disertai dengan keluarnya air mani dari penisku yang timpah di perutku dan sebagian mengenai tangan Mbak Dewi. Aku pun langsung lemas dan memejamkan setelah menyelesaikan sisa-sisa kenikmatanku. Sunggu aku pikir ini adalah kenikmatan yang spesial yang pernah aku rasakan,meskipun hanya melalui kocokan tangan pembantuku tetapi mampu memberikan sensasi yang luar biasa.

Setelah selesai melakukan tugasnya aku lihat Mbak Dewi brjalan ke arah lemari yang ada di kamarku dan mengambils sebuah handuk kecil lalu dibasahinya handuk tersebut dengan air. Dia mengbersihkan sisa-sisa spermaku yang ada diperut dan penisku. Sungguh sensasi yang luar biasa diberikan oleh pembantuku yang satu ini. Setelah itu aku pun terlelap tidur dengan penuh kepuasan.

Setelah kejadian malam itu aku pun menjadi semakin sering melakukan masturbasi bersama Mbak Dewi. Meskipun kadang dia enggan untuk melakukannya, tapi aku melihat pancaran kebahagian setiap kali dia memegang penisku. Bahkan kalau dia terlalu lelah mengocok penisku, tak jarang dia sampai tertidur di ranjangku dengan masih memeluk pinggangku. Kegiatan itupun berlanjut setiap malam entah sampai kapan. Bagitulah hubungan seksualku dengan pembantuku yang hot ini. 

TAMAT
Read More

Mesum Di Warnet



Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita sex ini terjadi sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet. Ketika saya baru saja masuk kuliah, saat itu saya masih belum begitu kenal dengan internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware. Cerita sex ini terjadi yang sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana.

Semakin lama saya suka sekali ber-chatting ria sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari. Sebelum memulai kisahku ini aku ingatkan agar selalu ingat dengan ceritaku. Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru. Langsung saja ku mulai cerita ku ini. Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu.

Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah. Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras. Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang. Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa.

Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami. “Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door. “Saya bantu Mbak,” kataku. “Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh.

Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat. “Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara. “Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Riyas. Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?” “Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya..” katanya. Cerita Seks Dewasa Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.

Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan duniasex, aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri. Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin. Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.

Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu. “Ouhh.. mmhh.. yahh..” aku mulai menikmati jilatan Erni pada kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain. Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai menghisap vagina Tuti. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Tuti mendesah. Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Riyas dan Tuti menjadi “69″.

Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Erni semakin membuatku bernafsu. Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan. Erni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan. “Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. “Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh..” desahan Erni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu. Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Erni. “Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia telentang.

Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. “Aahh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Cerita Seks Dewasa Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.
Read More