Showing posts with label Cerita Dewasa. Show all posts
Showing posts with label Cerita Dewasa. Show all posts

Saturday, September 2, 2017

Farida ketemu Public Agent

Siang ini cuaca begitu terik, terpaksa ku buka kaca jendela mobilku. Lalu lintas Kota Surabaya begitu padat sehingga kecepatan mobilku tidak dapat kupacu. Pengendara motor yang kadang seenaknya menyalip, belum lagi tukang becak yang seenaknya belok membuatku harus ekstra berhati-hati membawa kendaraanku.
Hari ini, aku hendak pulang ke Bandung dengan membawa Strada kesayanganku. Pesta pernikahan keponakanku di Surabaya telah berakhir kemarin. Istri dan anakku memilih pulang dengan penerbangan terakhir kemarin sore dan aku baru berangkat tadi jam 7 karena mobilku masih digunakan untuk kepentingan antar barang dan keluarga.
Route yang ku pilih adalah lewat jalur Selatan yang udaranya tidak panas. Setelah bahan bakar kuisi full, aku mulai menjalani route yang sudah ku rencanakan.

Alunan Country Road Take Me Homenya John Denver menyertai perjalananku menjalani route keluar dari kota Surabaya ke arah barat.
Tiba di kota Kecamatan Babat, kuhentikan sejenak mobilku di daerah pesawahan. Aku butuh waktu sejenak untuk meluruskan tubuhku.
Sambil menikmati pemandangan, kunikmati rokok kretek dan minuman mineral. Ketenanganku terganggu oleh sebuah suara .
 Maaf, Pak. Saya mengganggu
Ah . suara perempuan dan ketika ku tolehkan kepalaku, di hadapanku berdiri seorang perempuan muda kira-kira berusia 23 tahun, berbaju ala country lengkap dengan ransel ukuran 60 liter di pundaknya.
 Oh  iya, ada apa Mbak ?  jawabku.
 Bapak mau kemana kalau boleh saya tau , tanyanya dengan sikap yang sopan.
 Saya mau ke Bandung, Mbak , jawabku lagi
 Lewat jalur Utara atau Selatan, Pak ?
 Ya dari sini terus ke Madiun, Solo, Jogja . ya Selatan. Memangnya Mbak mau kemana ?  aku balik bertanya.
 Saya mau ke Jogja, Pak tapi saya .. eeee  kelihatan dia bingung mau melanjutkan kata-katanya.
Aku sudah bisa menebak apa yang hendak dikatakannya
 Mbak mau nunut ke Jogja yaa ?  tanyaku sambil tersenyum.
 Kalau Bapak tidak berkeberatan tentunya  jawabnya sambil tersipu.
 Tentu saya kebaratan kalau harus ikut manggul ranselmu tetapi kalau Mbak mau simpan itu ransel di jok belakang dan mau duduk di samping saya jadi teman ngobrol yang enak, saya tidak berkeberatan , jawabku bercanda.
 Ah, Bapak . Terima Kasih ..  katanya sambil tersenyum lebar dan meraih tanganku dan menempelkan ke pipinya. Aku hampir saja menarik tanganku atas sikap spontannya tetapi akhirnya aku diamkan saja.
Ku buka pintu belakang, ku persilahkan dia untuk menyimpan ranselnya lalu ku tutup lagi.
 Saya istirahat dulu yaa  eh, siapa namamu. Nama saya Ari  jawabku sambil menyodorkan tanganku mengajaknya bersalaman.
 Oh iya, lupa . Saya Farida, Pak  jawabnya sambil menjabat tanganku.
 Ida .. sepertinya bukan nama orang Jawa deh  selidikku.
 Saya mah urang Bandung, Pak. Koq Bapak tau sih ? katanya.
 Jaranglah orang Jawa Tengah atau Timur memberikan nama anak perempuannya dengan nama sepertimu  jawabku.
 Bapak saya orang Cianjur dan Ibu saya orang Pandeglang, Pak  katanya.
 Parantos lami linggih di Bandung ( sudah lama tinggal di Bandung ? ) tanyaku dengan bahasa Sunda.
 Ti lahir dugi ka ayeuna, abdi mah netep di Bandung, Pak ( dari lahir sampai sekarang, saya tinggal di Bandung, Pak ) jawabnya dengan lancar.
Aku tersenyum mendengar jawabannya lalu setelah rokokku habis, ku ajak dia untuk masuk ke mobilku, duduk di sampingku.
Perjalanan kali ini terasa lebih nyaman, di sampingku duduk seorang gadis manis yang dapat dijadikan teman bicara.
Ida bukan lawan bicara yang membosankan, topik obrolan yang ku sodorkan dia layani dengan baik. Dia seorang mahasiswa ternyata dari salah satu PT Negeri di Bandung. Liburannya kali ini dia isi dengan kegiatan menjelajahi pulau Madura lalu pulang dengan cara ngeteng tetapi saat di Surabaya, dia kecopetan. Dasar masih punya semangat juang, nekad dia jual hpnya lalu dengan cara ngeteng kendaraan, dia mau menuju Jogja ke rumah saudaranya untuk minta bantuan.
Tertawa aku mendengar kisahnya, kubilang dia sudah bertindak konyol.
 Kenapa uang hasil jual hp tidak kau pakai ongkos naik kereta ekonomi to, Da ? Kan tidak sampai 100 ribu ..  tanyaku.
 Ida masih mau jalan, Pak. Waktu libur masih panjang, jadi ya dimanfaatkan saja untuk bertualang sejenak, sampai Jogja kan bisa mampir ke rumah Mamang untuk minta ongkos .  jawabnya enteng.
 Terus melanjutkan petualangan lagi ?  tanyaku.
 Ya kalau uangnya dikasih banyak, mending melanjutkan aja  jawabnya lagi seolah tanpa beban.
Hhhmmmm, dasar anak labil, kataku dalam hati.
 Bapak tidak suka keputusan Ida ?  tanyanya.
 Bukan, cuma heran aja  koq masih ada yaa anak perempuan yang berfikir kusut sepertimu  kataku sambil tersenyum.
 Aaaaa  Bapak  katanya sambil memukul bahuku dan akhirnya pecah tawaku melihat kemanjaannya. Ida merengut tetapi akhirnya tertawa juga.
Jam 13.00, kami masuk Kota Madiun. Ku ajak Ida untuk makan. Mulanya dia menolak dan bilang mau tidur saja tetapi aku paksa dia untuk menemaniku makan siang di sebuah rumah makan Khas Jawa Timur.
Setelah pesanan ku tulis, kami ngobrol-ngobrol  kadang ku pakai bahasa Sunda dan Ida menjawab pula dengan bahasa Sunda.
Ketika pesanan makanan datang, kami langsung makan bersama diselingi obrolan-obrolan ringan. Usai makan, aku nikmati juice alpukat sementara Ida minum orange juice. Ternyata anak ini tidak merokok seusai makan bahkan saat ku tawarkanpun dia menolak .. 1 point dariku untuknya.
Usai istirahat setelah makan, aku ajak Ida untuk melanjutkan perjalanan, Madiun Jogja paling hanya 3-4 jam bila ku tempuh dengan santai dan aku jadi tertarik juga untuk beristirahat di Jogja karena sampai Jogja nanti aku akan berpisah dengan Ida, dan aku harus jalan sendiri lagi . ke Bandung .. wah, koq rasanya gak ngasih ya ini hati
Pengaruh perut kenyang ternyata menyerang Ida, ku lirik selama di jalan dia banyak terkantuk-kantuk dan itu dapat ku maklumi. Ku suruh Ida untuk pindah ke jok belakang tetapi dia menolak, lalu akhirnya sandaran joknya ku turunkan hingga posisinya lebih nyaman. Tak lama dalam posisi itu, Ida pun langsung tertidur.
Sesekali ku lirik, wajahnya yang manis, hidungnya yang tidak terlalu mancung dan bibirnya yang merah tanpa lipstick membuat gemes yang melihatnya. Dadanya tidak kecil juga tidak besar, sedanglah tetapi bentuknya membusung, mengundang seleraku . Lalu batang pahanya yang berukuran sedang membuat nilai keseluruhan yang diperoleh Ida bisa rata-rata 7 . Aahh, aku koq jadi melamun soal tubuhnya ?
Ku nyalakan rokok kretek kesukaanku lalu ku putar kembali lagu-lagu John Denver favoritku.

Masuk Klaten, hari sudah tidak panas, ku lihat jam tangan ternyata jam 16.30 . Jogja paling 45 menit lagi dan tiba-tiba Ida bangun . dia kucek-kucek matanya kemudian melihat jalan di depannya.
 Selamat Sore, Ndoro Putri. Panjenengan wis teko ning Kasultanan Ngayogyakerto Hadiningrat  candaku.
 Ahh  janten isin, abdi mondok meni tibra. Hapunten abdi nya Pak ( Ah, jadi malu, saya tidur sangat nyenyak. Maafkan saya ya Pak , katanya kemudian mengambil tissue basah di dashboard lalu menggosok mukanya.
 Teu sawios atuh Da, pan cape tos ngalalana ti Nagara Tukang Sate ( Gak apa-apa Da, kan cape setelah mengembara dari Negara Tukang Sate ), jawabku sambil tersenyum.
 Bapak ni bisa aja nyandain orang , jawabnya.
 Hehehe .. kalau gak becanda, saya juga sudah ikut tidur, Da. Mau sampai kapan atuh nyampai di Bandung ? kataku.
Akhirnya pukul 17.15 mobilku melewati Candi Prambanan .. dan tak lama kemudian masuklah Kota Gudeg.

Da, ari rumah si Mamang dimana ? tanyaku.
Di daerah Babarsari, Pak jawabnya.
Ku arahkan mobilku kesana dan ketika masuk daerah Babarsari, Ida menunjukkan lokasi rumah pamannya. Sampai depan rumah, terlihat sepi  mungkin sedang pada di dalam rumah, pikirku. Ida lalu meminta nomor hpku dan kuberi saja kartu namaku. Lalu dia ambil ranselnya, mengucapkan Terima Kasih padaku sambil menjabat tanganku dengan kedua tangannya sambil terus ditempelkan ke pipinya.
Ku usap kepalanya lalu  OK, Neng. Selamat Beristirahat dan Bapak akan lanjutkan penjelajahan Bapak sorangan deui ( sendiri lagi )  kataku sambil masuk ke mobil.
 Pak Ari, nuhun pisan ( makasih banget ) yaa . Nanti kalau Ida sudah aman, Ida akan telepon Bapak. Ida temenin lewat telepon deh . Katanya.
 Jebol pulsa atuh, Da  kataku.
 Hati-hati di jalan ya Pak  katanya saat mobilku akan melaju.
 Siap Da. Dadaaaahhhhh  jawabku.
 Dadaaaaahhhhhhh, Paaakkk  teriaknya saat mobilku mulai bergerak meninggalkannya. Dari Babarsari mobil ku bawa menuju kota dan tibalah di Malioboro. Hari sudah mulai gelap saat Stradaku berhenti di depan Stasiun Tugu
Aku berpikir, bila ku geber malam ini, paling jam 8 pagi aku sudah sampai Bandung. Jalan daerah Selatan tidaklah rawan dan aku tidak merasa khawatir karena di dashboard, sepucuk Barretta 9mm menemaniku bila bepergian jauh. Tapi aku memang lelah dan butuh istirahat yang cukup. Akhirnya, ku nyalakan mobilku dan aku arahkan ke hotel di jalan Malioboro.
Tiba di pelataran parkir, ku masukkan Barettaku ke daypack yang di dalamnya sudah berisi baju tidur, celana jeans dan t shirt.
Ku daftarkan diriku di front office lalu aku diantar bell boy ke kamarku. Sesampainya di kamar, segera aku ke kamar mandi, kunyalakan air di bathtub lalu pintu kamar ku kunci. Ku buka semua pakaianku dan hanya menyisakan cd lalu ku buka minuman kaleng dan ku nyalakan televisi melihat berita sambil menunggu air mengisi bathtub.
Setelah kurasa cukup, aku buka cdku lalu aku masuk ke bathtub. Aaaahhhh . seger tenaaan, setelah seharian duduk di belakang kemudi, tubuhku dimanjakan oleh air hangat . ku resapi resapan air hangat di tubuhku dan sesekali ku teguk minuman kesukaanku  tiba-tiba hpku berdering . Aku sempat kaget. Ku ambil hp lalu kulihat . ah telepon lokal, bukan dari hp dan nomornya tidak ku kenal  tapi ku terima saja.
 Halloooo ..
 Dengan Pak Ari ? Ini Ida ..
Aku yang sedang terbaring santai sampai menegakkan punggungku karena kaget, koq sudah nelepon lagi ni anak ..
 Iya Ida .. ada apa yaa ?  tanyaku.
 Musibah, Pak .  jawabnya di seberang sana.
 Musibah apa Da ?  posisi dudukku makin tegak
 Ternyata Mamang sekeluarga sedang pada pergi ke Semarang  katanya.
 Wah . Kumaha atuh nya ( Wah, gimana yaa ) ?  jawabku. Ida tidak menjawab, aku dapat merasakan kebingungannya. Akhirnya .
 Ida .
 Ya Pak  jawabnya.
 Bapak sekarang ada di hotel di jalan Malioboro. Pakai becak dari sana dan nanti Bapak tunggu di depan. Dah, jangan ngomong apa-apa, kita bicarakan disini saja , perintahku.
 Iya, Pak. Ida kesana  jawabnya. Mungkin anak ini bingung sehingga perintahku dia terima tanpa berpikir.
Aku selesaikan mandiku lalu berpakaian. Segera aku ke pelataran hotel dan tak lama kemudian kulihat Ida sudah tiba lalu dia bayar ongkos becak, dia sandang ranselnya .. dan berjalan menghampiriku. Tiba di depanku, dia ambil tanganku, dia tempelan ke pipinya lalu menatapku tanpa bicara. Ku ambil ransel dari punggungnya, dia pasrah saja.
Betapa lelah dan lusuhnya anak ini  pikirku lalu akhirnya ku bawa dia ke kamarku. Lewat di front office, bell boy yg tadi mengantarkanku segera mengambil ransel di tanganku.
Ku peluk bahu Ida, kami berjalan menuju lift karena kamarku ada di lantai 3. Di lift kami tidak berbicara apapun. Tiba di kamar, bell boy menyimpan ransel di dekat kursi tamu lalu berlalu setelah ku beri tips.
Ida terus duduk di sofa, sedang aku membuatkan secangkir teh manis hangat lalu ku sodorkan padanya. Dia terima cangkir itu sambil berguman terima kasih lalu dia teguk teh buatanku. Kubiarkan dia beristirahat sejenak lalu setelah terlihat tenang, baru aku bertanya
 Kata siapa Da, si Mamang pergi ke Semarang ?
 Kata tetangganya, Pak. Tadi Ida ketuk-ketuk pintu, gak ada yang jawab terus Ida nunggu aja di teras. Tak lama kemudian bapak yang di sebelah rumah si Mamang nyamperin Ida terus bilang bahwa Mamang pergi ke Semarang tadi siang dan baru akan pulang lusa. Ida bingung, mau minta tolong siapa. Ida terus ingat Bapak, jadi Ida cari warnet, nelepon Bapak deh  ceritanya
 OK  sekarang gini. Kau mandilah dulu, tuh ada handuk bersih. Usai mandi, baru kita ngobrol  kataku.
Ida lalu membawa ranselnya ke kamar mandi, sementara aku duduk di sofa, menyalakan tv dan menikmati sisa minuman kaleng yang tadi belum habis ..

Ida muncul 30 menit kemudian. Rambutnya basah, dia memakai kemeja kotak kotak dan celana jeans yang ketat sehingga pahanya tercetak dengan jelas.
Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia minum kembali teh yang masih hangat.
 Saya jadi isin ( malu ) sama Bapak, merepotkan terus  katanya sambil menatapku.
 Ah, merepotkan apa. Wong cuma numpang mobilku, lalu sekarang numpang mandi di hotel punya orang dan .. apa mau numpang tidur juga ?
 Gak apa gitu Pak, saya numpang lagi sama Bapak ?  tanyanya.
 Kalau numpang ke saya .. ya mangga wae, namanya WOT alias Woman On Top?  jawabku tersenyum
Ida terdiam sejenak, mencerna jawabanku lalu ..  Aeh  salah Pak, maksud Ida, apa boleh Ida numpang bermalam di hotel ini ?  jawabnya sambil tertawa menyadari kekeliruan pertanyaannya.
 Ya kalau Ida tidak takut tidur sama Bapak, ya silahkan saja  jawabku dan  nah, muncul deh bayangan indah di otakku ( tepatnya bayangan mesum yang indah  )
 Ah tidak, Ida percaya sama Bapak. Ida di sofa saja tidurnya, kan bawa sleeping bag jadi gak akan rebut selimut Bapak  jawabnya.
 Terbalik. Ida tidurlah di kamar sana, Bapak disini sambil nonton TV  kataku.  Tapi sebelum tidur, kita turun dulu yuk . Bapak lapar, kan baru tadi siang kita makan  lanjutku.
 Terserah Bapak sajalah  kata Ida, lalu berlalu dariku ke kamar, mungkin mau sisir rambutnya dan tak lama kemudian Ida muncul lagi  rambutnya sudah diuntun . Hmmmm cantik juga mahluk ini, kataku dalam hati.

Kami turun menuju lobby lalu membaur di keramaian Malioboro Jogja. Kami jalan-jalan dulu dan Ida ternyata pandai menempatkan diri sehingga orang yang melihat kami pasti akan menilai ini adalah ayah dan anaknya.
Kami masuk keluar toko untuk melihat-lihat lalu di sebuah toko pakaian, ku beli sepotong t shirt dan ku suruh Ida juga untuk memilih. Awalnya dia menolak tapi setelah ku bujuk akhirnya dia mau juga mengambil sepotong t shirt dan kemeja kanvas. Ku bayar semua di kassa lalu kami keluar lagi. Kali ini Ida nenteng tas belanjaan lalu kami masuk rumah makan khas daerah. Aku memesan gudeg kesukaanku dan Ida ikuti saja apa yang ku pesan lalu kami makan.
Ida banyak bercerita, tentang kegiatannya di alam terbuka, tentang kuliahnya, tentang musik, film, makanan lalu dia juga nanya-nanya tentang aku.
Ku ceritakan saja tentang keluargaku, pekerjaanku, hobbyku .. saat kami diam, aku bertanya
 Da, ada satu yang tidak kamu ceritakan
 Apa ya Pak ?  jawabnya.
 Tentang pacarmu  kataku sambil menatap matanya.
Ah  mata itu membeliak sejenak  lalu Ida tertawa dengan renyah ..
 Ida gak laku, Pak  cowoknya ngeri deketin Ida
 Memang kenapa ?
 Mungkin syarat yang Ida ajukan kelewat berat buat mereka ..  katanya sambil tersenyum.
 Wah, ternyata bersyarat juga yaa  jawabku.  Apa aja sih syaratnya ?
 Kudu baik, jujur, setia, ganteng, lembut, gemar bertualang di alam terbuka dan bisa bela diri  katanya nyerocos
 Kalau itu sih kudu Wiro Sableng atau Rambo aja yang jadi pacarmu  jawabku sekenanya. Kriteria itu ada semua pada mereka  lanjutku.
 Gak mau, Wiro Sableng mah agak sinting, Rambo kelewat jago Pak  jawabnya sambil tertawa.
Ah  manisnya ni anak, pikirku. Syarat yang kau kemukakan semua ada padaku hanya terbentur satu . aku sudah tua. Selisih 25 tahun  wah kelewatan . dan aku ngenes sendiri.
 Koq bapak jadi ngalamun ?  Ida bertanya.
 Ndak, Bapak sedang mikir, kira-kira seperti apa kelak cowokmu yaa .
 Ah, dipikirin amat. Ntar juga datang koq kalau memang sudah waktunya  jawabnya simpel.
 Aeh, bener juga
 Kita balik ke hotel yuk, Pak  ajaknya.
Aku langsung menuju ke kasir, membayar pesananku lalu kami berdua berjalan bersama. Kali ini Ida menggayut dengan santainya di lenganku. Ada rasa bangga dalam hatiku berjalan dengan gadis belia. Ada juga rasa risih kalau ada orang yang melihat kami  tapi masa bodoh lah, toh aku bukan Oom Senang pemburu daun muda ( meski kalau dikasih ya gak nolak ).

Tiba di kamar, Ida mencoba kaos dan kemeja yang ku belikan . lalu saat dia keluar dari kamar, ku beri apresiasi dengan tepuk tangan
 Kamu cantik, Da. Sayang yaa
 Sayang kenapa, Pak ?  dia bertanya.
 Sayang usia Bapak terpaut 20 tahun denganmu. Kalau saja Bapak masih seusiamu  hhhmmm . jawabku menggantung.
 Hhhmmm apa  ayo .  kata Ida sambil duduk di sebelahku, memegang lenganku.
 Ya udah Bapak pacarin terus buru-buru Bapak kawinin, takut digondol orang  jawabku.
 Aaaaa . Bapak ..  jawabnya sambil mencubit lenganku lalu tubuhnya agak menjauh dariku, menatapku .
 Bapak baik banget sih sama Ida   katanya
 Ah, biasa saja. Waktulah yang mempertemukan kita. Tadi siang kamu butuh tumpangan, Bapak butuh teman ngobrol, jadilah perjalanan dari Babat sampai Jogja Bapak tidak merasa sepi  jawabku
 Kalau malam ini ?  tanyanya sambil menatapku.
 Kalau malam ini . eeee  kau butuh tempat istirahat dan ..  aku tidak tau harus bilang apa.
 Bapak butuh ditemani ndak ?  tanyanya dan membuatku langsung menatap matanya. Ida tidak menunduk, dengan matanya yang indah menggoda serta senyum manisnya, dia balas tatapan mataku.
Anak ini menantang kelelakianku tapi aku masih belum berani untuk bertindak . Aku takut kegeeran. Mungkin saja dia begini karena menganggap aku baik sehingga dia tidak merasa ragu untu berbicara begitu dan bukan kesitu arah pertanyaannya.
 Koq diam Pak ?  Tanya Ida masih menatapku.
 Ndak  ndak apa-apa  jawabku. Lalu aku berdiri, masuk kamar, hendak membawa selimut dan bantal tapi saat aku berbalik dengan membawa kedua benda itu, Ida ada di belakangku, ternyata dia ngekor ke kamar.
 Bapak mau kemana ?  tanyanya begitu polos
 Bapak mau tidur di sofa, Ida disini dan selimutnya pakai sleepingbag  jawabku.
Ida lalu mengambil lagi bantal dan selimut dari tanganku, melemparkannya ke ranjang lalu Ida peluk aku. Da sandarkan kepalanya ke dadaku dan dia lingkarkan tangannya ke pinggangku.
Aku kaget dan tanganku hanya tergantung bodoh . Aku bingung, ini mesti bagaimana, apakah aku harus balas pelukannya ?
 Bapak sudah banyak menolong Ida. Ida merasa aman terlindung hari ini, jadi Bapak gak usah tidur di sofa. Tidur di ranjang ini dan Ida yang temani .  ku dengar suaranya lalu Ida melangkah sambil tetap memelukku, otomatis aku mundur hingga akhirnya tubuh kami terjerembab ke ranjang. Ida sekarang menindihku, wajahnya tak jauh dari wajahku, dadanya yang sebesar mangga menempel di dadaku, selangkangannya menempel tepat di selangkanganku . wah . wah .. wah .
Ku gulingkan tubuhnya hingga terlentang lalu aku berbaring miring di sampingnya. Ida tetap menatapku sambil tersenyum manis.
 Ida . tidakkah kamu takut tidur bersama seorang lelaki dewasa di kamar ini ?  tanyaku
 Nggak,. Apa yang Ida takutkan ? jawabnya. Wajahnya begitu dekat denganku .. bibir itu . begitu mengundang bibirku untuk melumatnya
 Yaaa kan kita baru kenal . Kita belum .. aku mau bicara apa mendadak beku.
Tiba-tiba .. cup . sebuah kecupan Ida mendarat di pipiku, dekat ke bibirku.
 Bapak sangat baik, Ida percaya sama Bapak  lalu dia bangun dengan cepat, masuk ke kamar mandi. Aku masih termanggu dengan kejadian kilat tadi .. tak lama kemudian Ida sudah keluar. Tubuhnya hanya berbalut kaos putih dan celana tidur yang pendek sekali hingga pahanya yang kuning langsat terpapar jelas di hadapanku. Aku terpana melihatnya dan ketika dia mendekat  ternyata dia tidak menggunakan bra . puncak dadanya terlihat dari kaosnya .. mau apa lagi ni anak, tanyaku dalam hati.

Ida lalu naik ke tempat tidur lalu duduk di sebelahku.
 Bapak tidak ganti baju ?  tanyanya sambil menatapku.
 Eeee  iya, mau ..  jawabku seperti orang dungu lalu aku segera mengambil celana boxerku, masuk kamar mandi, ganti celana panjang dengan boxer, kemeja ku buka lalu ku bawa ke lemari. Dengan pakaian yang sama dengan Ida, aku balik ke kamar mandi, cuci muka, gosok gigi . setelah itu baru aku menuju ke kamar. Ku tatap Ida yang sudah terbaring lalu saat dia melihatku, dia tepuk-tepuk kasur menginsyaratkan aku untuk berbaring di sebelahnya.

Kubaringkan tubuhku lalu Ida merapatkan tubuhnya, dia simpan kepalanya di dadaku, kakinya menindih kakiku hingga kurasakan kehalusan kulit pahanya.
Ini anak sudah pasrah, mau ku apakan juga sepertinya mau tapi aku masih belum berani bertindak jauh jadi hanya ku belai saja rambutnya. Ida merasa nyaman, tubuhnya makin merapat . Kamar hening .. tapi perlahan aku rasakan ada yang mulai mekar ditubuhku .. tidak langsung memang tapi bergerak dengan pasti .. aku yakin, Ida bisa merasakannya.
Ah  kepalang, its now or never .. perlahan . Tanganku mulai membelai punggungnya . Ah, ternyata benar, Ida tidak memakai bra. Kadang tanganku bergerak akan ke samping hingga tepian dadanya tersentuh . Ida menggeliat sedikit bila itu kulakukan atau belaianku agak lebih turun sampai ke dekat pantatnya .. Ida ku dengar agak mendesah.
Perlahan, ku dorong tubuhnya untuk terlentang, saat tubuhnya sudah terlentang  kulihat mata Ida terpejam tetapi aku yakin dia tidak tidur. Ku dekatkan bibirku dan . akhirnya bibirku mendarat di bibirnya  kudiamkan beberapa saat, tidak ada reaksi penolakan lalu mulailah lidahku berusaha menerobos bibirnya . Bibirnya mulai terbuka dan  aaahhhh, lidahnya menyambut lidahku . Ya sudah, aku sudah tidak terhalang apa-apa lagi. Kami berciuman dengan panas . Tanganku bergerak ke dadanya, tidak tanggung-tanggung, tanganku masuk dari bawah kaosnya hingga kurasakan langsung kelembutan kulit perut, kulit dadanya .. saat tanganku tiba di puncak bukitnya, Ida menggelinjang  ku geser bibirku le lehernya, ku tarikan lidahku disana, ku mainkan puncak dadanya . desah Ida semakin kencang saja dan tubuhnya menggeliat-geliat kegelian.
Tidak ada kata yang terucap, hanya desah dan dengus yang keluar dari mulut kami masing-masing. Merasa kagok, ku buka kaos yang dipakai Ida, dia manda saja lalu setelah tubuh atasnya telanjang, aku juga membuka kaosku hingga kami sama-sama telanjang dada.
Sekarang mulutku sudah berada di bukit-bukit indahnya, ku cium, ku jilat, ku gigit lembut dan ku remas . tubuh Ida sudah seperti cacing kepanasan . menggeliat dan mendesah tak tertahan . perlahan, tanganku dan jariku bergerak ke bawah . kugerakkan dengan selembut-lembutnya dan ini justru membuat Ida semakin tidak karuan. Akhirnya tanganku tiba di selangkangannya tapi aku tidak lama singgah disitu, hanya untuk meyakinkan apakah dia akan menolak atau tidak . ternyata tidak, jadi aku teruskan saja tour tanganku ke pahanya yang mulus. Disana agak lama aku singgah. Ku usap paha luarnya terus pindah ke paha dalamnya. Aku jilati perutnya, udelnya yang membuat Ida sampai setengah terbangun karena kegelian dan tangannya meremas rambutku . tidak kupedulikan, aksiku makin memanas saja. Perlahan, ku tarik celana pendek dan CD-nya sekaligus  Ida membantunya dengan mengangkat sedikit pinggulnya. Wow . kemaluan yang indah kini terpapar di depanku, bulunya masih jarang dan tak teratur. Ku arahkan mulutku kesana . Hhhmmmm, terendus bau khas kemaluan gadis yang tengah birahi. Ku jilat bagian atasnya terus bergerak ke bawah, agak kuperlama jilatanku di daging yang terselip lalu akhirnya tiba di lubangnya . ku eksplorasi habis-habisan. Ku sodok dengan lidahku, ku hisap dalam-dalam aroma kemaluannya yang masih segar. Ida sudah bergerak tak menentu, dari mulutnya terdengar suara tak jelas. kadang menjerit lirih, kadang mendesah. Kepalanya terayun ke kiri ke kanan dan akhirnya ku rasakan tubuhnya mengejang, pahanya menjepit kepalaku dan tangannya menekan kepalaku untuk lebih menggerumas selangkangannya . tubuhnya terangkat membusur,  Ida orgasme . beberapa detik kepalaku terjepit diantara pahanya lalu akhirnya tubuhnya terhempas ke belakang .. segera ku buka boxer dan cd-ku. Batangku sudah tegak mengeras beringas  siap menjalankan tugas kelelakianku. Ku lebarkan pahanya, ku payungi tubuhnya. Ku minta Ida untuk menuntun batang kemaluanku ke lubang hangatnya, perlahan kepala batang kemaluanku dia tempelkan di bibir lubang kemaluannya yang sudah basah dan licin, Ida gosok-gosokan dulu kepala batang kemaluanku lalu setelah pas sedikit demi sedikit kudorong pantatku untuk menembus lubang hangatnya, Ida merintih saat batangku menyusuri lubangnya dan tubuhnya tersentak saat semua batangku sudah amblas di lubangnya. Anak ini sudah tidak virgin lagi tapi lubang kemaluannya begitu hangat dan menjempit. Setelah ku diamkan beberapa saat, aku mulai bergerak menarik keluar lalu menekannya lagi  perlahan , mata Ida kadang terpejam kadang mendelik, kepalanya menengadah ke atas, bibirnya dia gigit, mungkin menahan rasa geli dan nikmat. Tangannya meremas apa yang mampu dia pegang, kadang sprei, bantal atau tepian ranjang yang berada di atas kepalanya. Semakin lama ayunan pinggulku semakin cepat diikuti dengan dengus nafasku yang memburu dan pada saat itu tubuh Ida kembali mengejang. Dia menggigit dadaku dan pahanya menjepit pinggulku tapi mana mau aku berhenti . Ku paksa terus agar pahanya kembali membuka dan kupercepat gerakanku yang sebentar lagi sudah akan sampai di puncak kenikmatanku dan akhirnya aku pun menegang, ingin ku tahan agar tidak jebol dulu, aku tak mampu, apalagi lubang kemaluan Ida ku rasakan berdenyut lagi .. saat Ida tengah orgasme yang ketiga kalinya, ku hujamkan saja batangku sedalam-dalamnya, ku peluk tubuh indahnya dan kusemburkan cairan kentalku membanjiri dasar lubangnya yang sudah becek sehingga semakin banjirlah lubangnya. Entah berapa kali ku muntahkan lahar kenikmatanku hingga setelah tubuhku tidak menegang lagi, aku gulingkan tubuhku ke sisinya . ku kecup bibirnya lalu aku terbaring bersisian dengannya . nafas kami yang memburu perlahan normal kembali ..
Setelah hening beberapa saat . Ida memiringkan tubuhnya, dia peluk tubuhku lalu dia bisikkan
 Bapak jantan banget .. Ida sampai seperti tak bertulang gini ..
Aku hanya tersenyum mendengar pengakuannya.
 Kau tidak menyesal Da melakukan yang barusan ?  tanyaku
 Gak  Ida gak nyesel. Ida bahagia banget dah bisa ngerasain gagahnya Bapak  jawabnya.
 Emang suka ngerasaan gagahnya siapa lagi gitu ?  tanyaku
 Idiiiihhh  Bapak .  katanya sambil mencubit dadaku. Tidak ku desak dia, apa perlunya, yang penting malam ini aku dan dia sudah menikmati tubuhnya dan akhirnya kami tertidur pulas, berpelukan bugil tanpa ditutupi selimut .

Entah jam berapa tiba-tiba aku terjaga, aku merasakan batang kemaluanku seperti terhisap sesuatu, ah  ternyata Ida tengah mengulum batang kemaluanku. Dia genggam dengan kedua tangannya. Sambil mengulum dengan gerakan yang menggoda, dia ciumi sekitar kepala kemaluanku. Aku merasa nikmat sekali, batang kemaluanku jadi semakin mengeras. Ida tersenyum menatapku. Aku baringkan tubuhku lagi, lalu ku atur dia untuk posisi 69, Ida di atasku dan kini di hadapanku tampak kemaluannya. Bulu yang tidak terlalu lebat menghiasi kemaluannya. Aku mencium sekitarnya. Aku jilatinya sambil kulebarkan bibir kemaluannya dengan jariku.

Eeehhhmmmmmmm   Ida mengerang sambil mulutnya dipenuhi batangku. Liang kemaluannya terlihat basah sekali. Setelah aku puas memainkan kemaluannya, ku suruh dia berbaring. Ku tarik kakinya hingga keduanya bersandar di bahuku Aku pegang batangku, ku tempelkan kepala batangku ke pintu kemaluannya. Aku dorong, Aaaahhhh . Bapakkkk  terus Pak . Ida mengerang lagi. Aku sodok lagi lebih dalam dan mentok sampai pangkalnya. Aku dorong dan tarik berulang kali. Ita makin terlihat liar menggerakan pinggulnya. Aku rasakan kehangatan lubang kemaluannya berkedut-kedut, memijat batangku.
Aku ayun maju mundur batang kemaluanku dengan perlahan. Sungguh luar biasa rasanya. Lalu ku cabut batangku yang mengacung lalu ku suruh dia untuk mengambil posisi anjing kawin. Ida bangun dan lalu tengkurap dan pantatnya dia jengkitkan. Aku pegang kiri dan kanan pantatnya lalu kubenamkan lagi batang kemaluanku dan aku mulai mengayun lagi. Ida meracau tak karuan merasakan kenikmatan sodokanku. Batangku terasa mengubek-ubek kedalaman kemaluannya. Ku remas dadanya, ku colek-colek daging kecil di atas lubang kemaluannya dan akhirnya kurasakan Ida berkejat-kejat hendak orgasme. dan akhirnya kepala Ida terdongak menatap langit-langit kamar, dinding kemaluannya berkedut-kedut. Aku merasakan nikmat sehingga kupercepat ayunanku dan . aaaahhhhh  kuhujamkan keras-keras batangku dan saat terbenam utuh di lubangnya, cairan nikmatkupun muncrat menyirami lembah nikmatnya. Tubuhku terkejang, begitu juga Ida lalu setelah tak ada lagi yang keluar, aku roboh terlentang di ranjang. Ita pun terbaring kelelahan, pahanya terkangkang dan tak berusaha dia tutupi. Dadanya naik turun, tubuhnya bersimbah peluh sama denganku, matanya terpejam, menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme dari persetubuhan ini.
Ku genggam tangannya dan Ida menoleh padaku .. dia tersenyum begitu manis lalu dia balas genggam tanganku.
 Terima kasih, Sayang  bisikku
 Sama-sama  jawabnya. Ku dekatkan tubuhku, ku rahup tubuhnya dan dia memelukku, kutarik selimut untuk menutupi ketelanjangan kami  tidak ada obrolan apapun, kami hanya terdiam menikmati keindahan tadi dan akhirnya kembali kami tertidur . lemas dan puassss

Read More

Fantasi Suami ke Istri Part 2

Lanjutan dari Episode sebelumnya Fantasi Suami ke Istri Part 1  

Anton telah berhasil menjalankan strateginya agar susan mau untuk di 3some dengan lelaki lain. Pertempuran diatas ranjang ketiga insan ini terus memanas hingga Anton, Susan dan Yudi mulai mencapai puncak kenikmatan dunia.
Lanjut dicerita sebelumnya, Anton kembali berada didua percabangan dia terlihat berpikir dalam dan akhirnya dia mengambil keputusan kalau  dia tidak berhak menentukan namun itu adalah hak Susan untuk memilih apakah akan Yudi akan orgasme di luar atau didalam memeik susan “Susan, apa kamu mau dia keluar di dalam atau kamu mau dia keluar di atas perutmu?”
Mendengar pertanyaan suaminya tersebut dikeluarkannya batang kontol anton dari dalam hisapan mulutnya dan dengan mengejutkan susan memberikan jawaban  “Aku mau dia keluar di dalam” erangnya. Susan sepertinya menikmati kegiatan 3some mereka tersebut sehingga walau mengetahui ada lelaki lain yang menikmati memeknya dia tidak menolak dan bahkan meminta lebih lagi kenikmatan yang bisa dia dapatkan.
Dan akibat ucapan itu, wajah Yudi jadi memerah dan dia mengayun semakin keras. Kemudian tiba-tiba saja dia berhenti dan tak bergerak sama sekali. Yahh.. Benar Yudi sedang orgasme. Geraman hebat keluar dari mulutnya. Susan meraih tubuhnya dan menariknya jatuh menindih tubuhnya sendiri. Begitu bibir Susan menemukan bibir Yudi, dia langsung saja melumatnya dengan liar. Anton duduk dan menyaksikan lidah Susan merangsak masuk jauh ke dalam mulut Yudi. Susan sudah sangat terbakar birahinya, susan telah menjadi pelacur yang sebenarnya seperti yang dia fantasikan selama ini.
Lalu sebelah tangan Susan bergerak ke atas dan melepaskan penutup matanya. Anton tak dapat menebak apa yang akan dilakukannya kemudian. Apakah reaksi susan setelah mengetahui kalau lelaki itu yang selama ini menyetubuhinya ternyata adalah mantan pacarnya. Tapi anton sepertinya tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jawabannya. Susan menatapnya wajah yudi dan matanya terlihat berbinar melihat ternyata itu adalah wajah yang dia kenal, yaitu wajah yudi mantannya yang dulu pernah ia cintai dan pernah menjadi pejantan yang memberinya kenikmatan dimalam-malam yang dingin sebelum dia bertemu dengan suaminya, susan kemudian langsung mencium kembali yudi dengan liarnya , susan merasakan gairah yang menggelora ketika dia mengetahui ada mantannya yang terindah sekarang sedang menggauli kembali tubuhnya setelah sekian lama. Saat Susan sedang mencium yudi dengan liar, susan melirik kearah anton yang seakan takjub dengan keliaran dirinya dan diraihnya batang kontol anton dan membuatnya keras lagi dengan memberikan elusan-elusan dikontol tersebut. Susan benar-benar sedang terbakar hebat. Dia menghentikan ciumannya dan mencoba mengatur nafasnya yang tersengal.
“Aku ingin kontolnya dalam mulutku dan aku mau kamu menyetubuhiku dari belakang jauh lebih keras darinya” teriak susan.
Anton sedikit terkejut dengan permintaan susan tersebut, tapi tanpa menunggu lagi, Yudi dan anton mengambil tempat dan mulai memberikan apa yang susan minta kontol seorang lelaki, bukan hanya satu tapi dua sekaligus. Susan meracau bahwa dirinya sangat menginginkan batang kontol keduanya. Dalam genggamannya, batang kontol Yudi dia arahkan masuk seluruhnya kedalam mulutnya yang terlihat merah. Sedangkan Anton yang berada diantara pahanya dan mulai melesakkan kontolnya yang keras ke dalam lubang memeknya susan yang masih terisi sperma milik Yudi.
"Uhhg.. Ayo mas terus mas" teriak susan menahan nikmat
Anton hanpir tidak bisa percaya kenikmatan yang dia rasakan saat ini betapa panas dan basahnya memek Susan… Dalam setiap dorongan, dapat dia dengar sperma Yudi dipaksa keluar dari dalam memek Susan. Anton menyetubuhi istrinya sambil melihatnya menghisap batang kontol Yudi. Dia terus mengerang bagaikan seorang wanita gila. Dan kemudian tanpa memberi peringatan, dia menghentikan hisapannya pada kontol Yudi lalu menatap wajah Yudi.
“Aku mau kontolnya dalam anusku” ucapnya tegas kepada Yudi.
Ini benar-benar membuat anton sangat terkejut. Bagaimana tidak karena dia hanya pernah melakukan anal seks dengan istrinya tiga kali dan selalu saja baru sebentar dia merasan kesakitan. Dan kali ini dia mau melakukan dengan yudi yang menurut anton ukuran kontolnya sedikit lebih besar dari miliknya. Sambil memeluk Susan, Anton berguling ke samping dengan kontolnya masih terbenam dalam tubuh Susan. Melihat hal itu Yudi segera mengambil pelicin dan mengoleskannya ke pantatnya Susan. Dengan jari tengahnya dia mulai memasuki lubang anus Susan. Anton sangat yakin kalau istrinya akan menjerit. Tapi karena Susana pengaruh alkohol yang diminumnya, Susan ternyata malah mendorong pantatnya ke belakang berlawanan arah dengan gerak laju jari Yudi agar jarinya semakin masuk lebih ke dalam.
"Uhh.. terus yud..terus tusuk pantatku dengan jarimu" teriak susan
Setelah kurang lebih 3 menitan, Yudi mengeluarkan jarinya dan merebahkan diri di belakang susan. Susan mulai menggenggam batang kontolnya dan menuntunnya tepat menuju ke lubang anusnya
"Uggh enak yud kontolmu enak" racau susan begitu kontol yudi masuk kedalam pantatnya

Terlihat kontol yudi Sedikit demi sedikit mulai masuk. Susan terlihat meraih kepala anton dan menempelkan bibirnya dengan bibir suaminya tersebut, dia menciumi anton seakan dia belum pernah melakukannya dengan suaminya itu. Yudi dan anton mulai menyelaraskan ayunan mereka berdua. Susan mengerang seakan gila. Pengaruh dari sebuah batang kontol milik lelaki lain pernah memasuki memek susan dan sekarang berada di dalam lubang anusnya, sudah lebih dari cukup buat buat anton untuk merasakan kenikmatan tertinggi. anton mulai menyemburkan spermanya jauh di dalam memek Susan, begitu tahu anton sudah keluar susan mulai menghentikan ciumannya terhadap ke suaminya tersebut
Terlihat Yudi juga sudah berada di batas akhirnya…
“Kamu mau aku keluar di dalam?” teriaknya keras.
“Ya, ya, lakukan, keluarlah di dalam anusku”
Sekali lagi anton dikejutkan, Susan istrinya tersebut tak pernah mengijinkannya keluar dalam lubang anusnya, ini sedikit banyak membuat anton merasa cemburu dengan yudi. Dan beberapa detik kemudian anton menyaksikan Yudi mulai berejakulasi di dalam lubang anus susan.
"Aaahhh.. " terlihat yudi mengigit bibirnya menahan kenikmatan dari orgasme keduanya.
Anton yang sudah merasa kelelahan karena telah mendapatkan kenikmatan 2 kali dimalam tersebut. Dan anton meraih selimut dan menariknya menutupi tubuh mereka bertiga. Terlihat yudi tergeletak lemas setelah pertempuran dimalam hari kemerdekaan layaknya prajurit yang gugur dimedan perang. Anton kemudian memalingkan mukanya ke susan. Dia menata wajah Susan yang berbaring dan memandangnya sambil berkata ” Oh Tuhan, aku tak pernah membayangkan kalau kamu akan melakukan ini padaku” terlihat senyum kepuasan tergambar diwajah susan.
Setelah susan berkata seperti itu Susan mulai memeluk anton dan tertidur, terlihat Batang kontol anton masih tenggelam di dalam memeknya susan dan kontol Yudi berada dalam lubang anusnya. Anton kemudian memutuskan untuk menghentikan kegilaan mereka malam ini, dia kemudia berkata pada Yudi kalau sudah cukup untuk malam ini, Yudi tersenyum dan meminta waktu agar beristirahat untuk beberapa menit. Setelah beberapa menit Anton mulai mengeluarkan kontolnya dari dalam memek istrinya dan Yudi juga ikut mengeluarkan kontolnya dari lubang anus susan. Susan berbalik dan mengucapakan terimakasih pada mantannya tersebut. Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka semua jatuh tertidur.
*****
Seusai sesi dari seks yang dahsyat, anton pun langsung jatuh terlelap. Susan berada diantara suaminya dan Yudi. Setelah tidur beberapa jam anton mulai terbangun ketika dia berpikir dirinya sedang bermimpi, dengan mata tetap terpejam, anton merasakan ranjang bergerak.
"Krek.. krek.." ranjang yang sedang dia tidurin berbunyi karena gerakan tersebut
Anton mulai sepenuhnya terjaga sekarang, dia mulai mencermati suara yang terdengar.
"Umm.."
"Umm..."
Dapat terdengar suara bibir yang saling melumat dan lenguhan pelan dari Susan. Anton pura-pura masih tertidur, dan dengan hati-hati iya mulai menengokkan kepalanya sedikit dan mengintip apa yang tengah terjadi.
"Ya tuhan,.." teriak anton dalam bathinya.
Ternyata Susan sudah mulai beraksi kembali. Dengan bantuan sinar lampu yang redup, anton dapat melihat kepala Susan bergerak naik turun pada batang kontol Yudi yang keras. "Tuhan, dia sangat menyukai benda tersebut" batin Anton. Ditelannya keseluruhan batang itu dan terus melenguh seakan tidak akan ada lagi hari esok. Yudi hanya terbaring di sana dengan mata terpejam. Dapat kulihat kalau dia sangat menikmati apa yang dilakukan Susan terhadapnya.
Keduanya tak tahu kalau Anton menyaksikan mereka. Anton hanya berbaring dan melihat. Setelah beberapa saat lamanya, lalu Yudi memegang kepala Susan, menjauhkannya dari batang kontolnya dan mendekatkannya ke arah mulutnya. Anton belum pernah merasakan ciuman seperti cara istrinya mencium Yudi mantan kekasihnya tersebut, anton merasa cemburu namun sekaligus masih ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh istri dan yudi mantannya tersebut. Kedua lidah mereka saling masuk sedalamnya dalam rongga mulut yang lainnya. Dengan sebuah gerakan cepat, istriku telah berada di atas tubuh Yudi.
Susan menggenggam batang kontol Yudi dan menuntunnya masuk ke dalam tubuhnya. Dalam setiap dorongan yang teramat pelan, batang kontol Yudi semakin masuk ke dalam dan lebih ke dalam lagi sampai akhirnya Susan mendapatkan keseluruhan batang kontol itu dalam tubuhnya. Sekarang pelan-pelan Susan bergerak naik turun pada batang itu dan Yudi menjepit kedua putting tetek Susan semakin keras dalam setiap ayunan tubuh Susan. Susan sangat senang jika putingnya di beri perhatian…
Anton seakang tida dapat percaya istrinya menyetubuhi lelaki ini lagi. Dan kali ini Susan pikir kalau aku masih tertidur. Batin anton kembali bergolak ingin iya rasanya menegur keduanya. Tapi iya tak melakukannya. Anton tetap diam tak bersuara dan melihat. Sekarang Susan menunggangi kontol Yudi dengan keras dan cepat. Dia benar-benar sedang terbakar. Dengan sebelah tangannya Susan mulai memainkan kelentitnya sendiri. Hal biasanya yang akan dia lakukan kalau dia ingin meraih orgasmenya, orgasme dengan segera. Jari lentiknya bergerak dengan gila di kelentitnya. Dan hal ini kelihatannya membuat Yudi semakin terangsang. Dia mulai bergerak mendorong keatas untuk menjemput setiap hentakan kebawah yang dilakukan Susan.
"UUh.. enak ... mas.. "
"Uhh.. terus mas.. Kontolin susan mas.."
"uuh" Susan terus meracau nikmat
Seakan berjam-jam rasanya Susan menunggangi batang kontol Yudi yang keras. Paling tidak sedikitnya dia mendapatkan orgasme lebih dari tiga kali. Dan kemudian kudengar suara erangan Yudi.
“Aku hampir keluar Susan” katanya dengan suara yang bergetar.
“Keluarkan Yud, keluarkan dalam memekku, berikan padaku sekarang” sekarang Susan memohon padanya.
Dan tiba-tiba Yudi mendorong ke atas dengan sangat keras dan menahan tubuhnya dalam posisi tersebut untuk beberapa menit. Yudi terlihat sedang orgasme dengan hebat sekarang. Susan juga menahan gerakannya dan sebuah senyuman lebar terkembang di wajahnya. Kembali dia mendekatkan wajahnya dan mencium Yudi dengan liar dan penuh gairah.
Ketika meraka berhenti berciuman, Susan berkata pada Yudi dengan suara pelan “Kita harus berhati-hati agar tak membangunkan suamiku”. Yudi hanya tersenyum saja dan menganggukkan kepalanya.
Perlahan Susan bangkit dari batang kontol Yudi dan sperma lelaki itu meleleh keluar dari memeknya yang basah. Yudi memberinya sebuah ciuman singkat dan turun dari ranjang. Dia mengenakan pakaiannya dan kemudian dia keluar dari kamar. Yudi mulai pergi meninggalkan rumah anton dan susan. Kemudian Susan mulai kembali memeluk anton yang masih tetap diam berpura-pura tidur, anton pun berharap kalau dia tak merasakan ereksi dari kontolnya yang ikut tegang setelah menonton apa yang susan dan yudi lakukan.
Pagi harinya anton terbangun oleh ciuman Susan di pipinya. Susan sudah bangun terlebih dulu dan menyiapkan sebuah sarapan untuknya. Dia rebah di sisi anton dalam keadaan telanjang saat suaminya menyantap sarapan pagi ini dia atas ranjang bagaikan seorang raja saja. Kupandang dia dan tersenyum.
“Ada yang salah?” tanyanya.
“Tidak ada. Tak ada yang salah sedikitpun. Tapi jika aku tahu jauh lebih awal caranya untuk mendapatkan layanan sarapan pagi di atas ranjang seperti ini, adalah dengan mengatur agar istriku disetubuhi sampai gila, pasti aku sudah melakukannya dari dulu” Dan mendengar celotehku susan hanya tertawa saja sambil melihat suaminya menyantap sarapan yang dihidangkannya.

Tamat

Read More

Fantasi Suami ke Istri Part 1

“Halo mas, apakabar? Saya penikmat cerita-cerita yang mas posting”  tulisnya dalam chat tersebut.
“Halo juga mas. Ini siapa ya?” tanyaku begitu membaca chat tersebut
“Ini aku suaminya susan” jawabnya segera
“What the fuck” pikirku dalam hati 
“Oh iya mas, gimana ada yang bisa kubantu” aku jawab kembali chat nya setelah kaget cukup lama karena selama ini biasanya hanya susan yang menghubungi ku namun kali ini adalah suaminya.
“Mau minta tolong buatkan cerita mas” jawabnya
“Cerita apa?” aku Tanya balik
“Cerita kejadian baru-baru ini, Antara aku Susan dan mantannya yang seorang T** mas” jawabnya terhadap pertanyaan ku.
Membaca jawabannya itu aku langsung beranjak dari tempat tidur ku dan langsung tertarik dengan apa yang sedang kami bicarakan.
“Memang ada cerita apa mas? Kok sepertinya menarik” balasku dengan semangat 
“Gini mas, ini kejadian baru saja terjadi kisah nyata, masih hot” katanya sambil bergurau
“Mas artha tau kan kalau saya itu punya fantasi 3some dengan istri sampe kita pake terong buat lakuin fantasi kita, nah kemarin saya dan istri sudah lakuin semuanya hehehe” sambungnya
“tolong buatkan ceritanya mas” mintanya saat itu
“Waah kok bisa mas kejadiannya gimana?” tanya ku
“nanti saya buatkan tapi ceritakan garis besarnya ya mas?”  mintaku kembali 
“Ini bermula dengan pembicaraan santai mas dengan istriku, aku emang pengen sekali 3some dengan istriku dengan 2 orang pria dan 1 wanita didalamnya” dia memulai ceritanya.
“Tapi susan selama ini susah sekali diajak seperti itu, namun malam itu berbeda dia tidak menolak tapi dia memberikan ku syarat susan cuma mau kalau sama yang sudah dia kenal dan dia suka saja tidak mau sembarangan” sambungnya 
“Aku sewaktu aku mendengar syaratnya tersebut aku mulai berpikir keras mencari sosok siapa yang bisa ajukan untuk menjadi partner 3some kami” lanjutnya bercerita
“Setelah agak lama aku ingat dengan mantannya istriku yang TN*, dulu sewaktu kita menikah istriku sering kali bercerita bagaimana hebatnya mantan pacarnya ini di atas ranjang, setelah ingat itu aku coba tanya istriku dia mau ngak? Dan ternyata dia mau mas” suaminya susan terus bercerita dengan semangatnya
“Waktu susan jawab mau aku mulai cari-cari info mantannya itu di media social istriku dan coba hubungin mantannya, takut juga ditolak ajakan ku tapi ternyata mantannya juga tertarik dan masih belum bisa lupain istriku mas dan terjadilah 3some kami itu” ujarnya 
Membaca cerita suami susan tersebut tentunya aku merasa iri dengan mantannya susan tersebut karena memang susan ini walau sekarang sudah berumur 38 tahun tapi bentuk tubuhnya tidak kalah dengan wanita umur 20an bahkan bisa saya bilang diatas rata-rata cewe jaman sekarang yang aku liat tidak bisa menjaga tubuh mereka .
“Waah ceritanya menarik mas” aku membalas chatnya tersebut.
“Baiklah aku bakal bikin ceritanya untuk mas” lanjut ku.
“Ditunggu saja ya nanti saya kabarkan” Ujarku
“Ok mas terima kasih ya” balas suami susan
“Ini sebagai bonus biar mas dapat inspirasi saya kirim video susan dan saya sedang ML dan photo susan yang seksi” lanjutnya
“Sent”
 “tringg”
“Woww…” pikirku videonya sangat mantap, tubuh susan makin lama bukannya semakin buruk namun semakin menggoda
“Ini pasti karena dikasih vitamin buah-buahan terus menerus” senyumku dalam hati
“Okay mas nanti saya buatkan tapi saya sedikit rubah ya jalan ceritanya biar makin asyik ceritanya hehehe, biar makin hot” balasku ke suaminya susan
“Siap mas saya tunggu ya” balasnya
“Okay mas saya off ya” balasku kembali
Setelah chat yang cukup panjang tersebut aku jadi mulai terbayang-bayang susan yang sedang di “kendarai” oleh suami dan mantannya tersebut dan bagaimana susan akan sangat terlihat liar dan binal ketika diapit oleh kedua orang laki-laki yang berlomba-lomba menyetubuhinya.
Aku pun membuka aplikasi word di laptop ku dan mulai mengetik cerita yang akan teman-teman baca disini , silakan dinikmati ya Kita beri judulnya fantasi Suami kepada Istri

Cerita dimulai

PART 1

Untuk karakternya saya beri nama suaminya susan dengan nama Anton dan Mantannya Susan dengan Yudy , 
Minggu malam 13 Agustus 2017
“Kreek” Suara pintu terbuka
“Susan aku sudah pulang” teriak seorang pria begitu memasuki rumah
“Kamu ada dimana? Kok pintu tidak dikunci” teriaknya kembali mencari susan
“Eh mas anton” terdengar suara wanita dari arah pintu masuk
Ternyata itu susan sepertinya dia sedang tidak ada dalam rumah saat pria yang tidak lain ternyata suaminya susan masuk kedalam rumah
“Kok ngak kasih kabar mas kalo mau pulang” tanya susan ke suaminya. Sekedar info suaminya susan ini kerjanya di kota lain dan hanya pulang 1-2 kali dalam sebulan, mungkin karena itu susan jadi senang memainkan buah-buahan untuk melampiaskan kebutuhan bathinya.
 “Mas mau kasih kamu kejutan saying” goda anton ke susan sambil memeluk istrinya dengan kencang sambil melangkah kedalam kamar tidur
Begitu memasuki kamar tidur dan meletakan bawaanya, anton segera menelanjangi susan dan merebahkannya ke atas ranjang. 
“Uhh mas ini kok grasa grusuk gitu iih yang sabar dong mas” ujar susan dengan sedikit genit dan menggoda suaminya yang terlihat sudah sangat tidak sabar tersebut.
“Sayang, aku sangat kangen dengan kamu yang, aku kangen dengan binalnya istriku, aku mau kamu menjadi pelacurku malam ini. Apa kamu bersedia?” tanya anton begitu berada di atas ranjang.
“Aku bersedia mas aku akan jadi pelacurmu yang liar yang binal” jawab susan segera.
Oh ya Susan ini, mempunyai tinggi dan berat badan yang sedang-sedang saja. teteknya tak bisa dikatakan besar namun teteknya yang sedang mengeras saat dia sedang bergairah adalah hal yang paling indah menurutku. Susan seorang wanita yang pemalu, kecuali jika sedang berada di dalam kamar cinta dia akan menjadi Pelacur yang binal, liar dan menjadi budak seks yang akan memuaskan semua nafsu tuannya.
Dalam kehidupan seksual anton dan susan, anton sering berbisik di telinga susan ditengah percintaan mereka sambil memainkan kelentitnya susan, dan mengatakan padanya tentang seorang lelaki lain yang ‘bermain’ dengan tubuhnya dan sedang bercinta bersama mereka berdua.
Dan fantasi itu ternyata hal ini membuat nafsu susan sering menjadi semakin liar sehingga itu menjadi rutinitas dalam kehidupan percintaan mereka. Anton mulai mengarang sebuah cerita dan menceritakan kisah fantasinya tersebut kepada susan saat mereka sedang bercinta bagaimana ada seorang laki-laki asing ikut masuk dalam hubungan seks mereka, bagaimana laki-laki itu menyedot tetek susan dan menjilat memek susan hingga bagaimana mereka dalam fantasi itu melakukan 3some dan double penetrasi di anal dan memek susan.
Kegiatan berfantasi ini berlangsung cukup lama hingga anton memutuskan sesuatu yang cukup membuat jantungknya berdebar… untuk menanyakan kepada susan apakah dia mau membuat semua fantasi itu menjadi nyata, dan anton merasa saat inilah saat paling tepat. 
“Uuh sayang aku kangen sekali dengan tubuh mu, tetek mu dan memekmu puaskan aku” bisik anton ditelinga susan.
Anton memulai rencananya untuk menanyakan rencananya tersebut saat sedang bercinta, “Ohh sayang enak sekali memek mu, ayo pelacur entotin terus suami mu ini” 
“Ah iya mas susan entotin terus kontolnya mas anton”
“Susan.. susan kangen kontolnya mas anton”
“Susan kangen dikontolin”
“Aahhh enak mas” lenguh susah menikmati kontol anton.
“Iya sus.. Mas juga enak… Pelacur mau lebih enak lagi ngak? Mau rasakan kontol lain ngak? Kamu pelacur yang maniak kontol kan suka dikontolin oleh banyak orang kan?” tanya anton ke susan
“Ummh.. aah.. ummh.. iya mas .. susan maniak kontol.. susan pelacur yang suka dikontolin”
“Aaah enak kontolin susan mas.. susan mau dikontolin oleh banyak orang” susan terus menerus meracau keenakan
“Iya sus.. mas bakal kontolin kamu.. mas aka cari kontol-kontol lain buat puasin kamu.. puasin pelacurnya mas” bisik anton kembali 
“aah iya ya mas anton, susan mau dikontolin mas anton.. mau dikontolin yang lain, susan mau jadi budak kontol mas.. trus mas aah susan mau sampe” susan sudah tidak bisa mengendalikan dirinya kembali dan dia menjawab dalam erangannya apa yang diminta oleh anton tanpa sadar kalau itu adalah pertanyaan sebenarnya dan bukan sebuah fantasi selama ini. 
“Aah.. mas mau sampe juga sus.. Plok.. plok.. plok” bunyi kontol anton dan memek susan beradu.
“aah.. mas anton pelacurnya mau sampe.. keluarin mas.. keluarin bareng-barenng.. Semprot memek susan dengan pejumu mas” 
“Arhhhhhh…” susan berteriak panjang menandakan dia sudah mendapatkan orgasmenya malam itu
“Arrrhh.. “ dan anton pun menyusul tidak lama begitu susan mendapatkan orgasmenya
“sayang terima kasih ya.. Kamu sudah menjadi pelacur baik yang sudah memuaskan mas”
“Besok mas akan cari laki-laki yang akan ikut mengentoti kamu dan memberikan kamu kontol seperti yang tadi mas janjika” Anton tersenyum puas dan tertidur pulas sambil membayangkan fantasinya tidak lama lagi akan terealisasikan.
Susan pun tidak menjawab anton, terlihat susan tergolek lemas dengan sisa-sisa peju mengalir dari memeknya dan butir-butir keringat di dahinya setelah mereka melakukan seks yang sangat liar.
Senin Pagi 14 Agustus 2017
Ke esokan harinya anton mulai melakukan pencarian di dunia maya laki-laki yang dapat memenuhi persyaratannya dan dapat disukai oleh susan.
“Akhir minggu ini semua harus menjadi kenyataan” bathin anton
Setelah pencarian dalam beberapa lama dalam dunia maya, akhirnya anton mendapatkan seorang lelaki yang dia anggap memenuhi semua persyaratannya, anton mulai membuat janji untuk bertemu langsung dengannya di salah satu café di kotanya. 
Anton langsung merasa cocok dengan pilihannya begitu pertama kali melihatnya, setelah sedikit basa-basi dengannya, mereka langsung ke pokok permasalahan, istinya dan lelaki itu setuju karena memang anton sengaja mencari calon partnet 3somenya berdasarkan chat-chat yang masuk ke FB istrinya tersebut dan lelaki itulah yang kebetulan adalah mantan pacar anton yang masih sering diladeni susan ketika dia menggoda susan. Oh ya, laki-laki ketiga ini kita beri nama yudi ya seperti yang saya sebutkan diawal.
Anton mulai menawarkan tentang rencananya untuk mengajak istrinya keluar untuk dinner terlebih dahulu dan akan membuat susan sedikit mabuk dulu. Disini anton sepertinya masih belum yakin susan akan menerima begitu saja rencananya tersebut sehingga dari pada rencananya gagal anton mulai membuat rencana untuk mendukung realisasinya itu.
Rencananya adalah membuatnya mabuk, tapi tidak terlalu mabuk. Sebab menurut anton saat istrinya mengkonsumsi alkohol, biasanya libidonya jadi melonjak tinggi. Anton mulai mengatur semuanya dari dimana lelaki ini harus berada sampai kapan dia bisa mulai ikut dalam kegiatan seks kami
17 Agustus 2017
Anton memulai rencananya, Yudi pun sudah bersiap dan bersembunyi di kamar tamu rumahku. Dan Anton pun mulai mengajak susan untuk dinner, anak-anak mereka pun sudah di titipkan ke rumah orang tua susan. Sepulang dari dinner, mereka berdua berendam dengan air hangat baru, anton melakukan ini untuk membuat Susan merasa relaks dan setelahnya anton menggendong susan untuk naik ke atas ranjang.
Untuk lebih meningkatkan peluangnya saat ini agar rencananya dapat berhasil 100% anton sengaja memakaikan penutup mata kepada susan agar dia tak dapat melihat dan anton bahkan mematikan lampu tidur utama hingga kamar tersebut hanya mendapatkan cahaya remang-remang dari lampu kamar mandi yang masih terbuka.
Dan lalu Anton mengikatkan kedua tangan susan pada tiang tempat tidur. Dan langsung sebuah lenguhan lirih langsung terdengar dari mulutnya, anton ternyata cukup kuat mengikat susan ditempat tidurnya karena tidak ingin nanti susan memberontak. Tapi sepertinya susan masih tidak tahu apa yang akan dilakukan terhadapnya.
“Aku akan memijatmu dengan baby oil” Anton berbisik kepada susan. Susan memang selalu menyukainya jika dirinya dipijat terlebih dahulu sebelum melakukan seks “Aku akan mengambil baby oilnya dulu di kamar mandi” anton kembali berbisik kepada susan.
Anton keluar dari kamar tidur dan langsung pergi ke kamar sebelah untuk menghampiri Yudi. Yudi dapat melihat kalau anton sudah sangat terangsang, terlihat dari muka yang merah dan napasnya memburu. Anton dan yudi kemudian berdua kembali ke kamar setelah sebelumnya mengambil baby oilnya dulu. Yudi terkejut saat dia melihat istriku terikat pada ranjang dengan kedua matanya terrikat kain penutup.Yudi melirik kearah Anton melihat senyum di bibir anton senyum kemenangan akan segera terealisasinya fantasi yang diidam-idamkannya.
Anton dan Yudi sebelumnya sudah sepakat kalau dia tidak akan bicara sebelum ada kode dari anton. “Sayang, apa kamu juga mau memakai pelicin?” tanya anton ke susan.
“Oh, ya. Boleh juga” bisiknya pelan.
Dan anton memberikan pelicin tersebut ke yudi dan sempat membuat Yudi terkejut saat disodorkan pelicin itu kepadanya. Anton memberikan yudi isyarat agar melumurkannya pada tetek Susan. Menerima isyarat itu Yudi sepertinya sudah langsung mengerti dan tidak membutuhkan perintah ke dua kalinya. Dituangkannya pelicin itu di seluruh gundukan daging tetek susan dengan kedua tangannya dengan penuh perasaan. Segera saja puting tetek Susan mengeras.
Susan mulai mengerang hebat “Sentuh memekku” minta susan ke suaminya anton tanpa sadar kalau ada yudi yang ikut hadir disana diantara mereka berdua.
Yudi menatap anton dan anton kemudian megisyaratkan padanya agar dia melakukan apa yang diinginkan oleh susan. Dituangkannya banyak pelicin pada memek susan. Saat Yudi melakukan hal itu, Susan melenguh hebat. Yudi mulai menyentuh kelentitnya dan suara erangan susan semakin bertambah keras saja. Saat yudi melancarkan serangannya Anton berdiri tepat di tepi ranjang dan menyaksikan semua yang dilakukan Yudi terhadap istrinya. Dan kemudian hal itu terjadi. Yudi menusukkan jari tengahnya masuk ke dalam memek Susan yang basah. Punggung Susan sampai  terangkat dari atas kasur dan erangannya semakin keras terdengar…
Setelah sepuluh menit, Susan melenguh keras “Jilat memekku sayang”.
Kembali Yudi menatap anton. Anton segera mengisyaratkan kepada Yudi agar dia mengerjakan apapun yang dikehendaki istriknya tersebut. Dan lagi… Yudi tak menyia-nyiakan waktu. Dia menurunkan wajahnya tepat ke memeknya Susan. Yudi menjilati kelentit Susan seperti orang gila saja.
Kelakuan yudi yang mengila tersebut membuat anton harap-harap cemas, berharap agar Susan tak menyadari kalau orang lain yang melakukan hal itu kepadanya karena anton selama ini tidak segila dan seliar yudi ketika melakukan oral. Erangan dan lenguhan Susan semakin bertambah keras dan keras. Punggung Susan melengkung ke atas seakan dia berada di surga. Yudi berhenti beberapa saat untuk mengambil nafas.
“Kamu menikmatinya sayang? Apa kamu ingin mendengar cerita yang lainnya lagi?” tanya anton ke susan.
“Ya sayang”.
Yudi kemudian melihat anton sebentar dan kemudian dia memasukkannya dua jari besarnya itu ke dalam memek susan yang sudah basah. Begitu dia melakukan hal itu, punggung Susan melengkung ke atas lagi. Melihat tingkah susan tersebut Anton semakin lama semaki merasa birahinya meninggin.
“Apa kamu ingin agar aku bermain dengan putingmu, sayang?” kembali Susan mengiyakan. Maka saat Yudi sedang memainkan memeknya, anton mulai  mencengkeram teteknya dan menjepit putingnya susan dengan keras.
“Apa kamu ingin seseorang menjilati memekmu, sayang” anton kembali memancing fantasi susan, dan susan tidak menjawab, susan hanya melenguh keenakan lagi dan lagi.
Anton semakin merasa semakin panas dan mulai melancarkan rencananya, anton kemudian bertanya kepada susan ” Sayang jika ada seorang lelaki lain di sini, sekarang ini, apakah kamu akan mengijinkan dia melakukannya padamu?”.
“Ahhhh… “ Erangan Susan semakin keras “Ya. Aku pasti akan suka itu…”.
“Apa kamu akan membiarkan jarinya bermain di memekmu, sayang?”.
“Ya” teriak Susan
“Apa kamu akan menghisap kontolnya?”.
“Ya. Pasti” racau susan
“Maukah kamu mencobanya sekarang? Aku akan memasukan terong di memekmu dan kamu bisa menghisap kontolku. Bayangkan saja kalau terong itu adalah batang kontol lelaki lain”.
“Ya, ya, ya” sebuah erangan keras terlepas dari bibirnya “Uhh.. ughh”.
Tak mau membuang kesempatan itu, anton langsung menurunkan kontolnya ke mulut susan. Susan membuka mulutnya lebar-lebar dan langsung menelan selurh batang kontol anton ke dalam mulutnya. 
“Uhh.. Kurasa aku pasti akan langsung keluar” batin anton. Bagaimana tidak ada seorang lelaki lain yang sedang bermain dengan memek istrinya, dan saat itu susan juga menghisap batang kontolnya yang sangat keras sesuai dengan impian dan fantasinya selama ini.
“Sayang aku akan melepaskan ikatanmu sekarang dan menarik tubuhmu ke tepi ranjang, tapi kamu tidak boleh melepaskan penutup matamu dengan alasaan apapun juga” anton memerintah susan untuk mengikuti arahannya.
Dengan cepat anton mulai melepaskan ikatan susan dan menariknya ke tepi ranjang hingga pahanya menjuntai di lantai. Susan tetap memakai penutup matanya seperti seorang istri yang baik. Kemudian Anton merebahkan dirinya di atas ranjang dan mendekatkan kontolnya ke wajah istrinya lagi. Susan menggenggamnya dan membawanya masuk ke dalam mulutnya. Anton melihat ke arah Yudi. Dia sudah melucuti pakaiannya dan berdiri di tepi ranjang.
“Sayang, apa kamu sudah siap dengan terongnya? rasakan ini sebagai kontol lelaki lain” tanya dan perintan anton pada susan.
“Tuhan, ya. Setubuhi aku dengan kontol itu sayang” susan mengerang.
Anton kemudian menatap yudi. Yudi yang merasa diberi kode semakin bergerak mendekat kearah mereka tanpa menyentuh atau naik ke atas ranjang. Dengan perlahan digenggamnya batang kontolnya sendiri dan menggerakkannya kedepan mengarah ke memek Susan. Anton yang melihat batang kontol yudi bergumam kontol lelaki ini cukup besar dan panjang juga pantas saja susan selama ini membangga-banggakan mantan kekasihnya ini.
Anton menjadi campur aduk perasaanya saat itu Antara perasaan cemburu, dan keinginan 3some yang memuncak serta ketakutan susan akan sadar dengan permainan yang dia lakukan. Anton merasa yakin kalau Susan akan segera tahu. Tapi sebelum anton berpikir jauh, Yudi sudah mendorong masuk ke dalam tubuh Susan.
Baru beberapa centi saja Susan sudah mengerang sangat keras. Yudi mengambil hal itu sebagi perintah dan segera melesakkan seluruh batang kontolnya ke dalam memek istrinya Anton. Susan menjadi tak terkendali… tapi kemudian dia menyadari apa yang tengah berlangsung seperti perkiraan anton… Susan berhenti menghisap kontol anton dan mulai bergerak untuk meraih penutup matanya. Anton melihat gelagat tersebut segera menghentikan tangan tangan susan tepat pada waktunya.
“Ugh,.. Ada apa ini?” erang susan pelan.
“Kamu suka?” tanya anton tanpa mempedulikan pertanyaan susan.
Susan diam beberapa saat lalu menjawab “Ya, tapi siapa yang berada di antara pahaku?”
Yudi terus menyetubuhi susan terlihat yudi sudah tidak peduli lagi dengan hal lainnya yang dia lakukan hanya mengenjot kontolnya ke memek susan. Dia tak pernah berhenti…
“Sayang, apa kamu ingin kuhentikan ini semua?” tanya anton.
Lagi-lagi, setelah beberapa detik susan baru menjawab “Tidak. Jangan!”
“Apa kamu ingin dia menyetubuhimu dengan keras?” tanya anton lagi.
“Tuhan, ya. Tentu saja. Dan aku ingin menghisap batang kontolmu juga” jawab susah dengan liarnya.
Mendengar susan berkata seperti itu Yudi seakan disulut. Dia mengayun semakin keras dan keras. Seluruh batang kontolnya tenggelam dalam memek istri anton susan. Paha Susan mengait erat tubuh Yudi lebih merapat. Susan kemudian menggenggam batang kontol anton dan mulai menghisapnya dengan rakus. Susan menjelma menjadi seorang wanita gila yang menjadi liar dan binal layaknya seorang pelacur murahan yang menyukai di setubuhi lelaki asing.
Anton dapat merasakan spermanya akan meledak dengan hebat dirinya merasa tidak dapat lagi menahan lebih lama lagi “Ahhh… Aku hampir keluar” anton berkata kepada Susan.
Susan melenguh dan mulai menghisap lebih cepat lagi. Tak beberapa lama kemudian anton sudah tidak bisa lagi menahan klimaksnya dan disemburkannya sperma miliknya  kedalam mulut Susan dan susan segera menelannya secepat yang dia bisa. Kemudian terlihat kalau Yudi juga sudah hampir keluar. 
Dalam hatinya Anton mulai mengambil keputusan. Apakah dia akan membiarkan orang lain menumpahkan spermanya dalam memek istrinya atau tidak.


Next baru kita lanjutkan ya :) hehehe apakah Yudi akan dibiarkan menumpahkan spermannya ke memeknya susan atau susan akan mengetahui kalau yang menyetubuinya ini bukan Cuma anton suaminya dan buah-buahan kesayangannya namun tidak lain adalah mantan pacarnya.
Read More

Thursday, August 31, 2017

Cerita-Sex-Dewasa : Lobang Anus Istriku di Pakai Lelaki Lain

Cerita Dewasa - Aku telah menikah lebih dari 8 tahun, istriku Erni adalah seorang wanita yang cantik dan menggairahkan. Semua yang dapat kugambarkan tentang sosoknya hanyalah, aku tak mungkin bisa mendapatkan seorang pasangan hidup sebaik dia. Akhir-akhir ini kesibukanku di kantor membuat kehidupan rumah tanggaku sedikit tergoncang, pagi-pagi sekali sudah berangkat dan pulang sudah larut malam. Erni tak

bekerja, dia hanya mengurus rumah, jadi bisa dikatakan dia sendirian saja di rumah tanpa teman, tanpa pembantu selama kutinggal kerja. Tapi terkadang dia pergi keluar dengan teman- temannya, tapi dia selalu menghubungiku lewat telepon sebelum pergi. Hari Rabu, pekerjaanku di kantor selesai lebih awal, dan ingin pulang dan mengajak Erni keluar untuk menebus semua waktuku untuknya. Aku meninggalkan kantor sebelum jam makan siang dan memberitahukan pada sekretarisku bahwa aku tidak akan kembali ke kantor lagi hari ini. Kupacu mobilku secepatnya agar segera sampai di rumah dan mungkin aku akan mendapatkan kenikmatan siang hari sebelum kami pergi keluar. Saat hampir tiba di rumahku, kulihat ada sebuah mobil yang diparkir di depan. Aku pikir itu mungkin milik temannya. Aku lalu keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah. Kubuka pintu depan, sengaja aku tak mengeluarkan suara untuk mengejutkannya. Di ruang tengah tak kujumpai siapa pun, lalu aku melangkah ke dapur, tapi tetap tak ada seorang pun kutemui. Mungkin mereka ada di kamar tidur, perempuan bisanya berada di sana untuk mencoba beberapa pakaian barunya. Semakin mendekat ke pintu kudengar suara, kucoba mencermati pendengaranku dan mencoba untuk mendengarkannya dengan seksama. Ini adalah hari dimana aku berharap seharusnya berada di kantor saja. Begitu kuintip dari pinggir pintu yang sedikit terbuka, kusaksikan istriku berada dalam pelukan lelaki lain.

istriku dalam posisi merangkak dengan batang penis lelaki itu terkubur dalam lubang anusnya.. “Oh *******, lebih keras lagi dong!” perintah istriku. “Kamu menyukainya kan, jalang, kamu suka penisku dalam anusmu, iya kan?” “Oh ya Bud, kamu tahu itu!” Aku berdiri mematung di sana tanpa mampu bereaksi, terlalu shock untuk mengatakan atau melakukan sesuatu dan hanya menyaksikan pemandangan mengejutkan ini. Istriku, yang aku bersedia mati untuknya, sedang melakukan anal seks dengan lelaki ini, sebuah hal yang kuinginkan tetapi tak pernah mau dia lakukan bersamaku. Dan sekarang dia melakukannya dengan lelaki ini! Aku terpaku memandangnya mengayunkan bongkahan pantatnya yang indah, kepalanya menggantung ke bawah dan sekujur tubuhnya bermandikan keringat mengisyaratkan pada lelaki ini agar memberinya lebih lagi. Air mata mengaburkan pandanganku dan kedua kakiku seakan direkat pada lantai membuatku tak bisa beranjak dari sana dan menyaksikan keseluruhan peristiwa ini. Serasa hancur hatiku saat lelaki itu menjambak rambutnya dan menarik kepalanya ke belakang dan memanggil istriku dengan sebutan ‘jalang’, dan memaksakan batang penisnya masuk ke dalam lubang anus istriku yang terlihat mengerut.

Istriku memohon agar lebih dalam lagi dan pinggulnya menghantam berlawanan dengan pinggang lelaki ini. Dengan tangan kanannya, lelaki itu menjangkau ke bawah tubuh istriku dan menggenggam payudaranya yang sekal, menjepit ujung puting susunya yang kecoklatan dengan keras sekali, jeritan yang keluar dari bibir istriku menandakan bahwa dia merasakan kesakitan. Kami tidak pernah bercinta dengan cara begitu, kami selalu melakukannya dengan penuh cinta, aku tak pernah ingin menyakitinya dan aku tak mengerti bagaimana dia bisa menyukai saat diperlakukan kasar seperti ini. “Ya Budi, puaskan aku, beri aku apa yang tak dapat diberikan suamiku, kamu tahu betapa senangnya aku saat kamu melakukannya sayang!” Lelaki ini semakin menarik rambutnya dengan keras dan juga menarik payudaranya ke samping hingga kupikir puting susunya akan terkoyak karenanya, tapi dari bibirnya malah keluar jerit an memohon lagi. Aku harap aku dapat menikmati hal ini dan dapat bergabung dengan mereka, tapi aku tak bisa. Budi, itu nama lelaki ini yang kudengar disebutkan istriku, mengatakan padanya bahwa dia akan meraih orgasmenya, dan dia menarik keluar batang penisnya dari lubang anus istriku. Istriku memutar tubuhnya dengan cepat dan menaruh batang penisnya yang masih berlumuran cairan dari lubang anusnya sendiri itu ke dalam mulutnya, mulut yang sama yang aku suka menciumnya selama 8 tahun terakhir ini, 10 tahun jika kuhitung sejak kami pertama berkencan sewaktu kuliah dulu. Hampir saja aku muntah begitu dia menelan penis kotornya itu ke dalam mulutnya dan menghisap spermanya begitu lelaki ini menyemburkan spermanya dengan hebat hingga tumpah sampai ke dagunya. “Benar begitu penghisap penisku, hisap terus jalang, telan spermaku pelacurku.” Ingin rasanya kubunuh lelaki itu, bagaimana mungkin dia bisa memanggil wanita secantik ini dengan sebutan kotor begitu. Bagaimana bisa istriku membiarkannya memanggilnya dengan sebutan itu. Seperti seorang bodoh saja saat aku melihat dan mendengarkan aksi mereka saat istriku menyelesaikan hisapannya pada batang penis lelaki ini. Dengan kasar dia menarik wajah istriku mendekat padanya untuk mencium bibirnya yang penuh. Memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya saat istriku dengan senang menghisapnya. Tangan lelaki itu berada pada bongkahan pantat istriku.

menekan tubuhnya agar merapat saat mereka berciuman layaknya sepasang remaja yang sedang dimabuk cinta. Akhirnya aku baru bisa bergerak, dan aku berbalik lalu melangkah ke ruang keluarga kami, duduk di atas sofa sambil memegangi kepalaku, kedua sikuku bertumpu pada paha. Air mata meleleh membasahi wajahku mengingat segala peristiwa mengejutkan yang baru saja kusaksikan. Memikirkan tentang bagaimana dan apa yang membuat Erni melakukan perbuatan terkutuk ini padaku. Aku selalu memperlakukannya dengan penuh cinta dan kasih sayang, kami mempunyai kehidupan seks yang indah, setidaknya itu menurutku. Aku selalu melihatnya mendapatkan orgasme setiap kali kami bercinta. Dia tak pernah menuntut padaku bahwa dia menginginkan lagi dan aku pasti akan memenuhinya. Apa yang membuatnya melakukan ini. Aku pikir aku akan melihat mereka keluar dari dalam kamar sebentar lagi, tapi aku salah. Aku tak ingin melihat apa yang mereka lakukan, tapi ada sesuatu dari dalam diriku yang mendorongku untuk kembali ke kamar itu. Saat aku kembali mengintip dari balik pintu, kedua kaki istriku berada di bahu lelaki ini dan dia sekarang sedang menyetubuhi vaginanya.

lubang yang sama dimana kudapatkan kenikmatan selama 10 tahun. Tak dapat kupercaya pendengaranku akan kata-kata hina yang keluar dari mulut manis istriku. “Oh ya, puaskan aku dengan penismu, isi mulutku lagi dengan spermamu. Lebih keras Budi, berikan yang aku mau, lebih keras lagi *******!!” Belum pernah kudengar dia berkata seperti ini sebelumnya. “Ya jalang, milik siapa vagina lezat ini?” “Oh milikmu Budi, semuanya milikmu sayang.” Setiap kata yang terucap seakan sebilah belati yang menghunjam ke hatiku, merobeknya menjadi berkeping- keping seiring pinggul istriku bergoyang mengiringi hentakan lelaki ini dengan gairah yang belum pernah kulihat darinya. Sebuah pemikiran melintas dalam benakku, aku senang, senang karena sampai dengan saat ini kami belum mempunyai seorang anak yang akan menemukan bahwa ibunya adalah seorang pelacur! “Siapa yang dapat memuaskanmu, siapa yang mampu memenuhi keinginanmu?” “Kamu Budi, hanya kamu yang bisa memberiku!” Apa yang harus kulakukan, pergi, tetap di sini, melabrak mereka, atau hanya menghajar lelaki ini? Tak kulakukan apa pun, selain hanya melihat. Mungkin jika aku lebih dari seorang pria, atau setidaknya lebih dari seorang pria yang tega.

aku akan melakukan sesuatu daripada hanya berdiri saja di sini. Seharusnya kulabrak mereka, menghajar mereka berdua, atau apa pun, tapi aku hanya menyaksikan perbuatan mereka dengan hati yang hancur berkeping- keping. Nafsu istriku b egitu besar dan lelaki itu memuaskannya, mereka bersetubuh seperti sepasang binatang di atas ranjang cinta kami. Bed covernya sudah sangat kusut seperti kedua pakaian mereka yang tercampak di lantai dalam pergulatan birahi mereka berdua. Kusaksikan batang penisnya yang keras ditarik hampir keluar seluruhnya dan dilesakkannya kembali dengan hentakan yang mampu membuat pinggul istriku terangkat dengan kedua pahanya yang terpentang lebar untuk menerima seluruh batang keras milik lelaki itu ke dalam vaginanya. “Puaskan aku sayang, berikan penismu padaku. Jangan coba berhenti, jangan pernah berhenti!” Kembali mereka berciuman dengan begitu bernafsu. Pinggul mereka saling menghantam berulang kali. Mereka tak menyadari kehadiranku di belakang mereka yang sebenarnya bahkan hanya dengan menolehkan kepalanya saja mereka akan dapat melihatku yang sedang berdiri mengintip dari balik pintu.

Tapi mereka sedang sibuk dengan kegiatannya yang lebih penting sekarang, pendakian untuk sebuah orgasme lagi. Sudah cukup apa yang kusaksikan, lebih dari apa yang ingin kulihat. Aku bebalik dan keluar dari rumah. Kukendarai mobil di bawah sinar mentari yang cerah sampai mataku terbakar, dari sinar mentari dan dari air mata. Kejadian yang baru saja kusaksikan berputar dalam benakku. Aku berhenti pada sebuah kafe dan memesan segelas minuman yang paling keras. Kutatap jam di dinding hingga jarum jam menunjukkan pukul 7 malam, kembali ke mobilku dan pulang ke rumah kami, jika masih bisa disebut rumah kami sekarang. Baru saja aku masuk ke dalam, aku langsung bertemu dengan Erni, dia hendak mencium bibirku, tapi kulengoskan mukaku. “Ada yang salah, sayang?” tanyanya. “Nggak, hanya capai saja!” Kami melangkah ke meja makan dan saling berbincang sebentar, aku lebih pendiam daripada biasanya, dan dia berlagak seolah tak ada apa pun yang terjadi hari ini. Kuselesaikan makan malamku dan beranjak untuk mandi, berharap aku mampu mencuci ingatan mengerikan tentang istriku yang berselingkuh dengan lelaki lain dari benakku, tapi itu tak terjadi.

Aku naik ke pembaringan, tak dapat tidur dengan nyenyak karena ingatan akan istriku yang bertingkah seperti seorang pelacur yang haus akan batang penis sedang memuaskan lelaki ******* yang bernama Budi. Memberinya apa yang seharusnya hanya untukku. Rasanya jarum jam tak akan pernah beranjak ke pukul 6 pagi agar aku dapat pergi dari sini dan merenung. ***** Hari ini seakan berlalu dengan sangat lambat, akhirnya jam 11 siang tiba. Kukendarai mobilku dan kembali ke rumah. Kembali kulihat mobil Budi terparkir di depan rumah. Kemarahanku sekarang sudah melampaui batasnya. Dengan tergesa aku mesuk ke dalam rumah dan menemukan mereka berdua sedang bergulat di atas ranjang kami lagi. Dengan marah kuteriakkan padanya agar menjauh dari istriku dan mengusirnya keluar dari rumahku. Budi hanya tertawa dan dengan batang penis yang masih berlumuran dengan cairan istriku, dia mengenakan pakaiannya, sedangkan Erni berusaha untuk menjelaskan semuanya. Tak ada satu pun kata- kata yang ingin kudengar dari mulutnya. Setelah Budi pergi, kemudian Erni menemuiku di meja makan.“Erni, kenapa kamu lakukan semua ini? Apa yang terjadi?” “Penyebabnya kamu! Kamu nggak pernah ada, kamu nggak pernah memperhatikanku, mengajakku keluar. Yang kamu lakukan hanya kerja, kerja, kerja! Persetan dengan semua itu. Aku menginginkan lebih dari itu dan Budi memberinya.” “Aku dapat memberimu lebih Erni, Aku akan memaafkanmu jika kamu menghentikan semua kegilaan ini. Aku tidak bisa hidup tanpa kamu!” Dia memandang tajam ke arahku. “Kamu boleh berkata sesukamu, aku tidak peduli. Kenyataannya kamu membuatku muak, kamu bukan seorang lelaki. Seorang lelaki akan membunuh pria yang berselingkuh dengan istrinya, tetapi kamu bahkan tak melakukan apa-apa. Kamu pecundang!” “Tolong jangan lakukan ini Erni, kamu tahu betapa aku mencintaimu.” “Persetan dengan kamu!” dia meneriakiku, lalu menelepon Budi. “Budi, jemput aku, sekarang juga!” dan membanting teleponnya. Dia masuk ke dalam kamar dan tak lama kemudian keluar dengan membawa koper, lalu pergi untuk menunggu jemputan Budi. Lelaki ******* ini datang tak lama berselang.
Read More

Coba Lesbian Dengan Teman



Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu.

Tak lama kemudian pembantunya keluar. “Ada perlu apa, Non?” tanyanya. “Ng.. Gina ada, Mbak?” “Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali. “Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.” “Baiklah, Mbak.” Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina.

Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis. Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.

“Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.” “Lho, kamu lagi ngapain, Gin?” tanyaku. “Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.” “Kenapa?” “Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.” “Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur.

Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar. “Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!” kataku sambil berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja.

Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang. “Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.

Aku hanya tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku. Terasa kenyal dan ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.

Setelah puas merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku menerimanya.

Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku, sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular, bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan. Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja. Regina semakin memelukku dengan erat. “Ouuhh.. Irene.. ouuhh!” Aku dan Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan.

Sejenak ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku. Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami berdua sama-sama mendesah. “Ouuhh.. ouuhh..” aku menjerit kecil tatkala lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri liang vaginaku.

Ia menjilat-jilat bagian dalam “daerah terlarang”ku yang mulai basah itu. Aku menjerit lagi, ketika ujung lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu. Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.

Tak lama kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku. Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku. Kepalanya menghadap ke selangkanganku. Demikian pula kepalaku menghadap ke selangkangannya.

Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku. Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam “gua keramat”ku itu. Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. “Ouuhh.. Gina.. teruskan..!” desisku bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya.

Sementara itu di sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam liang kewanitaan lawan masing-masing. Kami berdua menggerinjal-gerinjal keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.

Beberapa detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.

TAMAT
Read More

Friday, August 25, 2017

Sma Lesbian



Hai, namaku Felicia. Aku adalah murid salah satu SMU Swasta. Aku duduk di kelas satu dengan umur 16 tahun. Aku termasuk pintar di antara teman-temanku. Kata teman-temanku, aku termasuk cantik. Sebenarnya aku juga merasa begitu sih. Habis kalau aku lewat, banyak teman-teman cowok yang memandangiku dengan tatapan yang penuh gairah birahi.

Aku juga mempunyai bentuk tubuh yang ideal. Aku cukup tinggi atau mungkin terlalu tinggi. Tinggiku 173 cm dengan berat badan 45 kg. Rambutku sebenarnya panjang namun baru-baru ini aku memotongnya hingga sebahu. Dengan penampilan baru ini, aku semakin menjadi perhatian teman-temanku.

Dadaku tidak terlalu besar namun padat. Ukuran bra 32B. Kulitku putih mulus tanpa ada cacat. Aku sendiri sebenarnya mengagumi bentuk tubuhku ini. Aku termasuk aktif di sekolah. Itulah pula yang menyebabkanku populer. Pergaulanku pun menjadi luas. Sebenarnya di kelasku ada 5 orang yang juga cantik. Bahkan ada yang lebih menarik dariku.

Ketika itu, aku sedang berjalan-jalan di mall dengan Silvi. Silvi adalah teman sekelasku yang termasuk dalam 5 orang cantik di kelas. Dia cantik dan manis. Silvi sangat berbakat dalam bermain basket. Dia termasuk pemain inti. Apalagi tubuhnya yang tinggi menunjang kegiatan tersebut. Silvi bahkan lebih populer dibandingkan denganku.

Kulitnya tidak terlalu putih namun mulus. Rambutnya lebih pendek dari rambutku. Aku adalah teman baiknya. Kami sering berjalan-jalan bersama, seperti sekarang kami sedang menonton film Love Stink. Kami pun terpingkal-pingkal melihat aksi film itu yang konyol. Sering pula kami tertawa kecil melihat adegan-adegan yang agak porno.

Selesai menonton, kami pun keluar dari bioskop. Jam Hello Kitty-ku sudah menunjukkan angka 8 ketika kami akan pulang dari mall. Aku meminjam HP Siemens Silvi untuk menghubungi rumahku. Aku meminta orang tuaku untuk menjemputku. Namun ternyata mereka tidak dapat menjemputku.

Setelah berunding, akhirnya diambil keputusan, aku menginap di rumah Silvi. Hal itu bukan yang pertama bagiku. Akhirnya aku ikut Silvi ke rumahnya. Rumahnya tidak terlalu besar namun sangat nyaman. Orang tua Silvi sudah kenal baik denganku. Pulang dari mall, kami segera masuk ke kamar Silvi.

Kami ngobrol dengan bebasnya sampai kami diundang oleh orang tua Silvi untuk makan. Seusai makan, kami mandi untuk membersihkan badan. Kami segera mengenakan pakaian tidur. Silvi meminjamkan baju Hello Kitty warna pink dan celana pendek warna merah kepadaku. Silvi sendiri mengenakan baju tidur kesukaannya yang berwarna biru.

Kami membicarakan tentang film tadi. Kuperhatikan tubuhnya yang dibalut baju kesukaannya. Kadang-kadang aku iri dengan dirinya. Dia memang tidak pintar namun dia lebih populer dariku. Setelah lama kuperhatikan ternyata dia tidak mengenakan BH. Kemudian kupandangi bagian depan tubuhnya dan ternyata memang dadanya lancip.

Terlihat samar-samar puting susunya. Aku memang belum pernah melihat tubuh Silvi secara langsung. Silvi tampaknya tidak menyadari sama sekali bahwa aku sedang mengamatinya. Kami terus membicarakannya sampai mengantuk. Dan akhirnya kami tidur. Kami tidur di satu ranjang karena ranjang Silvi termasuk lebar.

Tengah malam kurasakan ada seseorang yang meraba-raba tangan dan pahaku. Aku terbangun dan menemukan Silvi sedang di atas tubuhku. Dia terlihat sekali sedang terangsang. Mungkin film yang tadi siang kami tonton telah membangkitkan imajinasinya. Menerima perlakuannya yang terus-menerus, akhirnya aku pun terangsang. Kubalas perlakuannya dengan mencium mulutnya yang mungil. Kubiarkan lidahku beradu dengan lidahnya di dalam mulut kami.

Tanganku mulai menjelajah ke dalam balik bajunya. Kubuka bajunya dan kutemukan sepasang bukit kembar yang ternyata besar dan kenyal tanpa terbungkus oleh BH. Harus kuakui bahwa ternyata bentuk payudaranya lebih bagus dari milikku. Payudaranya telah menegang. Silvi pun telah melepas bajuku dan kini dia sedang menciumi payudaraku.

Aku mengeluarkan rintihan-rintihan kecil. Silvi sangat ahli dalam melakukannya. Dia mencium perlahan dadaku, lalu memuntir-muntir puting susuku, menggigitnya perlahan. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kudapatkan sebelumnya. Aku memang belum pernah melakukan hubungan seks dengan cowok apalagi dengan cewek. Bermasturbasi saja aku belum pernah. Aku pasrah saja terhadap arus kenikmatan yang diberikan Silvi.

Silvi yang melihat ketidakberdayaanku pun menggencarkan serangannya. Sampai akhirnya Silvi menghentikan ciumannya, dan mulai membuka celana tidurku. Lalu terlihatlah gundukan hitam di dalam celana dalamku. Silvi membelai perlahan celana dalamku itu. Ketika belaiannya mengenai kemaluanku, kurasakan sensasi yang sungguh sangat luar biasa. Apalagi setelah itu Silvi melepaskan celana dalamku dan membelainya tanpa dihalangi apapun.

Tak ada kata yang mampu melukiskan betapa nikmatnya sensasi tersebut. Aku menggelinjang terus kenikmatan. Belaian itu semakin cepat dan cepat. Begitu ahlinya Silvi melakukannya sampai-sampai aku lalu merasakan dorongan dari dalam tubuhku. Aku membusurkan badanku untuk menahan gejolak yang membara dalam diriku. Aku merasa lemas dan baru kusadari bahwa keringat telah membasahi permukaan kulitku.

Silvi membiarkanku merasakan orgasmeku yang pertama ini selama beberapa saat. Lalu Silvi mendudukanku, membuka kedua pahaku dan menahannya dengan tangannya. Silvi menjulurkan lidahnya untuk meraih kemaluanku di depan wajahnya. Aku mengerang kenikmatan. Namun Silvi tak menghiraukannya.

Ia terus menikmati kemaluanku. Lidahnya masuk ke dalam kemaluanku dan mencari-cari daging kecilku. Setelah menemukan G-Spot-ku, ia menjilatnya dan menghisap-hisapnya. Sungguh kacau perasaanku saat itu, tak dapat kukatakan betapa nekatnya perlakuan Silvi itu. Tak lama kemudian, akhirnya aku kembali mengejang dan kemaluanku mengeluarkan cairan kenikmatan untuk yang kedua kalinya.

Kali ini Silvi terus melahap kemaluanku dan menelan semua cairan yang kukeluarkan. Rasanya sungguh aneh namun nikmat. Lalu, tangan Silvi kembali bermain, dimasukkannya sebuah jari ke dalam milikku. Kurasakan sakit yang melanda kemaluanku. Jari itu keluar masuk perlahan, namun temponya bertambah cepat.

Ketika Silvi menambah jumlah jarinya yang masuk, kurasakan kemaluanku berdenyut-denyut menjepit kedua jari Silvi. Aku sunguh-sungguh terbius oleh kenikmatannya kali ini. Nafasku semakin memburu, beradu dengan kecepatan tangannya. Nikmatnya membuatku tak dapat bertahan lama. Akhirnya aku keluar lagi untuk yang ketiga kalinya.

Kali ini, Silvi melahap semua cairanku dan mencium bibirku untuk membagi cairan kenikmatan tersebut. Setelah membantuku mengalami tiga kali orgasme, Silvi memintaku untuk memuaskannya. Kuarahkan ciumanku ke arah dadanya dan kuperlakukan dadanya seperti apa yang ia lakukan padaku.

Lalu sambil menciumi dadanya, kujelajahkan tanganku ke daerah bawah tubuhnya. Lalu tanpa membuka celananya, kutempatkan tanganku di tengah-tengah pahanya. Kurasakan celananya sudah basah oleh cairan. Kugesek-gesekkan tanganku di sana. Lalu kulepaskan celananya dan kuciumi kemaluannya.

Silvi terus mengerang tanpa henti. Dia terus menarik rambutku. Aku berusaha menemukan klistorisnya. Kuhisap-hisap klistorisnya ketika kutemukan daging kecil itu. Kugigit-gigit kecil tonjolan itu. Ketika sedang enak-enaknya menghisap, tiba-tiba badan Silvi mengejang. Wajahku yang berada di antara pahanya pun tersembur cairan itu.

Kulahap semua cairan itu dan kumasukkan ke mulut Silvi melalui French Kiss. Kubuka kedua bibir kemaluan Silvi yang basah itu lalu dimasukkan jari tengahku ke dalamnya. Kumasukkan perlahan karena takut Silvi kesakitan. Benar saja, Silvi sudah kesakitan. Jariku serasa dijepit oleh kemaluannya.

Aku dapat merasakan denyut kemaluannya. Kugerakan keluar masuk dengan perlahan dahulu, namun ketika Silvi sudah tidak merasa kesakitan, kupercepat tempo permainan. Lalu Silvi menyuruhku ikut memasukkan jari telunjukku. Walaupun sudah dua jariku berada di dalam kemaluannya, Silvi tak kunjung mendapatkan klimaksnya. Padahal aku sudah melakukannya dengan kecepatan yang tinggi.

Silvi kulihat sudah sangat tersiksa dengan keadaannya. Wajah Silvi saat itu tak mungkin kulupakan. Wajahnya sungguh sangat berbeda dengan wajahnya yang biasa. Wajahnya sungguh merangsang. (Mungkin bila ada cowok yang melihatnya mungkin penisnya sudah tegang maksimal). Setelah sekian lama, akhirnya Silvi mencapai klimaksnya juga.

Cairan yang keluar dari kemaluannya sangat banyak. Kali ini aku melahapnya semua. Kami duduk saling menatap. Kulihat tubuh Silvi berkeringat di bagian dadanya. Rupanya dia sangat capai. Semakin kuamati tubuhnya, semakin ada perasaan aneh menjalar di hatiku. Aku masih belum sadar apa yang terjadi padaku saat itu.

Sekian lama hening, Silvi mengambilkan handuk untukku. Aku sungguh senang dengan sikapnya itu apalagi Silvi sendiri yang mengusap keringat di tubuhku. Aku merasa aman, dilindungi. Setelah itu, Silvi membelai rambutku dan aku pun bersandar pada dadanya. Tak terasa, kami pun tertidur sampai pagi.

Pagi harinya, ketika aku bangun, kulihat Silvi masih tertidur lelap di sampingku. Wajahnya menunjukkan perasaan puas dan senang. Aku berusaha keluar dari tempat tidur perlahan karena tak ingin membangunkan Silvi. Aku pakaikan selimut ke tubuhnya yang polos itu. Lalu aku segera mengenakan pakaianku dan keluar untuk menemui kedua orang tuanya. Ternyata kedua orang tuanya pergi menginap ke Bandungan kemarin malam. Aku merasa lega, karena aku sempat takut perbuatanku tadi malam diketahui oleh orang tua Silvi.

Tadi malam jeritanku dan Silvi cukup keras untuk didengar orang rumah. Aku segera masuk kembali ke kamar, namun aku tidak menemukan Silvi di ranjang. Pakaian Silvi yang terjatuh di lantai pun sudah tidak berada di tempatnya. Lalu aku mencarinya ke halaman belakang rumah yang terdapat ring basket. Di sanalah Silvi berada. Rupanya Silvi sedang berolahraga.

Silvi memanggilku untuk berolahraga bersamanya, namun aku menolaknya. Aku hanya memandangi Silvi dan tubuhnya dari pinggir lapangan. Tak lama kemudian, kami pun masuk kembali ke dalam rumah. Aku ingin mandi terlebih dahulu sebelum makan, maka kukatakan pada Silvi agar dia makan dahulu dan Silvi pun mengiyakan.

Aku segera masuk ke dalam kamar mandi mewah di kamar Silvi. Kamar mandi itu sungguh mewah. Dindingnya berwarna krem, bath up-nya luas, cukup untuk menampung 3 orang. Aku ingin sekali memiliki ruang mandi seperti itu. Aku segera melepas seluruh pakaianku dan bersiap untuk mandi. Kunyalakan air panas di bath up. Aku ingin sekali berendam di air panas.

Sambil menunggu air panas, aku berdiri memandangi cermin di depanku. Tanpa sadar, kupegang bagian tubuh yang kubanggakan ini. Kucoba membandingkannya dengan milik Silvi. Aku menjadi teringat akan kejadian tadi malam. Tubuh mulus Silvi, sentuhan tangan Silvi, permainan lidah Silvi.

Mengingat semua hal itu, membuat tubuhku merasa panas. Kucoba mengalihkan perhatianku dengan merendam tubuhku di bath up yang sudah terisi separuhnya. Kumatikan aliran air, sehingga kini tidak ada bunyi apapun di kamar mandi tersebut, kecuali bunyi air yang kutepuk-tepuk. Aku segera melupakan masalah tadi.

Tiba-tiba kudengar bunyi derit pintu dibuka. Ternyata aku lupa mengunci pintu kamar mandi. Aku segera tahu siapa yang membuka pintu, karena ada suara lembut yang terucap dari si pembuka pintu. Silvi rupanya menanyakan apakah ia boleh mandi bersamaku. Entah sadar atau tidak, aku menganggukan kepalaku.

Silvi mulai melepas pakaiannya. Mulai dari bajunya. Gaya Silvi ketika melepas bajunya rupanya mampu menimbulkan gejolak di hatiku. Tubuh bagian atas Silvi kini sudah tidak berbalut apapun. Lalu tangannya mulai merambah perutnya terus ke bawah. Diturunkannya perlahan celananya dan tampaklah kini gundukan hitam di tengah-tengah selakangannya.

Kini Silvi berjalan ke arahku dan mulai memasuki bath up bersamaku. Dia mengambil tempat tepat di depanku. Silvi menyelonjorkan kakinya dan mulai menikmati nikmatnya air panas. Silvi sekali-kali menatap tubuhku dengan pandangan yang berbeda dari tatapannya yang biasa. Tak jarang kami bertemu pandang, namun Silvi cuek-cuek saja.

Aku sebenarnya senang-senang saja dipandangi oleh Silvi karena aku juga senang bisa melihat tubuhnya. Timbul pikiran di otakku, untuk merangsang Silvi. Aku sangat ingin menikmati kenikmatan seperti yang dia berikan tadi malam. Aku mulai mencoba gerakan-gerakan yang dapat merangsangnya.

Kupegang-pegang dadaku dan mendesah halus. Lalu kulebarkan kedua kakiku. Silvi menangkap isyaratku. Dia mendekatiku dan mencium bibirku. Lumatan bibirnya yang hebat sungguh membuatku tak ingin kalah. Kucoba mengimbangi ciuman Silvi. Lidah kami saling beradu di dalam mulutku.

Tak hanya itu, tangannya sudah mulai merambah ke dadaku. Aku juga memainkan kedua bukit kembarnya. Lalu aku menurunkan ciumanku ke lehernya. Silvi mendesah-desah kecil. Ketika ciumanku sampai di dadanya, kurasakan nafas Silvi sudah tidak beraturan. Kujilati seluruh bagian payudaranya, kupermainkan putingnya dengan lidahku.

Payudara Silvi sudah mulai mengeras, bentuknya pun menjadi lebih indah dan kini payudaranya sudah mengacung tegak. Aku lebih bernafsu untuk merasakannya. Kuturunkan lagi ciumanku ke bagian kemaluannya. Kujilati bibir kemaluan Silvi, lalu kumasukkan lidahku ke bagian dalamnya.

Kucari-cari klistorisnya di setiap dinding kemaluan yang terkena lidahku. Sampai akhirnya aku menemukan apa yang kucari. Kuhisap-hisap daging kecil itu dan kugigit-gigit kecil. Nafas Silvi kian memburu. Sampai suatu saat, pahanya menjepit kepalaku dan badannya mengejang. Desahan Silvi mencapai puncaknya.

Cairan hangat tersembur dari dalam kemaluannya. Kutelan semua cairan tersebut. Silvi mengajakku untuk bermain di lantai. (Lantai kamar mandi Silvi tidak terlalu keras) Silvi terlentang di lantai dan aku di atasnya. Kini aku menciumi kemaluan Silvi, dan Silvi juga melakukan hal yang sama denganku. Silvi sangat ahli melakukannya.

Kombinasi jilatan, hisapan, gigitan Silvi mampu membuatku keluar terlebih dahulu. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Cairan hangat meleleh dari kemaluanku. Silvi menghisapnya lalu memberikan kepadaku dengan ciuman. Kami pun kembali pada posisi semula. Kali ini kami saling memasukkan dua buah jari.

Kami mendesah panjang ketika lubang kemaluan kami diisi dengan jari-jari. Tempo permainan berjalan semakin cepat dan cepat. Kembali, aku keluar terlebih dahulu. Aku memang sangat mudah terangsang. Setelah aku keluar, Silvi pun menyusul. Aku sungguh merasakan lelah. Aku menghentikan tusukanku pada Silvi. Namun Silvi masih terus memainkan jarinya.

Kali ini Silvi menusukkan jarinya ke lubang anusku. Aku merasakan sakit yang luar biasa, ketika jari tengah Silvi menembus perlahan. Silvi pun menggerakkannya perlahan-lahan saja. Anehnya walaupun sakit, aku justru mendapatkan rasa nikmat. Aku tak ingin Silvi menghentikan perlakuannya itu.

Cukup lama waktu yang diperlukan Silvi untuk membuatku mendapatkan orgasme. Namun akhirnya aku mencapainya juga. Kami beristirahat sebentar. Kemudian, Silvi mengaitkan kakinya dengan kakiku sehingga kemaluan kami saling menyentuh. Lalu Silvi menggesek-gesekkannya. Cara Silvi ini berhasil membangkitkan gairahku sekali lagi. Aku pun ikut menggesek-gesekkannya.

Desahan ikut mengiringi kecepatan kami. Bunyi permainan kami mampu disamarkan bunyi kran air yang tadi sempat dinyalakan Silvi. Tak lama, kami keluar bersama. Ini sungguh nikmat. Perasaanku menjadi sangat nyaman, damai dan puas. Setelah itu, Silvi membawaku ke bath up dan memandikanku. Aku semakin sayang kepada Silvi.

Silvi mengajariku segalanya mengenai seks. Silvi juga menceritakan bahwa sebelum berhubungan denganku, dia juga pernah melakukannya dengan 2 cewek untuk beberapa kali. Pengalaman itulah yang membuat Silvi mengerti tehnik dan cara untuk memuaskanku. Sejak saat itu, kami lebih sering terlihat bersama. Di sekolah, di mall, dll. Bisa dikatakan kami berpacaran.

Kami sering mengulangi perbuatan itu di rumahku, di rumahnya, maupun di sekolah. Aku sangat menyukai tubuh Silvi dalam seragam sekolah. Apalagi seragam sekolahku tipis. Biasanya kalau di kelas (kami duduk semeja), Silvi memegang tanganku, meraba pahaku dan perbuatan lain yang mampu merangsangku. Aku pun biasanya menanggapinya. Bagiku Silvi adalah kekasih yang mampu memberikan rasa aman pada diriku.

TAMAT
Read More